Chapter :3

12 6 0
                                    

"Kejujuran!"

"Kejujuran?!" dilraba melebarkan matanya, ia paham dengan maksud sang profesor, hanya saja ia tidak yakin akan melakukannya.

"Oke, aku akan coba berbicara dengan mereka kali ini." lanjutnya.

"begitu lebih baik! dan tentang kasus ini, kita akan bahas dilain waktu saja."

Flashback Off.

Dilraba mencoba mengumpulkan keberaniannya, ia menghela nafas pelan. didetik berikutnya ia pun angkat suara.

"Emm, hei. Apa kalian masih mempertanyakan latar belakang dan identitas kalian???" tanya dilraba lembut, sontak mereka bertiga pun menghentikan aktivitasnya, wajah mereka berubah serius.

"Kenapa tiba-tiba..." Ucapan baekhyun terpotong.

"Sudahlah, kak. Tidak usah dipikirkan lagi." Kata chanyeol singkat dan datar, lalu beranjak pergi meninggalkan dilraba, dengan disusul baekhyun dan jingyi. Mereka bertiga kembali ke kamar masing-masing.

Dilraba menghentakkan tubuhnya pada sandaran sofa seakan menyerah. Ia frustasi memikirkan semua ini.

"Ayah, ibu, aku harus bagaimana?" Lirihnya

======

Dilraba berdiri didepan kaca diruang tengah, menikmati suasana pagi sambil sesekali menyesap secangkir teh di tangannya. Disisi lain seorang laki-laki tengah menuruni anak tangga satu persatu dengan perlahan. Sejenak langkah kakinya terhenti, matanya melirik pada meja berantakan diruang tengah.

"Kau membawa pulang pekerjaanmu lagi?!" Dilraba membalikkan tubuhnya, ditatapnya chanyeol dengan mata sayunya, didetik berikutnya ia tersenyum. Chanyeol melangkahkan kakinya ke ruang tengah, ia menghentakan tubuhnya pada sandaran sofa.

"Kau tidak pergi bekerja hari ini?" Tanya chanyeol sambil meraih sebuah dokumen diatas meja. Belum sempat ia membacanya,  dilraba sudah merebut kembali dokumen tersebut. Dilraba mengemas semua kedalam tasnya, karena terburu-buru ia tidak sadar telah menjatuhkan sesuatu hal yang penting.

"Aku hanya menunggu kalian bangun, aku juga sudah menyiapkan sarapan jika kalian lapar. aku berangkat dulu! bye-bye." Ujar dilraba beranjak pergi.

Tak lama setelah dilraba meninggalkan rumah, chanyeol pun bangkit dari duduknya, ia berjalan ke sisi lain meja dengan waspada, Ia membungkuk, tangannya meraih sesuatu dibawah meja, sebuah kartu.

"Uwaa, apa ini?!" Seru seorang gadis seraya merebut kartu itu dari tangan chanyeol. Jingyi menatap kartu ditangannya, ia merasa asing dengan tampilan kartu putih itu, dimana tak ada apapun pada bagian depan dan belakangnya, benar-benar kosong.

"Anehkan? tidak ada apapun disana, tapi kenapa kakak menyimpannya." Ujar chanyeol pada jingyi. Kini mereka tampak sedang berpikir.

Baekhyun yang sedari tadi hanya diam menikmati sarapan dimeja makan, tiba-tiba bergegas pergi, ia menaiki anak tangga dengan langkah terburu buru. dimenit berikutnya ia kembali dengan sebotol tinta hitam dan kuas ditangannya.

Tanpa berbasa basi, baekhyun langsung mengoleskan tinta pada kartu tersebut dan perlahan tulisan pada kartu itu pun muncul.

"Aku mempelajarinya dikelas seni! tadinya aku berpikir, mungkinkah itu ditulis dengan tinta tidak terlihat? jika benar begitu, tinta hitam pasti akan sangat membantu." Jelas baekhyun.

"Ah, shit! Aku tidak berpikir sampai kesana." seru jingyi,

Namun, masalah tidak berhenti disitu saja. Pada bagian depan kartu itu terdapat identitas lengkap Dilraba, sedangkan pada bagian belakang hanya tertera angka '91991'

======

Chanyeol berada didepan komputernya, ia bertekad untuk mencari informasi tentang angka-angka tersebut. Dengan bantuan dari kedua adiknya, baekhyun si ahli statistika dan jingyi si mahasiswi terbaik UCPD [University of California Police Department], ia yakin dapat mengungkap kebenaran yang bertahun tahun disembunyikan oleh Dilraba.

Tik Tik Tik Tik Tik--

"Halaman ini tidak tersedia! artinya angka-angka ini adalah sebuah teka-teki, kita harus memecahkannya!" ujar chanyeol pada kedua adiknya.

"Hump, apa yang biasanya tertera dibagian belakang sebuah kartu?" Seru Jingyi, didetik berikutnya mereka semua tersentak dan saling menatap satu sama lain, seakan mengerti sesuatu hal.

"Iya, itu dia! bukan sebuah angka melainkan sebuah huruf! sebuah huruf yang tersusun rapi menjadi sebuah kata atau kalimat. Jika tebakanku tidak salah, ini adalah..." Ucapan jingyi mengambang, didetik berikutnya ia tersenyum.

Jingyi mengambil alih komputer chanyeol, jemarinya menari-nari diatas keyboard, mengetikkan sesuatu yang ada dibenaknya.

Tik Tik Tik Tik--

[memasuki situs web internal ISIA]

Bola mata mereka melebar seketika, mereka tak menyangka jika angka-angka itu akan membawa mereka pada ISIA.

"Ternyata memang benar, ISIA!" Ujar jingyi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.

"aku rasa ISIA tidak mudah, lebih baik serahkan tugas ini pada ahlinya, dia sangat teliti dalam hal seperti ini." jingyi mengiyakan ucapan baekhyun, ia mundur dan menyerahkan semuanya pada chanyeol.

30 menit kemudian.

"Aneh, informasi tentang ISIA dan pengelolanya sangat rinci, tetapi tidak ada informasi tentang kakak." Gumam chanyeol.

ISIA [International Secret Intelligence Agency]
ISIA didirikan tahun 2004. ISIA yang sekarang dikelola oleh Profesor muda yang merupakan salah satu dari tiga orang paling berpengaruh dalam bidang informatika dan teknologi, Kim Junmyeon.

"Eoh, dua ribu empat?! sekarang sudah dua ribu sembilan belas, ISIA tua sekali." Ujar baekhyun.

Tik Tik Tik Tik--

404 Whoops... Mobile Not Found.

"Em, benar-benar tidak mudah, jalan satu satunya kita harus pergi ke ISIA." Ujar chanyeol datar tanpa ekspresi, atau senyum sedikit pun.

"Tapi, bagaimana caranya?!" tanya baekhyun.

"Kita menyelinap!"

======

Langit jingga memenuhi seluruh penjuru kota, angin sepoi-sepoi menerpa ketiga orang yang tengah berdiri di rooftop rumahnya, pandangan mereka terpusat ke arah selatan, dimana sebuah bangunan misterius berdiri. Sebuah bangunan yang dilengkapi dengan sistem keamanan berteknologi tinggi.

"ISIA berada dikota terapung, seluruh bangunannya dikelilingi oleh air laut." Ujar chanyeol datar.

"jadi kita harus menyebrang ya." seru jingyi.

"kalian benar-benar menggambarkan lokasi itu seperti benteng disuatu pulau terpencil. by the way, sejak kapan kau belajar menyusup?!" Jingyi tersentak oleh pertanyaan yang dilontarkan baekhyun,

"Waktu ujian praktik UCPD!" jawab singkat, lalu tersenyum manis.

"Hump, apasih yang tidak kau pelajari di UCPD." Ujar chanyeol dengan nada meledek. lalu tertawa bersama baekhyun.

"Hump, terus saja tertawa. jika besok kalian tertangkap oleh ISIA, jangan berharap aku akan membantu kalian!" Jingyi mendengus sebal. lalu beranjak pergi, meninggalkan dua saudaranya di rooftop.

Seven CodeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang