Part 1 - Pulang ke Rumah

231 38 6
                                    

Jaehun dan Yerin sudah sampai di tepi jurang pinggir kota. Awalnya mereka berniat mengubur jasad itu, tapi karena bau busuknya sudah terlalu parah, orang lain mungkin akan menciumnya juga dan mencari tahu asal dari bau itu. Jadi Yerin mungkin saja akan tertangkap suatu saat. Jaehun sama sekali tidak mau mengambil risiko sebesar itu.

Jadi mereka memutuskan untuk membuang nya di jurang. Tidak mungkin ada orang yang turun ke jurang itu untuk alasan apa pun. Kalau pun ada orang yang terjatuh ke dalam jurang tersebut, bisa dipastikan 100 persen orang itu akan tewas begitu tubuhnya menyentuh tanah di bawah jurang.

"Yer, lain kali kalau mau main ginian, jangan sampe bau gini. Kamu ga tuangin cairan nya ya habis dia mati?" tanya Jaehun.

"Lupa," jawab Yerin dengan sangat singkat.

"Udah cepet masuk ke mobil, kita pulang ke rumah," suruh Jaehun.

"Napa ke rumah? Ke apartemen aja, males dengerin ocehan dua orang tua itu."

Jaehun tidak tahu apa alasan Yerin begitu tidak suka dengan kedua orang tua mereka. Padalah dari kecil orang tua mereka sama sekali tidak pernah berbuat kasar pada anak-anak nya. Dan juga mereka selalu mencari cara untuk mengobati penyakit Yerin.

Sikap psikopatnya itu muncul karena ada bagian otak Yerin yang memiliki kelainan saat lahir. Kelainan itu membuat Yerin tidak bisa merasakan emosi apa pun. Itu sebabnya dia seperti manusia tidak berhati. Dengan mudahnya dia menyiksa orang lain secara fisik tanpa rasa kasihan dan membunuh nya dengan cara yang sadis tanpa merasa bersalah sama sekali.

"Yaudah kalau kamu ga mau ketemu mereka, ya langsung masuk kamar aja. Kamu harus pulang hari ini, udah berapa lama kamu ga pulang ke rumah? Jangan gitu Yer. Mau gimana pun mereka tetap orang tua kita. Coba kasih alasan kenapa kamu benci mereka?" tanya Jaehun.

"Itu karena mereka terlalu mengusik kehidupan pribadi aku kak, mereka tidak membiarkan aku melakukan apa pun. Apa aku harus diam di rumah dan tidak melakukan apa pun? Aku juga ingin bersenang-senang di luar sana dengan cara ku sendiri."

"Apa kamu bisa merasa senang saat kamu membunuh seseorang?"

Itu adalah sebuah pertanyaan yang bagus untuk Yerin.

"Begini Yer, kamu jelas tahu kalau kamu memiliki kelainan pada otak, bukan mental. Dokter bilang kamu tidak bisa merasakan emosi apa pun. Tapi kalau kamu bisa merasa senang saat kamu membunuh orang, artinya ada peluang kalau kamu bisa sembuh secara perlahan. Seharusnya perasaan senang itu tidak bisa kamu rasakan. Yerin. Coba pikirkan kembali. Kakak tahu kamu jauh lebih pintar dari pada kakak."

Yerin hanya diam di tempatnya.

"Besok kamu punya rencana?" tanya Jaehun. Yerin hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak berniat untuk membuka mulutnya lagi untuk berdebat dengan kakaknya itu.

"Bagus, besok ada teman kakak yang ingin coba bertemu denganmu, apa kamu keberatan?" tanya nya.

"Teman? Tumben kakak memiliki teman, biasanya cuma punya geng playboy itu," gumam Yerin.

"Pokoknya kamu ga boleh dendam, ga boleh emosi pas ketemu dia. Coba ngobrol sama dia, dan dia mungkin bisa bantu kamu meringankan sesuatu."

Yerin mengangguk. Percuma jika ditolak juga. Jaehun bukan tipe kakak yang akan mengalah dengan adiknya. Dia akan berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Kalau dia ingin Yerin bertemu dengan temannya, maka itulah yang harus terjadi. Dia sama sekali tidak peduli kalau adiknya itu adalah seorang psikopat karena dia tahu bagaimana cara mengatasi kemarahan adiknya itu.

Sekarang kedua nya sudah sampai di depan rumah orang tua mereka. Yerin baru saja memegang pintu mobil dan hendak membukanya, tapi Jaehun malah menahannya. "Tunggu, pisau mana?" tanya Jaehun. Yerin mengeluarkan pisau dari balik jaketnya dan memberikannya ke tangan Jaehun.

Psycho GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang