TK|Part 2

337 63 5
                                    

"Ah sial, gimana bisa gue lupa bawa Vitamin." Jihoon mengacak-acak isi kopernya mencari benda kecil itu.

Park Jihoon, itu namanya. Lelaki berotot itu selalu membawa Vitamin kemana-mana. Namun kali ini ia lupa membawa Vitamin itu.

"Heh jepun! Lo bawa Vitamin gak?" tanya Jihoon pada teman sekamarnya.

Mashiho yang tadinya asik membaca buku menoleh lalu menggeleng sebagai jawaban.

Jihoon berdecak lalu melirik ke arah teman sekamarnya yang lain yang sedang tidur di kasur.

"Woi kebo! Bangun!" teriak Jihoon membuat lelaki yang sedang di alam mimpi itu terlonjak kaget.

"Apasih anjir! Gak tau orang lagi tidur apa?" sewot Junkyu.

Kim Junkyu. Lelaki yang hobi tidur dimanapun dan kapanpun.

"Dih nyolot," cibir Jihoon.

"Lo yang duluan ye oncom!" balas Junkyu kesal.

"Ada Vitamin gak?" tanya Jihoon mengabaikan Junkyu yang terlihat kesal.

"Gak ada! Sekalipun gue punya gak bakal gue bagi ke lo."

"Pelit lo anj!"

Jihoon beranjak dari tempatnya lalu membuka pintu.

"Pintunya ditutup woi!" teriak Junkyu dari dalam membuat Jihoon mendengus lalu menutup pintunya dengan keras.

Kedua manusia di dalam sana langsung terlonjak kaget.

"Sialan tuh bocah," ujar Junkyu lalu kembali merebahkan dirinya di kasur.

Sedangkan Mashiho menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya. Gini amat teman sekamarnya.

Jihoon yang kebetulan berada di kamar nomor '4' langsung berjalan ke kamar nomor '5' lalu mengetuk pintunya.

Tok Tok Tok

Jihoon mendekatkan telinganya ke pintu namun ia tak mendengar suara apapun di dalam sana.

"Udah tidur kali ya?" pikirnya.

Karena merasa tidak enak Jihoon memilih pergi. Hari sudah malam, Jihoon melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 11.

"Pasti udah pada tidur nih."

Namun samar-samar Jihoon dapat mendengar suara berisik dari kamar nomor '2'.

Dengan langkah santai lelaki itu menuju kamar 2 lalu mengetuk pintunya.

Tok Tok Tok

Kamar yang tadinya berisik itu tiba-tiba hening membuat Jihoon mengernyit. Lama menunggu diluar namun tidak ada yang membuka pintu.

"Mereka pura-pura tidur apa gimana nih?" Jihoon mendekatkan telinganya ke pintu.

Masih ada suara yang ngobrol kok, tapi kok bisik-bisik?

"Kata Junghwan jangan dibuka."

Jihoon mengernyit. Junghwan siapa? Kenapa gak boleh dibuka?

"Parah nih tetangga, sombong amat!"

Dengan kesal Jihoon pergi darisana lalu ke kamar lain, ia akan mencari tahu siapa penghuni kamar 2 itu.

Wushh

Jihoon berhenti melangkah tepat di depan kamar 3. Lelaki itu menoleh memperhatikan kamar yang katanya tidak memiliki penghuni itu. Ia sedikit heran mengapa dari semua kamar, kamar 1 dan 3 tidak dihuni sama sekali?

Entah mengapa hawanya semakin dingin membuat Jihoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lelaki itu bergidik lalu berjalan cepat pergi darisana.

Ciiittt

Decitan pintu yang memekakkan telinga terdengar dari kamar 3. Pintu yang selalu terkunci itu tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.

****

Ceklek

Junghwan masuk ke dalam kelas dengan langkah santai. Lelaki itu memperhatikan kelas yang masih sepi.

"Halo semuanya gue Junghwan, gue dari iksan, gue-"

Krik Krik

"-dahlah." Junghwan berjalan menuju bangku paling belakang.

Tak ada satupun manusia di kelas ini selain dirinya. Lelaki itu berdecak lalu mencoba menelfon Jeongwoo namun tidak aktif.

"Tuh anak pasti masih molor," gerutu Junghwan.

Ceklek

Pintu kembali terbuka, Mashiho masuk dengan sopan.

"Halo!" sapa Junghwan yang dibalas senyuman ramah oleh Mashiho.

Lelaki imut itu duduk di bangku tengah, menunggu murid yang lain datang.

Selang beberapa menit anak-anak lainnya mulai berdatangan seperti Asahi, Haruto, dan Yoshi.

Junghwan heran, ini dia gak salah kelas kan? Yang dateng kok anak jepang semua?

Pintu kembali terbuka, Junghwan bernafas lega melihat siapa yang datang. Akhirnya ada orang yang ia kenal di sini.

Kim Doyoung, teman sekamar Junghwan.

Doyoung menyimpan ranselnya di bangku paling depan lalu berbalik ke belakang. Lelaki itu tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Halo semua, salam kenal gue Doyoung!"

Haruto menatap Doyoung dari atas sampai bawah, meneliti lelaki itu.

"Masih gantengan gue," celetuknya membuat yang lain bersorak.

Tak lama yang lain kembali berdatangan. Kini kelas terisi penuh dengan total 12 orang laki-laki.

"Bentar-bentar, ini kok gak ada murid ceweknya ya?" tanya siswa ber-nametag Yoon Jaehyuk.

Semuanya saling menatap. Benar juga, kok gak ada murid perempuan?

"Yang cewek kalah saing sama kepinteran kita kali jadi gak ada yang kepilih," celetuk Jeongwoo.

"Tapi pas gue lewat koridor kakak kelas gak ada murid cewek juga disana. Cuman ada cowok-cowok," sahut Junkyu.

"Lo ngapain di koridor kakel? Ke kelas inikan gak perlu lewatin koridor mereka." Haruto memicing curiga.

"Tapi gue denger-denger emang lima tahun belakangan ini nih sekolah gak pernah terima murid cewek lagi," ujar lelaki bernama Yedam. Bang Yedam.

"Udah gak usah dipikirin, gak lama lagi guru masuk tuh." Ucapan lelaki blonde bernama Choi Hyunsuk itu membuat mereka terdiam.

Ternyata benar tak lama seorang guru pria datang ke kelas mereka.

"Halo anak-anak perkenalkan saya wali kelas kalian. Panggil saya Pak Taeyang."

Tbc

Gimana sama part ini?

Jangan lupa Vote & Komen ya supaya aku rajin update💙

Follow akun aku juga ya supaya gak ketinggalan kabar tentang cerita ini.

See you next chapter-!

The Killer | Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang