+ 3 +

43 12 2
                                    

+
BEDEBU Y NI WORK AKHIRNYA W TERUSIN ABIS BERESIN SHADY HUHU,

YG MASI MANTENGIN WORK INI AKU PADAMU LAH POKONYAMAH ♡
+











"Yan, aman?" Tanya Kale.

Ian melihat ke sekitaran luar kelas. Anak-anak kelas masih di kantin, baru selesai pelajaran olahraga. Aman.

"aman, Le!" Jawab Ian dari ambang pintu. Kemudian ia tutup rapat.

"gercep Yan. ntar keburu pada balik" Titah Kale.

Jadi, hari ini kita akan menjalankan misi. Kale dan Ian lebih tepatnya. Misi mencari pengirim puisi Derryl.

Kale bertugas di barisan satu dan dua sementara Ian di barisan tiga dan empat. Mereka akan menyamakan tulisan pada puisi Derryl dengan tulisan yang ada di buku catatan murid cewek.

Iya, se-penasaran itulah kedua bocah tersebut.

Lima menit berjalan, tapi mata Kale malah sakit. Tulisan tangan cewek-cewek kelasnya ini benar-benar sulit dibaca. Seperti melihat benang hitam kusut di atas kertas.

"heh, ngapain lu ngodok-ngodok tas gua?!"

Ah, gagal. Padahal target tinggal dua orang lagi.

"tas gua gaada duitnya. mau nyolong apaan? pembalut?" Cerca cewek berambut pendek kini mendekat ke arah Kale dan Ian.

"mau minjem buku kimia elah Rel" Alibi Kale.

"buta mata lo. itu buku kimia segitu di atas meja" Ujar Aurel kini duduk di bangkunya. Diikuti murid-murid lain yang mulai memasuki kelas 11 IPA 2.

"ck, minjem" Kale merampas kasar buku kimia milik Aurel yang pasti tidak akan berguna. Sebab Kale sudah lebih dulu mengerjakan tugas kimia dari minggu kemarin.

"KALE! KETEMU!"


-

-

-


"Al, liat Inggris dong. kelas gua besok pelajarannya" Ujar Huda seraya mengambil duduk di sebelah Alka.

Siang ini para penghuni rooftop Kale pulang lebih awal karena hari ini hari Jumat. Bocah-bocah itu langsung meluncur ke rooftop setelah tadi Jumatan di sekolah.

"kenapa ga liat ke si Lita?" Tanya Alka sambil mengeluarkan buku catatan Inggris dari dalam tasnya.

"pedit anjeng, cewek lo." Huda merebut buku catatan Alka kemudian mengambil beberapa gambar dengan kamera ponselnya.

Dibalas Alka dengan kekehan ketika buku catatannya sudah dikembalikan.

"bangg!! abang-abanggg!!" Ian berlari semangat menuju ruangan begitu sudah naik ke rooftop lewat tangga taman depan.

Disusul oleh Kale yang merjalan santai di belakangnya.

Ya, mereka sudah lebih dulu tiba di rooftop sebelum pemiliknya tiba. Seperti biasa.

"apaan sih, cil?" Tanya Huda ketika Ian sudah masuk ke dalam ruangan.

"tar dulu. Ian minta minum" Ujar Ian masih mengatur napasnya sambil melepas sepatunya. Meraih salah satu teh kotak yang terjajar rapi di atas meja.

"kalo lagi kaya gini gemes lu, Yan" Ujar Badar dari sofa, masih memindah-mindah saluran tv dari remote.

"Ian ketemu yang nulis puisi bang Derryl!" Seru Ian.

Yang lain langsung menghentikan kegiatannya masing-masing. Menatap Ian tidak percaya. Terutama Derryl.

"jangan bercanda Yan" Ucap Alka.

"serius!! Le, kasi liat!!" Titah Ian kepada Kale yang baru duduk di sofa.

Kale lalu mengeluarkan ponsel dari saku baju seragamnya, mencari gambar yang tadi di sekolah sempat ia ambil. Kemudian menyimpan benda pipih itu di atas meja.

Ian juga mengeluarkan ponselnya, menunjukkan foto puisi Derryl untuk jadi bahan perbandingan. Yang lain jadi menyerbu dua ponsel itu.

"ih anjrit, beneran sama" Sahut Nafwa.

"persis inimah, plek-ketiplek" Tambah Huda.

"tulisan anak kelas lu, Le?" Tanya Derryl. Dibalas anggukan oleh Kale.

"siapa?" Tanyanya lagi.

"jangan pada kaget ya bang" Ujar Ian.

Yang lain siap menyimak kalimat Ian selanjutnya.

"bismillah..

tulisannya Akmal!!" Seru Ian.

Yang lain jadi tersontak kaget, namun Ian malah tertawa geli.

"HAH, COWOK?!" Seru Nafwa kelewat kaget.

"TUHKAN COWOK KATA GUA JUGA!!" Seru Huda kini mulai ikut tertawa.

Yang lain pun ikut tergelak. Namun tidak dengan Derryl.

Lihat, wajahnya pucat. Badannya jadi lemas. Apa? Cowok? Masa sih? Bohong kali.

"ANJRIT DERRYL HAHHAHAHA" Alka tertawa lebih puas dari yang lain.

"anjir serem juga" Ucap Badar.

"ko bisa Akmal ya?" Tanya Alka menyeka air matanya, masih tertawa kehabisan napas. Biasa, Alka ini kadar kerecehannya terlalu rendah.

"Akmal kan emang melenoy tau bang! aduh geli ih, bang Derryl!"

"adeeuuhh Derryl,, HAHHAHA" Goda Nafwa masih juga menertawakan temannya yang kini jadi bete.

"bangsat lo semua"

"tapi masa iya Akmal. Akmal kan suka nya sama Raihan tau, Yan" Kale membuka suara, bersandar santai sambil melipat satu kaki di atas yang satunya.

"dih anjrit! serem-serem amat isian kelas lu" Badar bergidik geli.

"hmm... bisa jadi sekarang sukanya sama bang Derryl.." Jawab Ian.

"anjing jangan dibahas ah!" Pekik Derryl masih jengkel karena jadi bulan-bulanan teman-temannya.

"HAHAHHAHA"

"ADUH MASIH NGAKAK RYL!"






















poems, nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang