6. Revealed

186 34 5
                                    

Di kamarnya, Mingyu tersenyum mengingat kejadian di rooftop hari ini.

Bisa-bisanya ia hampir mencium Chaeyoung batinnya. Tapi jika boleh jujur, Chaeyoung hari demi hari semakin manis.

"siapa yang tahan melihat pipi gembulnya senyum" Mingyu menutup wajahnya yang memerah mengingat wajah Chaeyoung.

"apa benar aku memiliki perasaan dengannya? Bagaimana reaksinya jika aku mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya sudah melewati perasaan terhadap teman?" Mingyu bermonolog dengan dirinya sendiri.

Walau ini bukan jatuh cinta pertama Mingyu, tapi ini hal yang pertama baginya untuk bisa sampai ke tahap seperti ini dengan seorang gadis. Ibaratnya, baru Chaeyoung yang bisa membuat Mingyu menjadi budak cinta seperti ini.

Mingyu memutar kembali kenangan-kenangannya yang sudah ia lalui bersama Chaeyoung. Daripada seperti teman, ia rasa Chaeyoung dan dirinya seperti sepasang kekasih. Chaeyoung juga selalu membantu dan menemaninya berlatih untuk audisi.

"aishh Kim Mingyu apa yang kau pikirkan"

Di awal pertemuan membantu Chaeyoung, lalu gadis itu meminta ingin berteman dekat dengannya.

Sampai sekarang mereka sudah sedekat ini. Hanya Chaeyoung yang mampu merubahnya dari yang cuek,dingin, dan sebenarnya pemalu menjadi pribadi yang lebih hangat, ekspresif, dan apa adanya.

Sejujurnya, Mingyu berniat ingin menyatakan perasaannya yang sesungguhnya dengan Chaeyoung.

"Ya benar! Besok aku harus mengatakan yang sebenarnya!" dengan semangat berapi-api, Mingyu sebagai pria tulen harus mengungkapkan perasaannya agar semua lebih jelas. Masalah di tolak atau di terima itu urusan belakangan.

..................................................................

Mingyu sudah membawa surat untuk ia berikan ke Chaeyoung. Ia meminta Chaeyoung untuk datang ke lapangan indoor seperti saat Chaeyoung meminta Mingyu menjadi temannya.

Ketika Mingyu ingin pergi ke kantin membelikan minum terlebih dahulu untuk Chaeyoung, ia malah mendengar sesuatu yang membuatnya terdiam seribu bahasa.

"aku penasaran apa dare yang kita berikan ke Chaeyoung berhasil atau tidak" suara seorang laki-laki yang Mingyu tau adalah teman sekelas Chaeyoung.

Tanpa kedua siswa itu ketahui, Mingyu menguping pembicaraan mereka dari belakang dengan mengikuti mereka tanpa mereka sadari.

"dare yang mana?" tanya yang satu lagi.

"ituu, dare yang membuat Mingyu mengatakan suka ke Chaeyoung"

Rasa sakit menjalar di hati Mingyu. Otaknya cukup cepat menangkap maksud pembicaraan kedua orang ini.

"oh iya kau benar. Jika dilihat-lihat, mereka berdua sudah dekat sekali. Aku rasa Chaeyoung akan memenangkan dare ini"

Tidak tahan mendengar obrolan kedua pria itu, Mingyu lebih memilih mencari Chaeyoung untuk menanyakan hal yang sebenarnya.

Mingyu menelfon kontak Chaeyoung dan memintanya untuk bertemu sekarang di taman samping sekolah.

Ia menahan amarahnya dengan merobek surat tadi dan membuangnya ke tempat sampah.

"Gyu" suara yang tak asing lagi menyapa pendengaran Mingyu.

Chaeyoung melihat wajah Mingyu yang berbeda dari biasanya. Ekspresi hangat yang selalu ia lihat kini hilang.

"ada apa Gyu?" tanya Chaeyoung lagi.

"jujur padaku, apa kau mendekatiku dan berteman denganku sampai saat ini hanya karena dare?" Mingyu menatap serius Chaeyoung. Seperti biasa, Mingyu langsung to the point.

By Your SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang