Malam semakin larut namun Ziu tak menunjukkan tanda-tanda ingin beranjak dari tempatnya berdiri saat ini. Hujan lebat yang telah membasahi sekujur tubuhnya pun tak membuat Ziu menyerah. Rasa bersalah dan penyesalan itu semakin besar, Ziu membiarkan air matanya jatuh bersama rintikan hujan.
Delapan tahun yang lalu...
Seorang gadis berpenampilan cupu dengan kaca mata besar yang bertengger di hidung lancipnya sedang berlari tergesa-tergesa menyusuri koridor. Kalau saja mobilnya tak mogok di tengah jalan, pasti dia tak akan terlambat datang ke sekolah.
Ziu merutuki nasibnya hari ini apalagi jika mengingat jam pelajaran pertama adalah fisika. Guru fisika Ziu terkenal sangat disiplin, jika ada yang terlambat maka sudah dipastikan murid itu tak akan mengikuti jam pelajarannya untuk dua minggu kedepan, dia juga tidak akan memberikan toleransi meskipun siswanya hanya terlambat satu menit saja.
Bugh!
Tanpa sengaja Ziu menginjak tali sepatunya sendiri yang membuat bokongnya harus bersentuhan dengan lantai. Gadis itu seketika meringis. Embusan kasar keluar dari bibir tipisnya, ini benar-benar hari sial bagi Ziu. Ia merasa kesakitan saat lututnya mengeluarkan darah perlahan. Ziu sangat kesal hari ini, banyak hal buruk yang terjadi padanya.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya seseorang pemilik suara berat yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Ziu.
Gadis itu mendongak keatas ketika si pemilik suara sudah mengulurkan tangannya untuk membantu Ziu. Matanya mengerjap tak percaya, baru kali ada orang di sekolahnya yang memperhatikan Ziu. Jatuh sudah seperti teman baginya, dia sering terjatuh karena kecerobohannya sendiri dan tak ada satu pun orang yang akan membantunya.
Semua penghuni di sekolah ini seperti tak memedulikan kehadirannya. Mereka menganggapnya sebagai manusia aneh yang kebetulan bisa sekolah di sini. Bukan tanpa alasan mereka menganggap Ziu seperti itu, selain karena penampilannya, sifat Ziu juga yang membuat orang-orang enggan dekat dengannya. Ziu mungkin bisa dianggap sebagai golongan anti sosial, jadi cibiran atau hinaan sudah tak asing lagi untuknya. Teman-temannya menyayangkan, Ziu sebenarnya merupakan anak orang yang berpengaruh di sekolah, tapi gadis itu justru tak mengindahkan pendapat orang lain tentang orang tuanya.
Kali ini Ziu merasa ada sesuatu yang berbeda, pandangan yang diberikan oleh pemuda itu seolah berkata dia tulus ingin membantu Ziu. Dengan ragu tangannya menyambut uluran tangan sang pria asing.
"Pelan-pelan..." kata pria itu dengan nada lembut penuh perhatian. Setelah Ziu berdiri, si pria ini kembali membuka mulutnya.
"Namaku Theo," katanya. "Lain kali hati-hati ya?" ujar Theo sambil memberikan Ziu senyuman. Senyum paling manis yang pernah Ziu lihat, tanpa sadar bibirnya pun ikut tersenyum. "Maaf, aku pergi dulu," pamit Theo sebelum Ziu sempat memperkenalkan namanya.
Sejak pertemuan itu Ziu menjadi pengagum rahasia Theo, dia menjadi terobsesi dengan Theo. Gadis itu juga selalu mengikuti dan mencari tahu hal apapun tentang Theo. Bagi Ziu, Theo adalah penyemangat hidupnya yang baru.
"Theo, lo serius mau nembak Karina?"
Deg!
Jantung Ziu berdegup kencang ketika mendengar nama Theo disebut, ia segera berbalik menyembunyikan dirinya di belakang tembok dengan tatapan terluka. Dari kejauhan, ia melihat Theo mengangguk sambil memamerkan senyumnya yang menawan.
"Gue suka sama Karina dari kelas sepuluh." ujar Theo dengan semangatnya.
Ziu dengan jelas melihat raut wajah bahagia Theo saat lelaki itu sudah berencana untuk menyatakan perasaan pada gadis yang disukainya, Karina. Gadis cantik dan populer di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAEHYUNG'S BIRTHDAY PROJECT
FanfictionProject pembuatan fanfic ini dibuat dalam rangka merayakan hari lahirnya seorang pria yang sangat spesal. Kami, para penulis yang juga mencintai sesosok wanita kuat, wanita yang sangat luar biasa-pun akan turut kami hadirkan dalam sebuah karya yang...