D U A

746 104 56
                                    

Ada yang nungguin nggak? Nggak Yaudah 💆🏻

"Sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena sudah terlambat di acara pertemuan pertama kita, Tuan Hiroshi," kata Seokjin pada kliennya dengan menggunakan bahasa Inggris yang fasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena sudah terlambat di acara pertemuan pertama kita, Tuan Hiroshi," kata Seokjin pada kliennya dengan menggunakan bahasa Inggris yang fasih.

Mereka baru saja menyelesaikan pertemuannya. Keduanya membahas tentang kerja sama perusahaan. Selalu itu yang di bahas jika ada pendiri perusahaan asing datang untuk menemuinya.

Perusahaan Seokjin bergerak di bidang elektronik buatan negaranya. Bahkan perusahaan Seokjin bekerja sama dengan beberapa perusahaan elektronik. Dan juga Seokjin menjadi orang terkaya di Korea Selatan nomor 10, tentunya Seokjin mempunyai black card, bahkan salah satu black card nya ia berikan untuk Taehyung.

Semuanya Seokjin miliki, hanya satu yang saat ini belum ia miliki yaitu pacar atau istri. Karena usia Seokjin sudah matang. Bahkan teman-temannya yang seumuran dengannya sudah menggendong anak.

Seokjin tidak berniat mencari, karena ia masih belum bisa melupakan seseorang yang sampai saat ini masih berada di hatinya.

Saat jam istirahat tiba Seokjin tidak langsung pergi ke kantin bersama dengan bawahannya yang lain. Sebenarnya Seokjin bebas memakan apa pun sekalipun itu di jam kerja, tapi sayangnya Seokjin tidak pernah melakukan itu. Jika sudah duduk di depan komputer atau laptopnya, Seokjin akan melupakan segalanya termasuk makan. Oleh karena itu Seojoon sering sekali masuk ke ruangan Seokjin dan menasehati bosnya itu agar beristirahat dan makan lebih dulu.

Tok! Tok! Tok!

Pintu ruangannya terketuk tiga kali. "Masuk!" Perintah Seokjin tanpa melihat ke arah pintu.

Pintu itu terbuka dan tampaklah Seojoon yang gagah dengan setelah jasnya.

"Sibuk sekali, Sajang-nim?"

Seokjin berdecak. "Jangan panggil aku begitu, hanya kita berdua yang ada di sini."

"Ini masih di area kantor," sahutnya dibarengi dengan kekehan pelan.

"Apakah aku harus memperingatimu makan setiap di kantor, Jin-ah?"

"Kalau kau keberatan kau tidak perlu repot-repot."

"Hei." Seojoon kenal sekali dengan bos mudanya ini. Biasanya kalau Seokjin sudah menyahut dengan ketus itu tandanya dia sedang tidak baik-baik saja. "Ada masalah?"

Pria yang lebih muda menghela napas. "Ada masalah di cabang perusahaan di Indonesia, Hyung. Aku harus ke sana."

"Apa separah itu sampai-sampai kau harus turun tangan?"

Seokjin mengangguk.

"Kapan berangkatnya? Aku akan menyiapkan barang-barangku juga."

"Tidak, Hyung." Seokjin menolak. "Kau di sini saja, tolong awasi Taehyung juga."

𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐜𝐲||ᵗᵃᵉʲⁱⁿ ᵇʳᵒᵗʰᵉʳˢʰⁱᵖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang