Pagi ini Yerin belum bangun dan sepertinya dia juga tidak ingat kalau sekarang dia sedang berada di rumah orang tuanya.
"YERIN... WOI.. BANGUN.." teriak Jaehun.
Tanpa ragu Yerin menampol kepala kakaknya itu karena berteriak sangat dekat dengan wajahnya. "Udah jangan ganggu, masih ngantuk," gumam Yerin dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"JAM SETENGAH SEMBILAN... KITA MAU PERGI JAM SEMBILAN YERIN... BANGUN GA... JANGAN MALU-MALUIN KAKAK GA NEPATIN JANJI SAMA DIA..." Jaehun berusaha menarik kaki Yerin agar dia mau bangun dari ranjang sayangnya tangan Yerin menahan tubuhnya dengan berpegangan pada sisi ranjang.
"BANGUN... ATAU KAKAK PELOROTIN NIH CELANA KAMU?" ancamnya.
"KAKAK... BIARIN AKU TIDUR LAGI..." Rengek Yerin sambil terus memegangi tempat tidurnya. Dia masih tidak rela jika harus bangun dari tempat tidur sekarang juga.
"YERIN... KAKAK BENERAN PELOROTIN CELANA KAMU YA..."
Jaehun sudah memegang celana Yerin yang membuatnya harus melepaskan salah satu pegangan tangannya di pinggir ranjangnya untuk menahan celananya agar tidak di lepas oleh Jaehun.
Cklekkk...
"Jaehun, Yerin kalian berdua ngapain?" tanya mama.
Jaehun langsung melepas tangannya dan Yerin langsung terbanting kembali ke atas ranjang. "AWW... Ih dasar kakak ga berakhlak, sakit tahu ga."
"Ma, enggak ini cuma bangunin Yerin saja," jawab Jaehun sambil tersenyum manis seakan-akan barusan dia tidak melakukan apa pun pada Yerin.
"Dari semalem suara kalian kencang banget, yaudah kalau ga ada apa-apa, mama keluar dulu," ucap mama mereka. Jaehun mengangguk sedangkan Yerin hanya diam saja.
Mama mereka keluar dari kamar Yerin dan meninggalkan keduanya.
"Bangun, mandi, pake baju yang bagus, kita langsung pergi," suruh Jaehun.
"Aku belum sarapan kak. Laper."
"Ya udah, makanya mandi, dia emang ngajak makan juga, makan aja di sana, jangan malu-maluin nanti."
"Ga pernah, aku mah tahu malu, emang kakak," balas Yerin.
"Yaudah sana mandi, jangan bikin teman kakak kabur kalau kamu ke sana belum mandi, bagus kalau kabur, kalau pingsan, kan ribet."
Dengan kesal, Yerin melemparkan remot yang ada di dekatnya ke arah Jaehun. Untung saja Jaehun memiliki refleks yang cepat dan menangkap remot itu sebelum mengenai kepalanya.
"Jangan coba-coba, kamu tidak bisa membunuh kakak hanya dengan melemparkan sebuah remot Yerin."
"Hanya sebuah peringatan untuk kakak," jawab Yerin dengan tatapan membunuh di matanya. Kebanyakan korban Yerin akan menghindari tatapan itu, tapi Jaehun malah selalu menatap balik Yerin dan menantang psikopat itu. Dia tahu apa pun yang adiknya lakukan itu bisa dia atasi bagaimana pun caranya.
"Menyebalkan, semua cara ku ga akan mempan buat kakak walaupun itu mempan buat mama papa," gerutu Yerin.
Jaehun tersenyum puas ketika dia memenangkan babak ini. "Enggak lah, kakak udah ngejaga kamu dari berapa bulan sampe umur 25 tahun, masa ga inget juga sifat kamu yang psikopat itu."
"Udah tahu psikopat bukannya menghindar malah cari masalah mulu," gumam Yerin.
"Biarin aja, udah mandi sana, kakak mau bilangin dia dulu."
Yerin mengangguk saja lalu mengambil baju apa saja yang ada di lemarinya. Yerin bukan tipe orang yang lama dalam memilih baju. Biasanya Yerin akan mengambil baju yang nyaman saat dia pegang pada hari itu. Prinsipnya, jika dia merasa nyaman saat di pegang, artinya bajunya akan nyaman juga ketika dia gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Girl
FanfictionR15+ Seorang perempuan yang memiliki gangguan jiwa psikopat. Dirinya tidak akan pernah puas hanya dengan satu korban saja. Dia akan berusaha memuaskan hasrat membunuhnya dan memuaskan dirinya dengan melihat korbannya tersiksa sebelum akhirnya mati d...