H A P P Y
~R E A D I N G~.
.
.
A/A/A
Suara pantulan bola bakset di atas keramik itu mendominasi ruangan, mengalahkan volume full laptop milik Athena. Entah untuk yang ke berapakalinya juga Athena meneggerutu, berteriak, marah-marah, berapi-api, meledak-ledak karena Altair lagi kambuh penyakit, mendribble bola oranye itu di dalam kamarnya.
"Tata! Kenapa sih, ah! Kenapa harus main di kamar gue?" Athena yang lagi tengkurap di kasur menonton Disney Moana di laptop jadi sebal. Halaman depan ada, halaman belakang ada, kamar sendiri ada, ruang tamu juga ada, kenapa harus main bola dalam kamarnya? Tempat lain cukup bagus, dan besar untuk main basket ketimbang kamarnya ini.
Masih dengan tangan kiri, Altair yang berdiri di dekat lemari pakaian Athena tetap setia mendribble bola basket itu dengan konstan, sesekali memantulkan ke dinding, sampai punya tempat khusus cetakan bola itu di sana. "Ya kenapa nggak?" sahut Altair gak peduli, tetap tutup telinga dengan segala omelan Athena yang berbuih dari tadi.
"Buruan! Mau ngongong apa lo?"
Lagian, Altair mempunyai kebiasaan aneh. Akan ke kamar adiknya jika ada sesuatu yang membuatnya bahagia atau sesuatu yang membuatnya sakit hati seperti matinya Eren misalnya. Dan dinding dekat lemari pakaian itu adalah sasaran ke dua Altair setelah bosan mendribble. Lihatlah, kamar Athena kehilangan estetikanya hanya karena cap bola itu yang mengotori cat ungu muda kamarnya.
"Bisa diam gak sih!" Athena duduk dengan kesal.
"Gue keluar nih!" ancam Athena.
"Jangan keluar. Masih gue segel," Altair mengancam dengan menjadikan lolipop sebagai tawanan.
Pikiran Altair melayang pada kejadian di sekolah hari ini, tentang pertemuannya kembali dengan Aquila. Sungguh tidak pernah melintas sedikitpun di pikirannya kalau hari ini akan menjadi kejutan dari libur panjang untuknya. Tentang Aquila, Altair masih tidak percaya kalau gadis itu kembali bahkan akan duduk di sebelahnya mulai besok. Tanpa sadar, Altair terkekeh sendiri.
"Napa lo, gila?"
"Brisik!"
"Heh! Gentongan peot! Dari tadi siapa yang berisik, sadar diri lo!"
"Lek"Altair berhenti mendribble, membiarkan bola itu menggelinding-menggelundung ke sembarang arah. "Jelek, lo kalo ketemu temen bersejarah di masa lalu lo bakal ngapain?" Altair melompat ke kasur Athena sampai pemiliknya mengumpat.
"Ya tergantung orangnya lah. Kalo orangnya nyenengin ya gue bakal suka. Kalo orangnya gue benci ya gue bakal gak suka. Kalo orangnya gak terlalu gue kenal ya biasa-biasa aja, gak peduli gue. Kenapa emangnya? Abis ketemu siapa lo?"
Altair hanya geleng-geleng sambil senyum idiot.
"Mantan?" tebak Athena. "Coba aja kita satu sekolah, gue beberin kebobrokan lo."
"Astagfirullah, kakak mu ini gak punya mantan."
"Oh," balas Athena acuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Altair At Aquila
Novela JuvenilSama seperti remaja pada umumnya, Altair juga mendambakan masa SMA yang indah dan penuh warna ... juga romansa SMA yang manis? Altair Shaquille Barat, bersama empat temannya yang bobrok ikut bergabung dalam ekskul seni musik. Di SMA Pramoedya terdap...