"Na, kok bengong? Udah selesai belum?"
Rosie merangkul bahu Eunha yang masih terdiam menatap kosong isi lokernya.
"Eh? Udah gak ada lunch box lagi?" tanya Rosie, sadar isi loker Eunha udah gak ada dengan kotak bekal dan jajanan lainnya. Seperti yang lalu.
Eunha menoleh, mengubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum. Kemudian terkekeh.
"Udah gak. Kokinya capek masak, gue suruh berhenti."
"What? Lo tau siapa yang ngirim? Siapa?" Rosie jadi mendelik.
"Jungkook."
"HAH? SI KAPTEN? SERIUS?"
Rosie total kaget, sampai teriak di telinga kanan Eunha.
"Ck, tuh kan gak percaya!" seru Eunha berdecak sebal. Memang harusnya tadi dia nggak langsung memberitahu Rosie siapa stranger itu.
"Hell, kok bisa dia!? Tau dari mana?"
"Kemarin persis, pas lo gak mau nemenin gue ke loker. Ada Jungkook, terus keciduk sama gue lagi naruh kue. Makanya gue gak balik-balik kan itu? Gue ngobrol sama dia."
"Kalian ngobrolin apa eh? Jangan bilang ... dia nembak lo!?"
Eunha menggigit bibir agak ragu. Lalu mengangguk sekali.
"Oh my god! Gak bisa dipercaya ini! Jeon Jungkook? Temennya Jeffrey itu kan? Kok ... wah, gue bener-bener gak percaya ini ... "
Rosie masih shock. Mengerjap-erjap tak percaya. Tatap Eunha yang udah kelewat pasrah, bingung bikin Rosie bisa percaya.
Tapi mau gimana lagi? Bahkan sampai sekarang, Eunha juga masih nggak percaya.
"And ... your answer is?"
Eunha menggeleng pelan, "I'm not sure, Rosie. Gue cuma bilang, tolong berhenti kirim gue kotak bekal lagi."
. . .
"Gak masak lagi lo, Jek?""Udah ditolak, bor."
"Terus lo nyerah? Cupu."
"Bukan cupu. Ini namanya pengorbanan cinta." Jawab Jungkook berusaha membela diri. Dia nggak mungkin terlihat sepengecut itu.
Tapi di hadapannya kini, Kim Mingyu sama sekali nggak kelihatan percaya.
"He lo bilang Eunha gak jawab apa-apa."
"Tapi dia nyuruh gue berhenti ngirim bekal. Ya berarti dia nolak. Sampe sini paham?"
"Salah lo, Jek."
Si jangkung itu menggerakkan telunjuk sambil geleng-geleng kepala. Kemudian berdecak lama.
"Itu tuh berarti dia lagi mikir. Masih ragu, makanya dia minta lo buat berhenti kasih bekal biar dia ada waktu buat mikir. Sampe sini paham?" Mingyu sengaja melempar pertanyaan, menyindir.
Jungkook melempar sampah permen kacang ke arah Mingyu. "Halah, gak usah bikin gue seneng ya."
"Gue beneran, tonggos." Mingyu ganti melempar sampah ke Jungkook, "sekarang mikir deh. Lo gak pernah deket sama dia tapi tiba-tiba lo baik banget kasih bekal. Gimana Eunha gak kaget? Apalagi, kayaknya dia gak suka sama lo."
Cowok Jeon itu menatap datar. Kemudian mengumpat pelan.
"Makasih, Gyu. Habis lo terbangin, sekarang gue jatuh ke tanah."
"Gak usah repot-repot, brader. Hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
lunch box. ✔
Fanficthere's a lunch box in her locker from a stranger. ft. jeb & jjk © cheerajung, 2020