Lepaskan, jangan berbalik

1.8K 96 19
                                    

waw book ini nyampe 1k...

ARIGATHANKS GOZAIMUCH
//sujud

*************************
Hinata's POV

Dijodohin...? Naruto? Eh?.

"Na... Jo..."

Boong kan? Ini bercanda kan? Tunggu apa ini bulan april? April fools kah? Atau hari ini aku ultah?.

... bukan.

Seiring pemikiran itu bergema, aku mulai merasakan mataku kembali memanas. Apa ini... Kenapa tiba-tiba....

"Hina-"

"Dijodohin gimana?! Jelas-jelas pacarnya kan aku!!"

Tanpa sadar aku membentak Tenten. Seketika wajah Tenten berubah terkejut. Aku jadi merasa bersalah. Aku harus minta maaf.

"Ma-maaf...."

... Tidak, aku tidak salah. Yang salah Naruto. Ya, akulah korbannya disini.

Aku segera mengambil hp yang ada di kantung hoodieku, namun sebelum sempat tangan gemetaran ini memencet nomor yang familiar, hpku direbut duluan.

Sontak aku berteriak, "Mba-!"

"Tenang dulu Nat. Kamu mau nelpon Naruto, kan? Yakin dia mau jelasin semuanya? Naruto sekarang juga diposisi terpojok." katanya dengan nada tajam.

... Terpojok?.

Perlahan wajah tegang Tenten berubah melembut. Lalu dia memberikan senyum menenangkan. Ah, apakah disaat seperti ini aku harus tenang-tenang saja? Aku tidak mengerti....

Lagipula aku tidak mau mengerti.

Apa yang akan terjadi padaku ketika aku tau semuanya? Dibuang? Dicampakkan? Ditinggalkan?. Posisiku yang hanya sekadar 'pacar' ini takkan mampu menyaingi sosok 'fiancee' yang tentunya sosok idaman kedua orang tuanya.

... Shion lah sosok yang diidamkan orang tua Naruto.

Bukan aku.

Shion lah sosok yang tepat untuknya.

Bukan aku.

Aku mulai merasakan air mata berjatuhan dari mataku. Hidung dan bibirku terasa memanas. Hatiku, jantungku, ntah apa itu, pokoknya dadaku terasa sangat sakit.

Sakit, sesak, sakit, perih, sakit, sakit.

Ga, aku gamau. Gamau gamau gamau gamau gamau gamau gamau gamau-

"Hinata!!"

Tenten menggoyangkan kedua bahuku kencang, menyelamatkanku dari jurang pikiran yang dalam. Yah setidaknya untuk sesaat.

"Shion emang ideal bagi orang tua Naruto..." aku mulai merasakan kehangatan tersalur seiring Tenten mendekapku. "... Tapi untuk Naruto, kamulah yang pantas."

Eh? Apa dia bisa membaca pikiranku?.

"Phan... tas?"

Lalu Tenten mengangguk beberapa kali, membuat leherku terasa geli karena tergesek rambutnya.

Apa aku ini pantas untuknya? Apa aku memang cocok untuk bersanding dengannya?.

Naruto adalah sosok yang sempurna bagiku. Baik, ramah, humble, pekerja keras, lucu, romantis, loyal, tidak pilih-pilih, tidak egois, terbuka, dan... ah, kalau aku sebutkan semuanya akan memakan banyak waktu.

Sementara aku... membosankan. Ya, hanya dengan satu kata itu dapat menggambarkan seorang Hinata Hyuuga. Aku tidak bisa berkomunikasi dengan baik, lemah, penakut, selalu membutuhkan perlindungan dari yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NH StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang