AWAL BERJUMPA

16 2 0
                                    

Pada pagi hari yang sangat cerah disekolah menengah atas jakarta tepatnya. Terdapat siswa kelas XII IPA 1 nampaknya sedang olahraga basket dilapangan dengan guru pemandunya.

Siswa kelas lain nampaknya memperhatikan tingkah mereka. Semua sangat ahli dalam bermain basket ntah itu soal menangkap atau melempar bola kedalam ranjang.  serta begitu ramainya teriakan para wanita yang sangat semangat dalam bermain. bahkah ada yang menarik baju pria untuk merebut bolanya itulah wanita yabg selalu heboh dalam bertindak.

Semua sangat antusias dalam bermain termasuk Diana ia sangat bersemangat. Saking semangatnya hingga bola pun terlempar ke kelas XII IPA 3.

Diana berlari mencoba mengambil bolanya. Ternyata bola sudah dipegang oleh  seseorang berpakaian dekil dengan baju dikeluarkan serta celana model pensil yang disobek dibagian dengkulnya.

Iyuhhh cakep tapi dekil si batin Diana. Ia berjalan mendekati pria tersebut.

"Balikin bola gue woy!!!" Teriak Diana.

Si pria menatapnya begitu detail memperhatikan dari ujung kaki hingga atas kepalanya ternyata ni cewe cakep juga. Lumayan juga buat simpen gue biasalah sultanmah bebas punya banyak cewe.

Diana risih melihat tatapannya. Ia membalas dengan tatapan sinis.

"Ga usah teriak santay aja kali. Satu lagi nama gue Ali Alexsander Marten bukan woy!!! " Tersenyum ramah.

Diana tidak peduli dengan ocehan cowo yang terkenal tampang brandal itu.

"Cepet balikin bola gue!!!"

Ali hanya senyum devil. "Gue bakal balikin bola lu asal lu gue cium?? " Tawar Ali.

Diana yang mendengar ucapannya nampak muak ia tidak punya banyak waktu untuk basa basi dengannya.

"Anjir ngga ada untungnya gue debat sama berandal kaya lu." Batin Diana.

Tanpa basa basi Diana langsung menonjok perut Ali lantas mengambil bolanya pergi keluar kelas.

Ali yang melihat kelakuannya langsung murka.

"Bangsat kurang ajar tu cewe berani sama gue hahh!!! " Teriak Ali murka.

Jono yang melihatnya langsung berjalan mendekati Ali.

"Udahlah bos. Diana emang gitu orangnya gue aja pernah ditonjok anjir pas ga sengaja nabrak dia. " Ucap Jono.

Ali semakin penasaran dengannya. Cantik tapi ko tampangnya kasar.

Sekarang jam pelajaran kedua. Ali tidak mendengarkan penjelasan materi yang sedang dijelaskan ia hanya memainkan pulpen lantas mencoret coret buku dibagian belakang mencoba menggambar naruto animasi kesukaannya sewaktu kecil dulu.

Lambat laun Ali merasa bosan plus gabut mendengarkan ocehan guru indonesia yang dianggapnya sedang berdongeng layaknya untuk menidurkan anak kecil membuatnya ngantuk saja.

Sehingga ia memberikan kode ke Jono untuk mengajaknya izin ke kamar mandi lantas keluyuran tidak jelas.

Jono menatap Ali sebal karenanya ia harus keluar kelas. Kudu nurut yakan sama bos walaupun terpaksa.

"Gue lagi fokus ngedengerin tu materi palah lu ajak gue keluyuran ga jelas." Ucapnya pelan rada takut juga sama Ali.

Ali yang mendengarnya tertawa keras.

"Hahaha sejak kapan lu serius sekolah hah?? Bukannya lu kaga ngerti apa yang djelasin tu guru." Ucap Ali seenaknya.

Jono menatap Ali malas.

" Gimana coba gue udah susah payah berusaha berubah tapi sia sia kalo temen gue kaya setan semua. Udah tau iman gue lemah." Ucapnya frustasi.

Ali tidak mendengarkan ocehan Jono yang dianggapnya tidak penting karena ia ingin menikmati masa mudanya dengan bersenang senang.

Bukankah ada pepatah

" KENAPA HARUS SEKARANG KALO BISA BESOK SUKSESNYA."

pikir Ali enteng. Karena terlalu banyak manusia dimuka bumi jadi ia ingin berbagi kesuksesan jika mereka sudah menikmati barulah ia mencoba kesuksesan.

Jangan dicontoh yaaaa para reader Ali tu sesat hihihi.

Saat didepan kelas IPA 1 ia melihat Diana yang sedang sibuk menulis sembari menatap papan tulis didepannya.

Ali mempunyai niatan untuk menjahili Diana karena ia ingin membalaskan dendamnya tadi pagi.

"Diana sayang ciuman lu enak juga tadi. " Teriak Ali.

Diana langsung menengok ke arah suara tersebut ternyata itu Ali si biang kerok.

"Anjir beraninya bilang ciuman gue enak. Gue nyium aja kaga dasar brandal ga tau diri mampus gue kena omel ni guru pastinya."

Benar saja Bu Nia selaku guru fisika menatapnya begitu tajam seakan mengajaknya untuk perang dunia ketiga.

"Diana apa apaan kamu hah!!! Pulang sekolah bersihkan perpus sebagai hukuman telah berpacaran disekolah."

Diana langsung menunduk pasrah. Ia tidak berani melawan karna ia takut dicap jelek.

Pelajaran telah selesai bel tanda pulang pun berbunyi. Diana berjalan  tergesa gesa menuju perpus.

"Anjir yang bener aja gue siswa teladan disuruh beresin perspus!! " Gerutu Diana sembari memaki Ali.

Saat Diana sedang membersikan buku dengan menggunakan kemonceng. Ali berjalan perlahan menghampiri menutup mata Diana dari belakang.

Bughh!!!

Diana langsung memukul perutnya menggunakan Siku lantas menoleh ternyata itu Ali.

Ali tertawa dengan tingkah Diana yang begitu kasar.

"Jangan kasar dong sama calon bini."

"Gilaaa lu ya!!! Dari tadi gangguin gue terus kaga ada kerjaan apa lu. Gue sial deket lu anjir!!!" Ucap Diana ngegas.

"Makanya lu ga usah berani sama gue pake acara nolak ciuman gue segala." Menatap Diana licik.

Diana memukul Ali dengan kemonceng Ingin rasanya memukulnya hingga babak belur.

"Sekarang lu pergi atau gue tonjok!! "

Datanglah seorang wanita menarik tangan Ali.

" Sayang ngapain si diperpus?? ayok pulang." Rengek manja.

"Gue lagi mantau tu suruhan buat ngerjaain hukuman gue." Menarik Indi pulang sembari menatap Diana licik.

Diana membalasnya dengan tatapan sinis seakan penuh dendam dengannya.

"Anjir berani bilang gue suruhan emang ga ada ahlak tu brandal. Bakal gue kasih pelajaran besok." Hardik Diana.

Monmaap kalo ngga jelas ceritanya hihi ini pertama buat jadi mohon dimaklum.

Jangan lupa follow ig @yani_sft31 okeyyy

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang