Tujuh hari dalam seminggu. Dimana lima darinya harus kerja atau kuliah dan sisa dua hari lagi buat libur. Itupun tergantung instansi terkait, ataupun orang orang yang berada di dalamnya.
Semisal buat sekolah seperti jenjang SD, SMP dan SMA. Beberapa dari sekolah negri masih menggunakan sistem sekolah sampai hari sabtu dan beberapa lagi hanya sampai jumat. Begitupun kampus beberapa menghentikan segala kegiatan akademik di hari jumat dan menutup semua akses kantor di hari sabtu. Tetapi ada juga kampus yang dengan percaya diri dan bangga menyediakan kelas akhir pekan.
Namun, dibalik semua indah dan kontroversinya dua hari dalam seminggu tersebut masih ada satu hari yang paling tidak disukai. Hari senin layaknya sebuah penanda atau pengingat akan keberlangsungan hidup. Sebagai ajang kompetisi menampilkan hasil istirahat selama dua hari. Maupun malapetaka yang merebut indah dan damainya berleha leha di hari sebelumnya.
Tak terhitung banyaknya manusia yang tanpa berdosa menyalahkan senin atas berakhirnya masa istirahatnya. Entah apa salah senin sehingga setiap minggunya selalu mendapat ujaran kebencian.
Dan Reyta termasuk dalam jajaran orang yang tidak menyukai senin. Tapi masih dalam batas wajar. Ssperti Reyta paham senin adalah minggu selanjutnya dalam hidup nya. Bebrapa hal akan di mulai di hari senin. Memang ada masanya kita ga siap sama senin. Buat Reyta ketidak sukaan nya pada senin itu seperti harus masuk kelas pagi, atau mengumpulkan tugas yang lupa dikerjain saking asiknya rebahan di hari minggu, atau harus ketemu lingkungan kampus lagi. Buku, Kak nai yang punya kantin, dosen, lorong yang cuma satu satunya, lapangan basket sampai temen sekelas yang rata rata isinya itu terus selama 3 tahun ini.
Ya intinya senin cukup menyebalkan buat Reyta.
Tapi manusia ga satu kepala, manusia juga ga selalu sepemikiran. Ada kalanya mereka punya asumsi sendiri atau mungkin sugesti Yang cuma dia sendiri yang tau.
Seperti Reyta dan Hari rabu.
Segimanapun orang - orang ngeluhin hari senin, gimanapun Arini Yang ngeluhin malam minggu yang cuma sama Reyta lagi dan lagi, gimanapun Yelena Yang ngeluhin kelas tambahan di hari sabtu. Reyta juga teramat sangat membenci hari rabu.
Kenapa hari rabu?
Di awali dari sekolah dasar. Banyak hal hal kecil yang terjadi pada Reyta yang umunya merupakan hal hal tidak bagus. Seperti Di hari rabu pagi Reytw pernah di serempet motor, di hari rabu juga pernah di tuduh jadi maling, di hari rabu juga ada kelas dan les matematika secara berurutan. Di Lanjutkan dengan sekolah menengah , hari rabu pulangnya paling lama, hari rabu ada ekskul yanga banyak sekali dan rata rata bisa sampai malam, hari rabu juga tangan Reyta pernah keseleo pas ekskul, hari rabu juga pernah nabrak pakai motor dan di hari rabu juga rumah biasanya akan lebih sepi karna orang tua yang biasanya lembur dan keluar kota.
Dan ini masih berlanjut sampai sekarang.
Reyta terlihat duduk manis di depan kelas, menggaruk jari Yang enggak gatal sama sekali sampai beberapa kulitnya terlihat mulai mengelupas. Seisi kelas tengah kacau, seperti dengungan ribuan lebah. Suasana Yang keliatan kalo dosen belum masuk padahal kelas seharusnya mulai 10 menit Yang lalu.
Meski cerewet dan suka ngomong. Tapi bukan berarti Reyta seorang pemberani yang siap jika di minta untuk berbicara di depan umum. Takut, gelisah dan bimbang menjadi sahabatnya ketika akan presentasi.
"Rey, woi. Elah malah ngelamun"
Suara yang tanpa permisi masuk dan merusak fokus nya dari bayangan negatif yang mungkin akan terjadi di saat presentasi nanti.
"Apaan sih ah! Ganggu aja"
Dia cuma ketawa, matanya yang kecil terlihat makin kecil saat reyta melihatnya tertawa. Fokus reyta justru berpindah ke proyektor di belakang dia Yang menampilkan hasil kerja kerasnya dalan beberapa hari Yang lalu tampak lengkap dengan nama nama kelompok serta nomor mahasiswa yang berjejer rapi di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sick
RandomLebih baik baca aja biar gada salah paham dan kecewa di antara kitaaa