07. With Diji

653 91 13
                                    

Dzy sedari tadi terus saja melirik ke arah jam miliknya. Sebentar lagi jam pulang berbunyi merdu, dan waktu di mana ia akan menghabiskan waktu bersama Vio akan tiba.

Dzy sangat bersemangat. Itu pasti menyenangkan.

Terlebih, waktu di mana perjanjian dibuat Vio mendadak tidak dapat melakukannya, hingga akhirnya memilih besok--saat ini untuk melancarkan.

"Lo mau ke mana sih, Ji, dari tadi liat jam mulu. Janjian sama tuyul mana lo?"

"Jomblo diem."

Mereka tertawa mendengar itu. "Duh, Ge, beliin kaca buat bos lo tuh, iba gue."

"Jangan deh Cin, gak dapet tontonan halu boss lagi dong kita." Gelak tawa lantas berhamburan di kelas tersebut.

"Lo pada kalau ngejek aja buru. Gue tuh ada janjian mau pergi. Gak sabar," ujar Dzy pada teman-temannya itu.

"Loh? Siapa? Lo udah dapet neraka VVIP emang?"

Dzy tak segan menoyor Tino, cowok itu hanya tertawa. Merasa senang menjaili Dzy, apalagi suasana hatinya tengah baik, namun jika sudah serius akan sangat berbahaya. Meledeknya saja bisa membuat hidup terasa terancam.

"Gue mau jalan bareng Vio nih. Biasalah, semalam kan Reza tuh."

Mereka tertawa mendengarnya. "Antri banget kayaknya yang jalan sama Vio."

Mereka mengangguk setuju akan perkataan Tino. "Tapi Ji. Jangan terlalu perlihatkan diri lo sama Vio di depan umum.

"Eh, kok tiba-tiba. Ada yang gak gue tau?"

"Bener kata Dom. Ada geng motor baru--eh, gue gak yakin kalo beneran baru, yang pasti mereka benci banget sama lo. Itu tuh, Brown sama Bread gak sengaja negedenger pas mereka ngumpul di jalanan."

Dzy melotot mendengar itu. "Terus mereka gimana sekarang?!"

"Tenang Ji, tenang." Bocin menelan salivanya susah payah saat wajah dari lelaki tersebut berubah total. "Mereka aman kok, beruntungnya mereka gak pakai apapun yang berhubungan sama Rovn. Jadi dianggap orang lalu lalang biasa," ujar Bocin, lagi.

Dzy mendesah gusar. "Kalau kaya gini-"

"Vio jadi sasaran utama mereka." Dzy menatap Gempa serta mengangguk lemah. "Dan tugas lo. Harus lebih hati-hati."

"Zex--Reza tau?"

Mereka beralih pada Geo. Lelaki tersebut mengangguk. "Udah, tadi gue kabari dan kebetulan Liam juga ada denger."

"Reg, Agom sama Jupiter juga pernah ngedenger. Tapi, di waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda." Kali ini Doma yang beruca
"Eh tunggu, apa? Reg, Agom, Liam, Jupiter?"

Jeda mengangguk. "Lo ngerasa ada yang aneh, kan? Sama, kenapa mereka kayak sengaja, di jalanan membicarakan hal yang sama berulang-ulang?"

"Apa mereka sengaja biar kita denger dan. Ngelakuin hal yang pastinya udah mereka duga ... dan kita lakukan."

"Fong ada benernya. Nanti malam, ajak gue menemui mereka. Gue penasaran, siapa—"

"Goderal," potong Gempa.

"Siapa itu, Goderal."

"Yang terpenting, lo jagain Vio dulu. Jangan ceroboh—"

Dzy menatap sinis Fong. "Apa gue pernah ceroboh?"

BrannfluerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang