Chapter :4

9 6 0
                                    

Sinar mentari naik, menelan dinginnya malam. Seorang gadis cantik, pekerja keras, pagi-pagi buta ia telah kembali ke meja kebesarannya di ISIA, bergulat dengan laptop miliknya dan beberapa berkas penting. Benar-benar profesional. Gadis itu tenggelam dalam pekerjaannya, hingga tidak sadar jika dirinya tidak sendirian lagi diruangan itu.

"Seperti biasa, kau selalu datang lebih awal dari siapapun."

"Lebih baik datang untuk melihat, daripada datang untuk dilihat. Bukankah begitu, profesor?" sang profesor hanya tersenyum mendengarnya, didetik berikutnya ia angkat bicara.

"Kau tahu?! Kemarin, tepatnya pukul 11 lewat 35 menit tengah hari. seseorang berhasil membobol situs web internal ISIA."

"Aku tahu, dan orang yang dapat melakukan hal itu, setidaknya memiliki IQ-200." profesor hanya mengangguk-ngangguk seakan mengiyakan ucapan dilraba.

"Dalam hidupku, aku hanya tau satu orang yang berIQ-200, dia ahli dalam teknik informatika. Kemarin dia membobol situs web internal, dan hari ini dinding ISIA."

"Ya, itu bukannya tidak mungkin terjadi." Profesor menghela nafas pelan, didetik berikutnya ia tersenyum pada dilraba.

======

Ketiga orang itu berkumpul diruang tengah, pandangan mereka terpusat pada satu layar komputer. mereka menelusuri situs web internal lebih jauh, dan mendapati sesuatu hal yang membuat mereka tercengang.

"kantor pusat ISIA terletak dilantai 0,5 ?!" sejenak chanyeol mengedarkan pandangannya ke sekitar, sembari berpikir. Namun, sekeras apapun ia berpikir, otaknya tidak dapat menemukan apapun.

"Ini pasti teka-teki, dinding ISIA tidak akan mudah dibobol." chanyeol dan baekhyun hanya terdiam mendengar ucapan jingyi, sambil menatap satu sama lain.

"Hump, kenapa kita tidak naik lift atau tangga saja, mungkin ada sesuatu antara lantai 0 dan lantai 5." seru baekhyun, chanyeol dan jingyi mengangguk setuju, setelah itu mereka beranjak dari duduknya, mengemas semua hal yang dibutuhkannya ke dalam sebuah ransel berukuran mini. Tak lupa chanyeol juga memasukkan sebuah kamera mini ke saku celananya. Mereka melangkah keluar dan berangkat ke ISIA, sebagai cleaning service.

======

ISIA [international secret intelligence agency]

Mereka bertiga berhasil memasuki gerbang ISIA, mereka lolos dari petugas keamanan, kini chanyeol, baekhyun dan jingyi bergegas menuju lantai 0 dimana itu adalah lobby. ISIA merupakan salah satu gedung terunik, jika biasanya gedung menjulang tinggi keatas, ISIA adalah kebalikannya, hampir seluruh bangunannya terkubur dibawah tanah. Sukses memasuki lobby, mereka pun mulai berpencar.

50 menit kemudian, mereka berkumpul kembali dilobby.

"Apa kalian menemukan sesuatu?!" Tanya chanyeol dengan nada pelan,

"Tidak ada apapun ditangga." jawab baekhyun.

"sudahlah, ayo! kita pulang saja. kita hanya mendapat lelah disini." Lirih jingyi dengan wajah lesu. Chanyeol terdiam sejenak, ia terlihat sedang berpikir. rasanya ada yang salah, batinnya. didetik berikutnya chanyeol tersentak.

"begitu rupanya, ayo! ikuti aku." chanyeol membawa kedua adiknya memasuki lift, ia menekan angka 0 dan angka 5 secara bersamaan. tak beberapa lama kemudian lift mulai berguncang, lalu berhenti dan terbuka. Lift itu membawa mereka ke suatu ruangan putih, kosong, dan cukup luas.

"Ah, dimana kita?!" lirih jingyi ketakutan. Ia menatap sekitar dan melihat pintu lift perlahan menghilang, tiba-tiba sebuah suara tepuk tangan menyambut mereka, tapi entah darimana asalnya.

Clap! Clap! Clap!

"Memecahkan teka-teki ISIA, itu tidaklah mudah, itu akan sangat menguras tenaga juga pikiran. Kalian adalah yang pertama yang dapat membobol dinding ISIA dan sampai ke titik ini. Akan tetapi, teka-teki tidak berakhir sampai disini saja. Anak-anak pintar permainan yang sebenarnya barusaja dimulai!" Ujar suara misterius tersebut. Jingyi benar-benar ketakutan hingga ia memeluk chanyeol dengan erat.

"Kami tidak ingin bermain dengan mu, lepaskan kami!" Bentak Chanyeol geram.

"Hahahaha, melepaskan kalian?! semua itu sudah terlambat. Kalian tidak punya pilihan selain mengikuti permainanku, peraturannya mudah saja, jika kalian menang maka pintu menuju pusat ISIA akan terbuka. Namun,  jika kalian kalah, tentara ISIA akan berada disini dalam 30 detik, setelah itu apa?! kalian akan pergi, baik ke penjara atau neraka!" kata-kata itu bergema ditelinga jingyi, membuatnya kesulitan menelan saliva.

"Sekarang bagaimana?!" Tanya baekhyun pada chanyeol dengan tatapan waspada.

"Seperti katanya tadi, kita tidak punya pilihan selain mengikuti permainannya dan mengalahkannya!"

"jadi kalian sudah memutuskan, Bagus sekali! Permainannya mudah, Temukan pusat Labirin dan bebaskan dia-"

"KAKAK!" seru mereka secara bersamaan saat layar menunjukkan gambar dilraba yang tengah terikat disebuah tiang besar dengan keadaan tidak sadarkan diri."

"Apa yang kau lakukan pada kakak kami?!" bentak jingyi dengan penuh amarah.

"Aku? Bukan aku, tapi kalian! nyawa kakak kalian kini ada ditangan kalian, waktu kalian hanya 60 menit! Lewat satu detik saja, nyawa dilraba akan melayang! Dan waktunya dimulai... SEKARANG!"

Ruangan kosong yang luas itu seketika berubah menjadi labirin yang rumit, gelap, dan membingungkan.

"lalu, apa lagi yang kita tunggu?! Ayo!" jingyi berniat untuk pergi, tapi chanyeol dengan cepat menghentikan adiknya itu dan berkata.

"Ini bukan labirin biasa yang dapat diselesaikan dengan mudah, jingyi. Ini labirin ISIA! Kita harus berhati hati dalam setiap langkah, kita tidak bisa bertindak gegabah!"

"Tapi bagaimana dengan waktunya?! Jika kita sampai terlambat sedikit saja, maka kakak-"

"kakak pasti akan baik-baik saja! Kita akan membebaskan dia tepat waktu." ucap chanyeol berusaha menenangkan jingyi.

Mereka berjalan menyusuri lorong labirin dengan penuh kewaspadaan, lorong yang sepi dan sunyi. Chanyeol mengedarkan pandangan ke sekeliling, didetik berikutnya ia menghentikan langkah kakinya.

"Ada apa?!" tanya baekhyun,

"apa kalian tidak merasa aneh, sudah 10 menit lebih kita berputar-putar di labirin ini, tapi tak ada bahaya sama sekali."

"Bukankah itu hal yang bagus? Sudahlah, jangan buang waktu untuk bicara, ayo!" ujar jingyi menimpali ucapan chanyeol.

"Akh!" Seru baekhyun.

"Ada apa?!  Kau baik-baik saja?!" Tanya chanyeol penuh dengan kekhawatiran.

"aku tidak apa, tapi sepertinya aku menginjak sesuatu..."

Seven CodeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang