Setelah berbelanja Jian dan kian memasuki kamar rawat alvo. Didalam sana terlihat seorang wanita yang sedang duduk memegang sebuah cangkir teh di tangannya.
"Kalian sudah kembali?"
"Hmm begitu lah"
"Bagaimana keadaan mu Al?"
"Ini tidak seberapa Jian , lagian ini bukan pertama kalinya aku tak bisa berdiri bukan"
"Ini kami membelikan beberapa barang untuk mu"
"Terimakasih kian"Alvo mulai mengeluarkan semua barang dan cemilan yang di belikan oleh kian dan Jian. Sementara Jian dan kian hanya memperhatikannya.
"Alvo"
"Hmm ada apa?"
"Apa kau mau duduk di balkon?"
"Ahh soal itu"
Alvo hanya mengangguk sambil melihat kakinya. Menyadari hal tersebut kian mengendong alvo sementara Jian membuka pintu balkon kamar. Bersyukur arah balkon tersebut merupakan tempat yang paling indah sehingga membuat Alvo cukup merasa bebas sementara waktu. Jian mendudukkan alvo di atas pangkuannya sementara kian mengambil sebuah selimut agar alvo tidak kedinginan.
"Al ayo berhenti bermain seperti ini. Maksudku kau tak perlu lagi berpura-pura menjadi adiknya dan juga bawahan chanbaekh. Ayo kembali"
Jian menatap alvo sendu sambil menggenggam tangan alvo. Melihat hal itu alvo hanya mengangguk dan kembali berdansa pada kian.
"Baiklah besok kita akan pergi dari sini. Kita tinggalkan semuanya hmm. Kita kembali hidup seperti dulu lagi. Lagian kami berdua sudah cukup menjagamu. Kita hanya perlu menjadi bayangan mereka saja"
"Aku percaya pada kalian"Setelah bersantai diluar dengan puas. Kian kembali menggendong alvo dan menidurinya di atas kasur. Jian dan kian mulai menyiapkan segalanya. Semua yang mereka butuhkan dan menghapus data pribadi mengenai mereka bertiga. Kian juga menghubungi Kun untuk menyiapkan tempat baru untuk mereka tinggali.
Pukul 11 malam kian kembali menggendong alvo yang sedang tertidur sementara Jian berjalan di belakang mereka. Ketika menuruni tangga mereka berpapasan Dangan moonbyul.
"Kalian akan membawa alvo kemana? Memangnya kondisi alvo sudah baik?"
"Itu bukan urusan mu ,ayo kian"Mendengar hal itu moonbyul menahan tangan Jian dan menatapnya tajam.
"Kembalikan alvo kekamarmya"
"Tck merepotkan. Memangnya kau siapa berani mengatur kami hmm"
"Aku yang memimpin disini harusnya kalian berdua tau itu"
"Kian bawalah alvo dulu , nanti dia terbangun"
Kian hanya mengangguk dan kembali berjalan menuju bagasi mobil. Sementara Jian dan moonbyul mengeluarkan aura mereka masing-masing
"KAU , kembalikan alvo dia adik ku"
"Hmm ahahaha ayolah bung berhenti berdrama sedari awal alvo adalah anak tunggal , jadi menjauhkan darinya mulai sekarang katakan itu kepada bosmu hmm"Mendengar perkataan Jian moonbyul hanya terdiam . Dia tau kalau alvo bukan adik kandungnya tapi semua yang terjadi merupakan kenagan yang indah baginya. Bagi moonbyul alvo sudah seperti adik kandungnya sendiri
Dor~
"Aku tak akan membiarkan mu membawa adikku"Jian hanya tersenyum dan mengeluarkan pistolnya juga.baku tembak membuat suara gaduh , membangunkan para dream yang sedang tertidur. Melihat hal tersebut mereka sedikit bingung .
"Apa yang kalian lihat. Tangkap Jian"
Mendengar perintah moonbyul dream mulai menyerang Jian . Jian mulai mendekati balkon dan melompat dari sana dibawa kian sudah menanti dengan mobilnya
"Jangan ganggu kami lagi"Setelah mengatakan itu mobil yang dikendarai kian sudah jauh . Moonbyul menggertak dirinya karena kesal. Dia mulai menghubungi Chanyeol. Bersetan dengan perintah Chanyeol untuk tidak menggangunya. Moonbyul hanya ingin alvo kembali.
"Ada apa kau menghubungi ku Byul"
"Aku tak butuh emosi mu Chan! Alvo dibawa oleh kian dan kian sialan"Mendengar hal tersebut Chanbaekh lansung bergegas kembali ke prancis.
Sementara moonbyul mulai mencari semua data mengenai siapa sebenarnya Jian dan kian.

KAMU SEDANG MEMBACA
poker school [CHANBAEKH]
Nouvelleshaii semua aku minta maaf kalau ceritanya malah di sambuk di akun lain. Akan sebelumnya : chanbaekhfans berawal dari sekolah elit yang membudidayakan kegiatan berjudi yang menentukan masa depan mereka masing- masing. Mempertahan apa yang mereka mil...