🍁

32 10 46
                                    

"Kai... Boleh ayah masuk" dengan cekatan aku menyembunyikan benda itu dibalik kasur yang aku duduki.

"Masuk aja yahh...Kai udah siap" ucapku dengan tangan yang sibuk merapikan seragam.

Aku kenal derap langkah kaki itu,langkah yang selalu melindungi ku dan menjaga ku selama ini.

"Sayang...udah siang ni,ayah udah mau berangkat kamu udah siap" sambil membelai lembut pucuk kepalaku ayah sigap memperhatikan penampilan ku sebelum berangkat sekolah.

"Kai siap yah, hari ini Ayah ngga ke kota kan?"

" Ayah berangkat tapi ngga akan lama, ayah cuman mau beli barang yang kurang aja" Ayah berusaha menenangkan ku,dia tahu betul bahwa aku sangat tidak bisa jauh darinya.

Aku hanya menganggukkan kepala dan berusaha menyembunyikan kegelisahan ku.

****

"Kai..nanti kamu tunggu di kelas aja kalau ayah lambat yah,jangan keluar dari kelas tanpa teman atau siapapun. Jangan lupa buat lapor apapun dengan ayah"

Aku hanya menganggukkan kepala dan mendorong kursi roda ku menuju ruang kelas, meski sudah 3 tahun berada di satu ruangan yang sama dengan mereka yang ada disana namun aku merasa sangat asing dengan ini semua.

"Kai...kamu ngga capek duduk disitu,ayo sini duduk di kursi bareng" aku tahu itu hanyalah guyonan atau lebih tepatnya penghinaan, seperti kata Ayah semua orang memiliki hak nya dalam berbicara.

"Kasihan yah si bisu, kemana-mana duduk mulu ngga takut keram tu bokong" heh..aku sangat membenci suara pria ini,aku tahu dia ini sangat licik dan kejam.

Tanpa mempedulikan ucapan sambutan dari teman sekelas ku, aku kembali berjalan menuju meja ku di urutan ketiga pojok kiri. Aku sangat suka berada di pojok sini,karna dari atas sini aku bisa melihat indahnya ciptaan Tuhan yang terbentang melalui alam ini.

"Selamat pagi semuanya, silahkan letakkan tugas kalian dimeja saya" dia adalah guru muda yang baru disekolah ini, Namanya Kak Lintang dia meminta kepada semua murid untuk memangilnya 'Kak' karna usianyapun tidak terpaut jauh dengan siswa disini.

Aku melihat satu persatu teman sekelas ku mengantar tugasnya kedepan, setelah kurasa tidak ada lagi yang maju dengan perlahan aku mendorong kursi rodaku menuju meja guru.

"Kai...Terima kasih karna sudah menyelesaikan tugas saya,lain kali biar saya yang mengambilnya dari meja kamu" dengan senyum khasnya dia mengambil buku yang aku letakkan dipangkuan ku dan mengelus puncak kepalaku.

Aku hanya membalas dengan senyuman dan mencoba untuk memutar kembali kursi rodaku dan kembali ke posisi ku semula, namun aku merasakan ada seseorang yang mendorong kursi ku ini. aku tahu ini adalah perbuatannya,perbuatan siguru muda yang sayangnya sangatlah tampan.

Dengan rasa takut aku mencoba untuk menetralkan detak jantungku yang terasa seperti sedang melompat dari tebing yang tinggi.

" Itu karna Kak Lintang kasihan dengan kondisi Lo, bukan karna dia suka. Jadi gausah geer, dia cuman ga tega ngeliat kondisi cacat Lo yang meresahkan semua orang" Dia Caca si cantik yang dikelilingi banyak  pemuda yang tergila-gila dengan wajahnya,namun entah apa yang membuatnya sangat membenci kehadiran ku dikelas ini.

Ayah dalam HayatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang