E N A M

667 93 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana di gedung kantor Jin Hit Corporation saat ini lebih ramai dari biasanya. Tentu, karena hari ini tepat delapan tahun berdirinya perusahaan milik Kim Seokjin.

Mereka sudah berkumpul di ruang teater, semua bangku sudah terisi penuh baik dengan para pekerja mau pun murid-murid SMA Hanlim yang menjadi tamu spesial termasuk beberapa guru dan sang kepala yayasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka sudah berkumpul di ruang teater, semua bangku sudah terisi penuh baik dengan para pekerja mau pun murid-murid SMA Hanlim yang menjadi tamu spesial termasuk beberapa guru dan sang kepala yayasan. Memang tidak semua murid ada di sana, dalam satu kelas hanya sepuluh orang saja yang hadir untuk mewakili termasuk mereka yang akan menunjukkan bakatnya di panggung itu, mereka yang ikut berpartisipasi sudah siap di belakang panggung.

Kim Seokjin dan juga deretan para pekerja dengan jabatan tinggi duduk di bangku paling depan. Bahkan, Choi Narin turut hadir di sana, tepatnya duduk di sebelah Seokjin.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, awal acara di mulai dengan Seokjin yang akan memberikan sedikit pidato di panggung sana. Dan, ini yang ditunggu-tunggu oleh para karyawan. Biasanya, di saat acara ulang tahun perusahaan, di sana juga Seokjin mengumumkan tentang kenaikan gaji karyawan.

Pemuda tampan yang mengenakan cardigan wool seharga hampir 3 juta won atau hampir 39 juta rupiah itu berdiri gagah sambil menggenggam mic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda tampan yang mengenakan cardigan wool seharga hampir 3 juta won atau hampir 39 juta rupiah itu berdiri gagah sambil menggenggam mic. Kim Seokjin memang sudah tampan, tapi hari ini dia terlihat semakin tampan dengan kacamatanya.

"Halo semuanya, selamat pagi." Seokjin mengawalinya dengan sapaan hangat.

Setelah melakukan sedikit sapaan ia pun mulai berpidato, banyak perempuan; baik karyawati atau murid-murid memandang kagum pada sosok tampan itu. Mereka mengagumi bagaimana cara Seokjin berbicara, bagaimana cara Seokjin yang juga menghormati para pekerjanya walau pun mereka beda jabatan.

𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐜𝐲||ᵗᵃᵉʲⁱⁿ ᵇʳᵒᵗʰᵉʳˢʰⁱᵖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang