Bab 2

51 6 0
                                    



Jungkook menerima satu botol minuman dingin yang diulurkan padanya. Seorang pemuda yang berpenampilan hampir sama seperti Jungkook tersenyum padanya seraya duduk di samping Jungkook. Pemuda tersebut memiliki raut muka yang sama dengan Jungkook, tingginya pun hampir sama. Wajah tampan dengan rahang yang tegas, hanya saja pemuda itu terlihat lebih dewasa dan raut wajahnya tenang, seolah hidupnya selama ini berjalan dengan lancar.

"Apa kau sudah berkeliling kota?" tanya laki-laki itu―Jung Jaehyun, tanpa mengalihkan pandangan pada Jungkook.

"Belum, aku belum sempat berkeliling. Mungkin nanti." jawab Jungkook setelah meminum minuman yang diberikan Jaehyun.

"Kalau begitu, kapan-kapan aku bisa mengajakmu berkeliling kota. Kau harus melihat Wina dari segala sudut." Ekspresi Jaehyun seperti seorang pemandu wisata yang berusaha menarik perhatian pengunjung. Ia menyentuh bahu Jungkook sambil tersenyum.

Jungkook tidak sengaja bertemu dengan Jaehyun kemarin saat ia sedang mencari buku di perpustakaan. Secara kebetulan, mereka bertemu dan saling memperkenalkan diri. Dan pasti yang membuat mereka dekat sekarang adalah karena mereka sama-sama berasal dari Korea. Jaehyun berkuliah di kampus yang sama dengan Jungkook, hanya saja berbeda program studi. Dan Jaehyun hanya membutuhkan waktu satu semester lagi sebelum ia lulus S2.

"Apakah setelah ini kau akan kembali ke Korea?" tanya Jungkook setelah mereka diam cukup lama.

Jaehyun terlihat menghela napas. "Ya. Aku memiliki harapan yang ingin aku capai di Korea." Pemuda itu tersenyum. Senyum penuh harap.

"Apa itu?"

Bukannya menjawab pertanyaan Jungkook, Jaehyun malah tertawa. Lihatlah, saat tertawa saja Jaehyun tetap terlihat tenang. Jaehyun terlihat cukup dewasa sehingga pemuda itu sudah pasti banyak disukai perempuan-perempuan jika berada di Korea.

"Suatu saat kau akan tahu." Jawaban yang menyimpan misteri.

Bagi Jungkook, Jaehyun memang orang yang tidak mudah ditebak. Dia bisa tiba-tiba datang menemuinya di mana pun. Di kantin, perpustakaan, bahkan di depan apartemennya untuk sekadar mengobrol atau minum kopi bersama. Berbeda dengan Jackson, Jaehyun lebih banyak bertindak sebagai pendengar. Jungkook mampu menangkap satu karakter Jaehyun yaitu bahwa pemuda itu cukup tertutup. Jaehyun tidak banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya, dan Jungkook juga merasa tidak perlu bertanya banyak hal tentang itu.


***


Sebenarnya Jungkook hari ini ingin minum kopi bersama Jaehyun di kedai tempat mereka biasa bertemu. Tetapi seharian ini ia tidak bertemu dengan Jaehyun, pesannya pun tidak dibalas. Mungkin sedang sibuk, pikirnya. Sebagai asisten dosen, Jaehyun memang akan lebih sibuk dari mahasiswa lain.

Jungkook menyeduh kopi panas yang baru diantarkan pelayan. Ia mengenal kedai ini dari Jaehyun, mereka sering mengobrol dan menghabiskan waktu di sini. Namun, karena kali ini Jaehyun tidak ada dan Jungkook benar-benar membutuhkan teman bicara, laki-laki itu akhirnya menyuruh Jackson untuk datang menemaninya. Tetapi sampai sekarang Jackson belum juga datang.

Pemuda itu sesekali melirik jam di tangannya dan pintu masuk kedai. Sudah hampir setengah jam, Jackson belum juga datang. Di saat Jungkook menoleh untuk yang ke sekian kali, saat itulah ia tidak sengaja menangkap sosok perempuan yang berjalan melewati kedai. Meski butuh waktu beberapa detik hingga Jungkook menyadari apa yang baru saja ia lihat. Dia... apakah dia?

Tanpa peduli pada kopinya yang mulai dingin, Jungkook segera berlari keluar kedai dan segera mencari keberadaan perempuan yang baru saja dilihatnya. Tidak ada siapa pun, lebih tepatnya tidak ada perempuan itu. Perempuan itu menghilang dengan cepat. Jungkook berjalan sedikit menjauh, tak acuh pada panggilan salah satu pelayan di kedai tadi. Ia menoleh ke segala arah. Banyak orang-orang di sini, tapi perempuan itu tidak ada.

Winter Wish in ViennaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang