Chapter 3 : Tujuan

6 2 0
                                    

Kereta terus melaju melalui hutan. Aku memilih tempat di pojok dekat jendela. Selain aku bisa melihat pemandangan di luar dengan leluasa, aku juga bisa menghindari kebisingan di bagian depan kereta. Aku tidak terlalu suka tempat yang ramai dan penuh kebisingan. Bersandar di tempat duduk dari kayu sambil terus menatap pesona luar jendela. Aku menggunakan jaket buatan kakekku yang sangat nyaman dengan tudung.

"Boleh aku duduk di sampingmu?" Seseorang berdiri di sampingku meminta tempat duduk di sampingku.

Bukankah banyak tempat lain yang kosong?

"Ya,"

biarlah. Yang penting dia tidak berisik seperti di depan sana.

Aku bergeser memberikan sedikit ruang duduk kepada perempuan di sampingku. Jika dilihat sekilas umurnya hampir sama denganku.

"Mari kita berkenalan. Namaku Narin,"

Ia menjulurkan tangan padaku. Sebenarnya aku memilki sifat terlalu waspada terhadap orang yang baru saja aku temui. Tapi menurut perkiraanku ia tidak berbahaya. Aku membalas jabatan tangannya.

"Aku Peter," aku melepas jabat tangan lalu kembali ke posisi semula.

"Oww Peter. Apakah kamu juga akan ke sekolah sihir Mosgaria?"

"Juga?"

"Ah iya. Aku akan mendaftar di sana,"

Jadi dia satu angkatan denganku. Mungkin aku akan meminta bantuannya nanti karena aku tidak tahu jalan ke sekolah sihir itu.

"Begitu ya. Kalau begitu mohon bantuannya,"

"Ahh iya aku juga. Omong-omong kamu akan memilih keahlian apa di sana?"

Aku memandangi keluar jendela kereta kearah pegunungan yang menjulang. Kami telah berada di pinggir danau dengan airnya yang sangat jernih. Di sekelilingnya hanya terlihat pepohonan menjulang. Berbagai rantai ekosistem bermunvulan di sana. Kereta kami masih terus melaju.

Benar-benar indah

"Healer,"

"Wow. Mungkin kita bisa membentuk kelompok suatu hari nanti," Aku menatapnya. Narin tersenyum padaku. Sejak tadi aku belum melihat seperti apa wajah narin karena aku sering menunduk. Dan aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika menatapnya tersenyum saat ini.

"Memangnya apa keahlianmu?"

"Aku adalah tipe knight. Magic knight. Tujuanku menjadi kesatria adalah ingin membasmi penjahat di dunia ini dengan pedangku,"

Ah sudah pasti. Seorang seperti ia memiliki tujuan yang mudah ditebak. Tapi kenapa nada bicaranya sedikit berubah ketika membicarakan tujuannya?

"Begitu ya. Itu salah satu keahlian yang sulit karena serangannya memiliki jangkauan pendek. Berhati-hatilah dalam memilih lawan dan analisis sebelum pertarungan,"

"Terimakasih Peter. Kamu terlihat seperti orang yang sudah berpengalaman dalam pertarungan," aku terdiam.

"Kalau kamu?" Sekarang ia menunjukku. Aku meboleh padanya lagi.

"Tujuanku?"

Narin mengangguk.

"Penebusan dosa,"

"Uwaa, terdengar dramatis dan mengerikan. Emang kamu melakukan dosa apa? Sepertinya dosa yang besar"

"Hmm. maaf,"

"Be.. benar juga ya. Aku minta maaf. Pasti kamu merahasiakannya, tapi apapun itu aku akan mebantu sebisaku"

Narin menggenggam tanganku. Aku melirik ke arah genggaman tangannya yg cukup lama. Ketika Narin melirik kearah gemgaman tangannya, ia segera melepaskan genggaman tangannya dengan cepat dan menghindari tatapan denganku.

Sikapnya tiba-tiba berubah. Orang yang aneh.

Kami pun sibuk dalam kegiatan masing-masing. Narin membersihkan pedangnya sedangkan aku kembali melamun menatap keluar.

Seperti apa ibukota Terresia dan seperti apa sekolah sihir Mosgaria. Semoga tidak banyak orang aneh di sana.

Mysterious Vampire(Vol.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang