Kedua belas murid tingkat 1 itu kini berada di kantin. Suasana kantin benar-benar sepi hanya ada mereka berdua belas dan satu pemilik kantin.
"Nih kantin kok sepi ya? Kakak kelas gak ada yang mampir gitu?" tanya Jeongwoo heran.
Tentu saja mereka bingung, sedari tadi sekolah ini benar-benar sepi. Bahkan tidak ada murid tingkat lain selain mereka membuat mereka heran.
Haruto mengangguk setuju. "Tau nih, padahal makanannya enak-enak njir."
"Mbak! Ini sekolah kok sepi banget ya?" tanya Jeongwoo pada pemilik kantin.
"Nanti kelas lain kemari kok," jawab pemilik kantin sambil terus menyapu.
"Gue denger murid tingkat 2 sama 3 yang keterima cuman dikit," celetuk Jaehyuk.
"Emang berapa?" tanya Jihoon.
Jaehyuk mengindikkan bahunya tak tahu. "Sekolah nutupin jumlah murid yang keterima, yang boleh tahu cuma seangkatan mereka aja."
"Kayaknya angkatan kita yang paling banyak keterimanya ya?" tebak Junghwan.
"Kayaknya sih gitu."
"Padahal menurut gue ini kita dikit banget woi," sahut Junkyu sambil mengunyah keripiknya.
"Sekolah ini emang misterius gitu gak sih?" tanya Hyunsuk.
Jihoon berseru setuju, "Nah! Kayaknya rahasianya banyak banget deh."
"Eh, itu kayaknya murid sini deh!" Dengan heboh Jeongwoo menunjuk beberapa pria yang memakai seragam yang sama dengan mereka berjalan menuju kantin.
"Murid tingkat 2 tuh keknya," ujar Yedam yang memperhatikan tanda tingkat di lengan kiri kelima pria itu.
Kelima pria tingkat 2 itu berjalan santai menuju kantin, saat sampai di kantin mereka terkejut melihat dua belas orang yang asing bagi mereka.
"Halo bang!" sapa Doyoung sok kenal.
Kelima pria itu saling menatap lalu kembali mengalihkan pandangan mereka ke kedua belas orang itu.
"Kalian tingkat 1?" tanya salah satu dari senior tingkat 2 itu.
"Iya bang, salken ya."
Kelimanya mengangguk lalu sesaat kembali saling pandang.
"Kalian udah tau aturannya kan?"
Kedua belas remaja tingkat 1 itu mengernyit bingung.
"Aturan sekolah maksudnya?" tanya Yoshi.
Si berwajah bule menggeleng. "Bukan itu, tapi peraturan tidak tertulis sekolah ini."
"Kalian harus patuhi peraturan itu agar tetap bisa bebas disini."
****
Hyunsuk kembali teringat tentang aturan-aturan dan beberapa larangan sekolah yang diberitahu kelima kakak kelasnya tadi.
Namun yang paling mengganggu pikirannya adalah perkataan kakak kelasnya yang bernama Taehyun.
"Inget yang kami katain tadi, tetap hati-hati dan jangan sampai terkecoh. Kalian bakalan tahu sendiri apa maksud kami."
Saat memikirkan itu tiba-tiba Jaehyuk menepuk bahu Hyunsuk membuat pria itu tersentak kaget. Saat ini mereka berada di perpustakaan untuk merangkum sejarah.
"Jangan ngelamun, inget kan yang tadi dibilang Bang Soobin?"
"Jangan melamun atau bengong terlebih di tempat sepi."
Hyunsuk ingat itu. Bisa-bisanya ia ceroboh seperti tadi.
Junkyu memperhatikan Hyunsuk yang terlihat seperti memikirkan sesuatu sedaritadi. "Gak usah terlalu dipikirin apa yang dikatain kakak kelas tadi, bawa santai aja."
Hyunsuk terbelalak lalu mengelak. "Nggak kok, gue gak mikirin itu. Gue bengong aja tadi," bohong Hyunsuk.
Junkyu memajukan bibirnya mencibir. "Iyadeh percayaa."
"Lagipula ya mikirin banyak hal yang gak penting itu bisa bikin sakit kepala jadi bawa santai aja."
"Bener! Yang penting kita patuhi aturan beres deh," ujar Jaehyuk.
"Kalian lagi bahas apa sih?" celetuk Haruto yang baru datang bersama Jeongwoo dan Asahi.
"Kepo!" jawab Junkyu membuat Haruto dan Jeongwoo kesal.
"Pada bahas kakak kelas yang tadi ya?" tebak Jeongwoo.
"Sok tau!"
Jeongwoo mendelik ke Junkyu. "Lo ada masalah apasih? Sewot banget perasaan."
"Gabut aja," jawab Junkyu dengan wajah tak bersalah membuat Jeongwoo kesal setengah mati.
***
Junghwan berdecak lalu mengedarkan pandangannya. Bisa-bisanya dia salah tulis sedangkan ia tak membawa tip-x.
"Yang lain pada kemana sih?" heran Junghwan. Masalahnya sejauh mata memandang tak ada teman sekelasnya yang ia dapati disana.
Meski begitu ia masih dapat mendengar suara beberapa orang berbicara di balik rak buku di depannya.
"Kalau gue teriak dimarahin gak ya?" monolognya bimbang.
Disaat ia ingin berteriak memanggil teman-temannya seseorang datang membuatnya mengurungkan niatnya.
Keduanya saling tatap lalu orang tadi melemparkan sebuah tip-x yang langsung ditangkap Junghwan.
Junghwan memandangi tip-x di tangannya. "Wih, makasih bang-" ucapan Junghwan terhenti.
Matanya melihat kesana-kemari namun tak menemukan lelaki tadi. "Tuh orang kemana ya?"
Junghwan yang teringat dengan tugasnya langsung kembali berkutat dengan bukunya, soal lelaki tadi biar nanti ia bicarakan dengan teman-temannya.
Sepasang mata menatap Junghwan membuat lelaki itu mengusap tengkuknya merinding.
Saat Junghwan menoleh dalam sekejap sepasang mata yang memandanginya itu menghilang.
Ah, sepertinya ia benar-benar harus pergi darisana secepatnya.
Tbc
Maaf baru update yaa...
Jangan lupa vote & komen atau share ke teman-teman kalian yaa-!!See you next chapter💙
KAMU SEDANG MEMBACA
The Killer | Treasure
Fanfiction[BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❝sᴇʜᴀʀᴜsɴʏᴀ ᴋɪᴛᴀ ɢᴀᴋ ᴍᴀsᴜᴋ sᴇᴋᴏʟᴀʜ ɪɴɪ!❞ -ᴛʀᴇᴀsᴜʀᴇ ғᴛ ʜᴀ ʏᴏᴏɴʙɪɴ- sɪɴᴄᴇ:19-12-2020