RASA

9 2 0
                                    

Selamat pagi bos. BTW mana pacar lu biasanya nempel terus??? " Tanya Jono.

"Makanya jangan bolos terus jadi tau info ter update tentang berakhirnya hubungan cinta gue yang digantikan wanita cantik lainnya." Ucap Ali dengan sombong.

"Anjay gila lu. Diakan cakep tajir lagi kurang apa coba??" Jono terkekeh keheranan.

"Gue ga mandang itu semua. Yang ada dipikiran gue cewe tu  hiburan kesepian gue." Dengan acuhnya menatap Jono.

Ali semakin tertarik dengan sifat dingin Diana. Secara fakta tidak ada yang tidak mencintai pria tampan sepertianya. Semua kumpul di warung.the geng Ali bolos tidak mengikuti pelajaran.

"Sibuk hp terus deh lu li !!! Kasian tu minuman sama rokok lu anggurin. Kaga asik deh lu."  Kesal jono.

"Brisik anjir gue sibuk stalking!!! Ni orang nolep amat si semua sosmed isinya kosong." Ucap Ali jengkel.

Ali mengajak jono untuk cabut kekelas. Diperjalan ia melihat Diana yang sedang diganggu para bocah tengil IPS.

"Woy berani lu deketin calon bini gue!!" Teriak Ali menghampirinya.
Semua siswa kabur kecuali Brayen yang semakin memegang erat tangan Diana dan menyeretnya kehadapan Ali.

"Lain kali punya pacar kaga usah kecakepan jadi gue ga tertarik." Ucap Brayen menyindir.

Ali tak terima dan langsung menonjok Brayen membabi buta. Jono menghentikan perkelahian. Tapi itu sulit mereka sama kuatnya.

Alhasil datanglah Pak Parman selaku kepsek dan menjewer membawa mereka keruangan.

"Aaaa ampun pak." Ali dan Brayen berucap bebarengan.

"Kalian ini selalu meresahkan saya toh apa yang diperebutkan dan apa yang mau ditunjukan bukankah kalian sama sama brandal." Menghela napas frutasi.

Mereka dibiarkan lolos dari hukuman karna percumah diberi juga tidak dilaksanakan.
Ali keluar dengan wajah gembira. Diana yang menunggunya nampak heran.

Bukannya abis diomelin ko gembira si emang ga waras ni bocah.
"Lu gapapa maapin gue BTW makasih ya udah nolongin." Menatap Ali tulus.

"Tumben lu baik biasanya kasar. Santai apapun bakal gue lakuin demi lu pacar gue" Tersenyum lebar.

Gue sebernarnya pengin nonjok tapi kasian juga abis ditonjok Brayen.

"Lu kalo ngomong se enaknya. Ingat gue bukan siapa siapa lu!! " Ucap Diana jengkel.

"Kan udah jelas kalo lu pacar gue selama ini gue selalu ada buat lu." Menatap Diana tulus.

Demi keamanan ni kelas gue ga mau debat. Gue terpaksa kudu senyum.
"Terserahlu."ucap Diana.

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang