Chapter :1

42 8 0
                                    

Pulau X | Carolina, 02.35 Pm. 10/5/2010.

Pulau X, atau yang sering disebut pulau kabut adalah pulau paling misterius didunia. Dikarenakan hal tersebut, orang-orang mengklaim pulau itu berhantu. tetapi dari hasil penyelidikan Agen Khusus ISIA pulau itu adalah pusat komando teroris yang dilengkapi dengan sistem pertahanan berteknologi tinggi. Belum pernah ada anggota kepolisian atau agen khusus negara yang dapat keluar hidup-hidup dari pulau.

Tanah yang penuh jebakan, pepohonan yang dapat melihat juga mendengar. Tidak mudah masuk kesana. Kalau pun berhasil, kecil kemungkinan untuk keluar. Dengan susah payah 2 Agen Khusus ISIA berhasil sampai dipusat komando. Mereka menatap satu sama lain dan tersenyum bangga.

"Tombol merah ini harusnya untuk meledakkan pusat komando secara mandiri,kan?!" Ujar sang agen wanita, Xuan Liu.

"Bersamaan dengan pusat komando, pulau ini juga akan hancur." Ujar rekannya yang tidak lain adalah suaminya sendiri. Sejenak Xuan liu merasa ragu dengan keputusannya, mengingat resiko yang akan ia dapatkan. Gi Dae menangkup wajah xuan liu dengan kedua tangannya dan menatapnya intens sembari tersenyum lembut. Seakan akan tengah mengatakan bahwa keputusannya sudah benar. Kedua agen itu menekan tombol peledakan mandiri secara bersama sama.

"Peledakan pulau secara mandiri diaktifkan! Memulai hitungan mundur!" mereka saling menatap lembut dengan air mata yang menetes pelan. Sementara itu, diluar markas tengah terjadi kericuhan.

"Mana mungkin! Radar sama sekali tidak mendeteksi adanya serangan. Bagaimana ini terjadi?! Bagaimana bisa mereka masuk ke ruang kendali, sedangkan disana ada ratusan tentara yang berjaga!" penjaga itu shock mendengar peringatan ledakan pulau, Ia bergegas menghubungi tentara yang berjaga diruang kendali.

"Apa, kamu bilang apa?! me... me... mereka agen khusus ISIA, Xuan Liu?!" ujarnya gemetar ketakutan.

Xuan Liu, salah satu agen khusus ISIA yang telah mendapatkan banyak mendali emas. Tidak pernah ada satupun tugasnya yang gagal, Xuan Liu selalu membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dia adalah agen khusus ISIA yang paling genius, dengan IQ-350 yang dimilikinya, Xuan Liu menjadi agen khusus kebanggaan Amerika, sekaligus leader yang dapat diandalkan bagi Tim-nya.

"Masih tersisa 50 detik, mari selesaikan tugas ini." Ujar Gi Dae pada Xuan Liu dengan lembut. Xuan Liu meraih ponselnya dari dalam ransel dan bergegas menghubungi seseorang.

Tut... Tut...

"Ayah! Ibu! Kalian dimana? Kalian tidak lupa ulang tahunku,kan? Hari ini ulang tahunku yang Ke-16." Celotehnya dari balik layar vidcall. Hati Xuan liu semakin terasa sesak, tapi ia berusaha tersenyum dan tegar seakan akan tidak terjadi apapun.

"Dilraba, putriku. Mana mungkin kami melupakannya. Selamat ulang tahun, Dilraba!" Sahut Gi Dae, lalu tersenyum pahit.

"Selamat ulang tahun, sayangku! Dilraba, dengarkan kami baik-baik ya. Hari ini ibu dan ayah mungkin tidak akan bisa pulang..." Ujar Xuan liu mengambang, ia berusaha menahan air matanya sebisa mungkin. Dilraba mematuhi kata-kata mereka dan mendengarkan dengan baik.

"Dilbara! Maaf, selama ini ada satu hal yang kami rahasiakan darimu. Mengenai pekerjaan kami... Kau tahu ISIA? ISIA yang sangat kamu kagumi itu, hingga kamu bercita-cita menjadi agen khusus ISIA. Ayah dan ibu adalah agen khusus ISIA! Maaf, sudah menyembunyikan ini darimu..." Dilraba tersentak, ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Siapa? Bekerja apa?, pikirnya.

"Awalnya hari ini ibu dan ayah ingin merayakan ulang tahun yang indah bersamamu dan yang lainnya, seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi... Kami tidak bisa... Mulai hari ini dan seterusnya kami tidak akan bisa menemani mu, menemani kalian semua..." Xuan liu tidak berdaya untuk melanjutkan ucapannya, air matanya tidak dapat disembunyikan lagi. Ia menangis dalam dekapan Gi dae. Dilraba membeku, pelahan air mata mulai membasahi pipinya.

"Diatas meja dikamar ibu dan ayah, ada sebuah hadiah dan surat yang kami tinggalkan untukmu dan adik-adik. Kalian harus baca sampai habis ya." Sahut Gi dae terdengar sendu.

"Dilraba, kamu jaga adik-adik mu dengan baik ya. Jangan terlalu keras pada mereka. Senakal apapun mereka jangan pernah sesekali mengangkat tanganmu pada mereka." Ujar xuan liu dengan lembut, lalu menyeka air matanya dengan cepat.

"Dilraba, mulai hari ini kamu adalah agen khusus ISIA! Ibu telah menunjukmu secara resmi! Kamu adalah pengganti ibu. Dengan kemampuan dan pengetahuan mu, ibu yakin kau pasti akan dapat membawa ISIA pada puncak yang baru. Jangan pernah jatuhkan nama agen khusus ISIA ya, terlebih lagi nama baik ibu dan ayah." lanjutnya.

"Ayah dan ibu telah menaruh semua bonus hasil menyelesaikan tugas beberapa tahun ini dikartumu. Gunakan itu untuk memenuhi kebutuhan kalian. Ayah dan ibu... benar-benar tidak rela meninggalkan kalian... tetap jadi satu keluarga yang hangat ya dan jangan lupakan kami... Kami selalu menyayangi kalian!" Mereka berdua tersenyum lembut disertai eye smile yang cantik. Dilraba menatap lekat dua wajah dilayar ponselnya tersebut dengan masih berlinang air mata,

BOOM!!!

"Ibu!!! Ayah!!!! aishh, mimpi masa lampau lagi. Sudah sembilan tahun, tapi beberapa peristiwa masa lalu masih sering muncul dalam mimpi." Dilraba terbangun dengan nafas yang memburu dan keringat dingin di sekujur tubuhnya. Sungguh pagi yang buruk untuknya.

======

Sudah 30 menit yang lalu, sejak gadis itu terbangun dari mimpinya. Ia termenung didepan meja rias, sembari sesekali mengecek ponsel miliknya. Namun, tetap tak ada tanda-tanda kehidupan diponselnya. Dilraba mendengus sebal. Sementara itu, seorang laki-laki tengah menaiki anak tangga satu persatu dengan wajah malasnya. Sesampainya didepan sebuah pintu kamar,  ia mengetuk pintu itu berkali-kali, laki-laki itu berdecak kesal karena merasa sudah cukup lama ia mengetuk pintu dan tak kunjung dibuka oleh sang penghuni kamar.

"Dilraba, mau sampai kapan kau tidur?! Cepat bangun, lalu turun dan habiskan sarapanmu!" Teriak seorang laki-laki dari luar pintu kamarnya, Baekhyun.

Dilraba masih termenung, ia tidak mempedulikan teriakan adiknya. Merasa terabaikan, ia pun segera melangkah kembali ke meja makan. Ponsel Dilraba bergetar, tanda pesan masuk. Ia bergegas membuka pesan yang sedari tadi telah dinantikan olehnya.

91991 | L0,5 Underground, 7.45 Am.

Dilraba beranjak dari duduknya, memasukkan ponsel miliknya ke dalam saku mantel yang ia kenakan, lalu meraih tas dan beranjak meninggalkan kamar. Ia melangkah menuruni anak tangga dan berhenti diruang makan.

"aku berangkat dulu! Jika kalian mau, makan saja sarapanku. Oh ya, yang harus selalu kalian ingat! Jangan sekali-sekali kalian memanggilku sebagai kakak kalian didepan umum. Bye-bye!" setelah mengucapkannya, Dilraba bergegas melangkah pergi meninggalkan rumah dan ketiga adiknya. Mereka bertiga sudah biasa akan sikap kakaknya yang acuh tak acuh itu.

======

Sudah beberapa hari ini, pria yang kerap dipanggil profesor itu mengunci diri didalam lab miliknya. Ia begitu serius bila sudah bersangkutan dengan sains. Benar-benar profesional.

Ia telah merancang proyek barunya sedemikian rupa. Ia memperhatikan setiap detail dengan telitinya, memastikan tidak ada masalah yang terjadi. Pria itu tenggelam dalam pekerjaannya, hingga tidak menyadari jika dirinya tidak sendiri lagi diruangan itu.

Seven CodeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang