chapter 3

480 66 2
                                        

"pagi/pagi" ujar Harry dan Draco bersamaan

"Kemana mereka semua pagi-pagi begini?" Tanya Draco

"Tidak tahu....sebentar ada yang menelpon." Harry merogoh saku celananya, mengambil handphone nya.

"Halo"

"Halo Harry"

"Iya Bu"

"Ibu, ayah, tante Narcissa, dan paman Lucius kami pergi berlibur bersama. Jadi jangan khawatir, tolong kabarkan ini ke Draco juga."

"Baik Bu."

Titt

Harry mematikan teleponnya dan menatap Draco yang tepat berada di sampingnya.

"Kedua orangtua kita sedang pergi berlibur, jadi jangan khawatir."

"O-oke"

Baru saja Harry berjalan 1 langkah, Draco menarik ujung pakaian Harry.

"Ada apa?"

"Bolehkah kamu mengantarku ke universitas, soalnya semua kendaraan ku di sita oleh papa" ujar Draco dengan bibir mengerucut sedih.

*Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini* batin Harry frustasi, tetapi ia mencoba tetap tenang.

"Okey, ayo" Harry berjalan mendahului Draco

"Yeyy!"

.
.
.

Sesampainya di universitas Draco...

Harry dan Draco keluar bersamaan dari mobil Lamborghini milik Harry.

"Kau tidak langsung pulang?" Tanya Draco

"Tidak, aku akan menunggumu."

"Oke, kamu tunggu di sana saja." Tunjuk Draco ke arah kantin

"Hm" ujar Harry dan berjalan ke kantin, dan Draco pergi ke kelasnya

.
.
.

"Hello guys." Sapa Draco kepada 2 sahabat karibnya.

"Haii" sapa Pansy dan Zabin

"Apa kabar?"

"Kami baik-baik saja, kau? Apa yang terjadi saat kamu pulang dari rumah Zabin?"

"Hahh, banyak ynag terjadi." Ungkap Draco putus asa

"Apa? Apa?!" Zabin penasaran

"Pertama, semua kendaraan ku di sita
Kedua, aku harus berkerja di Potter Company
  Ketiga, papa dan mama meninggalkan ku pergi liburan
  Keempat, aku harus tinggal dengan bos ku sendiri-"

"Hahhh whatt?!" Shyok Zabin

"Demi apa??? Harry Potter?!!!" Teriak pansy heboh

"Ada lagi, kelima aku dijodohkan dengan si Harry Potter." Pernyataan Draco mampu membuat pansy dan Zabin melongo dengan mulut terbuka lebar.

"Kalian terlihat seperti orang bodoh, hahaha." Gelak tawa Draco

"Terserah, tapi apa kauserius?"

"Iya"

"Jadi kau ke sini hanya untuk menyampaikan kabar?" Tanya Zabin

"Tidak, aku ingin kalian mengembalikan buku catatan ku."

"Oh okay, ini."

"Terimakasih catatannya." Ujar Pansy dan Zabin

"Sama-sama, aku pergi dulu."

"Eeh tunggu, kami ikut."

"Ayo" mereka bertiga keluar dari kelas dan menuju ke kantin.

.
.
.
.
.

Dari jauh terlihat ada banyak orang mengelilingi satu meja di kantin

"Ada apa itu?" Tanya Zabin penasaran

"Tidak tau"

"Ayo ke sana!" Pansy menarik tangan Draco dan Zabin ke tempat kerumunan tersebut.

"Permisi, permisi."  Ujar Pansy dan Zabin kepada orang-orang yang ada di sana, dan mereka menepi karena pansy dan Zabin adalah orang yang paling di takuti di sekolah dengan keberutalan mereka.

" Harry?" Tanya Draco sambil menepuk bahunya

"Sudah selesai sayang?" Ucapan Harry mampu membuat pipi Draco memanas hingga ke telinganya.

"H-em" angguk Draco gugup. Harry beranjak dari tempat duduknya dan menyelipkan tangannya di pinggang Draco.

"Ayo sayang." Harry dan Draco pergi meninggalkan orang-orang yang tengah bingung, Sedih, terkejut, pingsan dan lain sebagainya, termasuk juga 2 sahabat karib Draco.


*****

Saat di parkiran...

"H-harry"

"Eum, apa sayang?"

"Hiss jangan panggil aku seperti itu"

"Kenapa? Apa kau tidak suka?"

"Aku maluu!" Draco menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Hahaha tidak usah malu, kan sebentar lagi kita menikah" ujar Harry membuat Draco merasakan detak jantung yang tidak karuan, apa lagi tangan Harry masih berada di pinggangnya.

"Lepaskan" ucap Draco dengan tangan yang masih berada di wajahnya.

"Apanya?"

"Tangan mu di pinggang ku"

"Maaf, pinggangmu sangat pas di lenganku."

"Bodo" ujar Draco dan langsung berlari menuju mobil.








































Hai semua, maaf kalau moyu jarang update...see you next time

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang