🌻Akhir Yang Manis🌻

436 206 151
                                    

Hana Cintia Bella, gadis cantik berkacamata yang tinggal sendiri di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Kedua orang tuanya telah meninggal lima tahun yang lalu. Ia hanya memiliki dua orang sahabat laki-laki yang selalu menemani hari-harinya. Alan Kusumah dan Raka Wijaya namanya. Hana menyimpan rasa kepada Alan, tetapi ia tidak pernah mengungkapkannya karena takut merusak persahabatan mereka. Disisi lain Hana memiliki Raka yang selalu mengerti isi hatinya. Mereka bertiga membangun usaha bersama, yaitu sebuah cafe yang diberi nama cafe Tralala.

Sinar mentari masuk menembus jendela kamar Hana dan membangunkannya. Ia pun bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi, dan bersiap menuju cafe.

Ceklek

Hana membuka pintu cafe dan langsung menurunkan kursi-kursi yang masih berada di atas meja. "Pagi Han, sini aku bantu." Sapa Alan, dan dibalas oleh anggukan Hana.

Saat Hana dan Alan sedang menurunkan kursi. Tidak sengaja Alan memegang tangan Hana. Hingga membuat jantung Hana berdebar kencang.

"Raka dimana si lo, bantuin gue...." Batin Hana

"Hai!" Suara lembut itu membuat tangan Alan terlepas dari tangan Hana. Hanapun segera menghampiri Raka

"Akhirnya lo dateng rak." Bisik Hana pada Raka

"Kenapa? Jantung kamu mau terbang lagi ya?" Ejek Raka sambil tertawa terbahak-bahak.

"Ada apa si? Kok bisik-bisik tetangga gitu!" Tanya Alan kesal.

"Engga kok, engga penting." Jawab Hana

Merekapun berbincang-bincang mengenai perkembangan cafe yang mereka rintis dari nol.

"Lan, kenapa muka kamu pucat gitu?" Tanya Hana khawatir.

"Gapapa, cuma lagi gaenak badan aja kok." Sahut Alan, "Gue pulang duluan ya,mau tidur"

"Oke, hati-hati lo!" Ujar Raka diikuti anggukan Hana. Hana dan Raka pun melirik kearah pintu tempat menghilangnya Alan.

"Han menurut aku, ungkapin aja perasaan kamu sama Alan. Nanti Alannya keburu diembat cewek lain baru tahu rasa!" Ucap Raka sedikit meledek.

"Aku takut persahabatan kita rusak!" Sahut Hana sedikit berteriak.

"Shutt...,liat tuh pelanggan kita pada melototin kamu!" Ujar Raka. "Engga akan. Udah, pokoknya nanti aku siapin tempatnya dan jemput kamu jam tujuh malam ya"

Raka menelfon Alan

"Lan,nanti malam jam tujuh datang ke taman biasa ya. Gue mau ngomong sama lo!"

"Oke." Alan menutup telfon. Membuat Raka mengerutkan sedikit keningnya.

"Nah, Dengerkan. Jadi nanti malam kamu harus dandan yang cantik. Tapi jangan kaya boneka _Anable_ kena angin topan juga!" Raka tertawa lepas.

Alih-alih marah karena di ejek, Hana malah memeluk Raka

"Maacih!" Ujar Hana sambil memeluk erat leher sahabatnya itu

"Ehh...,lepasin aku gabisa nafas!" Ucap Raka dengan nafas terengah-engah.

"Ya maaf, kan gue terlalu seneng" sahut Hana sambil tertawa geli.

Merekapun langsung pulang dan berpisah di pertigaan jalan. Jam menunjukan pukul tujuh malam. Rakapun bergegas menjemput Hana.

Raka mengetuk pintu rumah Hana, "Han...,Ayo udah malam nih!"

Klek

Raka membulatkan matanya saat pintu itu terbuka. memperlihatkan sosok wanita bergaun Hitam yang menambah keangguna dari wanita itu.

Aksara BerkisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang