Who? : 3

387 82 25
                                    

"Apa yang kau lihat buruk belum tentu sesuai dengan apa kau lihat, begitu juga sebaliknya. Bukalah kedua matamu, agar kau dapat membedakan kedua sisi itu dengan benar."

_🥀_

Suara gemersik daun dari pepohonan menemani Tzuyu menunggu Taehyung di danau dekat kampus. Tak lama kemudian, pemuda itu datang dan duduk di sampingnya. Taehyung mengulas senyum tipis pada Tzuyu.

Tzuyu balas tersenyum. Lengkap dengan kedua lesung yang menyembul manis dari pipinya.

Melihat senyuman manis itu, Taehyung tertegun sejenak. "Eung... udah lama nunggu?"

"Lumayan," jawab Tzuyu, "Tapi nggak apa-apa kok."

Kemudian, keheningan mengudara di antara mereka. Keduanya sama-sama memandang lurus ke depan mengamati rona jingga yang menyebar di langit, melukiskan senja yang menawan.

"Semasa aku masih hidup, aku selalu suka lihat langit senja," kata Tzuyu tiba-tiba. "Langit senja itu indah. Meski senja cuma sesaat dan berakhir ditelan malam, kehadirannya membuat siapapun yang melihatnya merasakan kedamaian yang luar biasa." Tzuyu menghela pelan. "Aku punya mimpi bisa lihat langit senja di pantai. Tapi mimpi itu belum sempat terwujud." Ada nada sedih dalam suara Tzuyu.

"Wujud lo udah jadi arwah. Lo bisa ke mana-mana dengan cepat. Kenapa lo nggak memanfaatkan itu dengan ke pantai?" sela Taehyung.

Tzuyu menggeleng. "Arwah punya batas untuk berkeliaran yang nggak bisa kamu lihat. Karena aku meninggal di sekitar sini, batasnya cuma dari kampus sampai danau ini," jelasnya. "Aku nggak bisa bebas ke mana-mana."

"Sorry," ucap Taehyung menyesal, "Gue nggak tahu."

"Nggak pa-pa."

Taehyung mengatupkan bibir. Dalam hati dia merutuki Hwang In Yeop. In Yeop tidak sekadar merenggut nyawa Tzuyu, dia juga merenggut mimpi-mimpi dan kebebasan gadis ini. Bahkan selama dua tahun Tzuyu tak bisa beristirahat dengan tenang di tempat semestinya karena In Yeop tidak mendapatkan hukuman yang pantas dia terima. Tidak adil. Setelah pembunuhan In Yeop masih bisa menjalani hidup dengan baik, sementara Tzuyu masih tidak bisa tenang kembali ke tempat peristirahatan setelah kematian.

"Taehyung," panggil Tzuyu membuat Taehyung beralih menatapnya. "Jangan terlibat lebih jauh."

Satu alis Taehyung terangkat.

"Kamu nggak perlu bantuin aku," lanjut Tzuyu, "Aku nggak mau kamu menerima konsekuensi bahaya karena nolongin aku." Tzuyu menggigit bibir bawahnya. "Aku.... nggak mau kamu kenapa-napa. Hwang In Yeop bukan orang sembarangan yang bisa dilawan."

Taehyung menghela napas. "Gue nggak mungkin bisa diam aja," katanya tegas dengan rahang mengeras. "Gue harus bantu lo."

"Kenapa kamu sepeduli ini?" sela Tzuyu. "Kita nggak pernah saling kenal apalagi ketemu. Aku ini bukan siapa-siapa kamu. Kamu nggak punya kewajiban untuk bantuin aku."

"Apa salahnya buat peduli?" balas Taehyung tenang. "Gue udah menganggap lo teman, Tzuyu."

"Aku nih setan, lho," decak Tzuyu, "Kalau kamu lupa. Apa kamu nggak takut apa temenan sama setan?" Entah apa yang lucu, tapi Taehyung malah jadi tertawa mendengarnya. Tzuyu mendengus, "Kalau aku mati bukan karena pembunuhan tragis, aku pasti udah tenang jadi bidadari surga, bukan setan penasaran gini."

"Kok setan sih?" Taehyung tersenyum. "Mana ada setan secantik ini."

Tzuyu mengerjap-ngerjap. Taehyung yang tersadar dirinya keceplosan, seketika terbelalak.

Sesaat Taehyung terdiam. "Terlepas dari lo manusia atau bukan-gue merasa harus nolongin lo," ucapnya dengan nada penuh penekanan. "Lo pernah hidup sebelumnya. Lo punya impian, lo punya hak untuk bahagia. Orang yang bunuh lo merampas semua hak lo. Orang itu pantas dijatuhi hukuman berat atas kejahatan yang dia perbuat. Keadilan harus ditegakkan." Taehyung berkata tegas. Kemudian, suaranya memelan, dia menatap Tzuyu tepat. "Lagian... gue nggak masalah punya teman arwah gentayangan. Justru gue senang bisa berteman sama seseorang yang semasa hidupnya adalah orang baik. Lo udah melakukan yang terbaik selama lo hidup, dan sekarang... lo harus istirahat dengan tenang." Taehyung pun perlahan meraih punggung tangan Tzuyu yang terasa dingin. "Gue akan bantu lo supaya lo bisa segera pergi ke tempat peristirahatan lo. Lo udah terlalu lama menahan penderitaan. Pasti capek, kan?"

TAEHYUNG'S BIRTHDAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang