Hy hy hy... Apa kabar?
Part sebelumnya author udh ngenalin para tokoh dalam cerita ini. Gimana? Ada yg menyentuh hati kalian?
😍😍😍Boleh jujur gak nih?
Author msh ngerasa dug dug dug ga PD. Kira2 kalian bakal suka cerita ini apa enggak?
Melihat ini cerita hanya sekedar oretan hasil kegabutan😁Owh ya.. More info About Author sedikit. Hmm.. Author berasal dari pulai kecil di jawa timur yakni madura😁 status author skrg pengangguran gabut😂
Untuk lbh kenal, kuy follow IG Author @shahira_ahsan / Sha_AhsBig thanks..☺
.......
Dancing in the moonlight.. Alone.. Alone..
"Aish.. Berisik sekali. Bang Rain kebiasaan tidur udah kek org mati, kga bangun meski gempa sekalipun".
Aqiera berjalan memasuki kamar Rain untuk mematikan bunyi alarm Rain sambil ngedumel.
Ia kemudian mengambil bantal yg ada di dekat Rain dan memukulkan bantal itu ke tubuh Rain."Woyy.. Bang.. Bangun! Abang gamau kuliah?".
Perlahan Rain menggerakkan badannya. Ia berusaha membuka matanya dgn perlahan. Terlihat jelas raut wajahnya mengatakan bahwa ia sangat letih. Maklum, Rain merupakan wakil presiden mahasiswa di kampusnya. Ia memiliki banyak tugas dan tanggung jawab yg berat terhadap kampusnya.
"Bangun bang.. Udah jam 9. Abang nih tidur apa latian mati?"
ucap Aqiera lagi setelah melihat abangnya itu ttp terlelap tidur.
Rain mengangkat jari telunjuknya mengatakan ia minta beberapa menit lagi utk ttp tidur. Sambil menutup wajahnya dengan bantal, rain terlelap kembali.
"Ahh.. Sudahlah! Terserah abang saja!" Aqiera melangkah pergi keluar dr kamar Rain dengan raut wajah yg kesal.
.......
Siang itu langit terlihat mendung. Jendela kamar Rain sedikit terbuka dengan lambaian tirai putih yg tertiup angin.
"Yah.. Basah! Jendelanya harus segera gw tutup. Kamar gw bisa banjir klo kek gini".
dengan terburu2 Rain menutup jendela kamar karna hujan semakin deras dan air mulai terciprat masuk kedalam kamarnya.
Setelah itu rain mengambil ancang2 utk kembali memulai ritual yg sempat terhenti yakni REBAHAN.
Tak lama.. Tiba2 perut rain berbunyi. Cacing2 dalam perutnya mulai berdemo ria menuntut utk diberi asupan. Rain segera beranjak dari tempat tidurnya menuju dapur utk sarapan pagi + siang (maklum td tewas😂).
"Masih idup bang? Hampir aja Aqiera mo bacain yasin".
Suara julid itu kembali terdengar, sepertinya berasal dari arah belakang rain. Mendengarnya, rain tak perduli dan memilih ttp menikmati makanannya. Melihat tak ada respon dr abangnya, aqiera mengambil air minum yg ada disebelah tangan kanan rain dan meminumnya.
"Hey.. Ahh kau ini. Abang mo minum apa? Abang keselek nih! Ambilkan air lagi cepat".
Dengan wajah memerah sambil memegang dadanya, rain meminta diambilkan air. Bukannya segera mengambil air, aqiera malah tersenyum sambil berkata
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Apple
Teen Fiction=Hy.. salam kenal dari penulis amatiran ini😁 pertama kali terjun bebas kedalam dunia wp, harap maklum apabila tak sesuai ekspektasi😬= Menulis, membaca bukanlah sebuah hobi. But.. I want to change my self. Mengekspresikan rasa kedalam oretan2 kisah...