Prolog

16 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, aku lagi belajar nulis CEO-CEO an

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, aku lagi belajar nulis CEO-CEO an. Moga kalian nggak eneg ya sama adegan romantis yang kubuat 😂 akan aku usahakan tetap elegan dan nggak berlebihan. Sankyou buat yg mau baca 😘😘😘

---------

Keputusannya sudah bulat. Shira memutuskan menjual dirinya.

****


Di sebuah kamar hotel sangat mewah, Shira menunggu laki-laki itu. Tubuhnya gemetar, keringat dingin membasahi tubuh. Shira duduk, berdiri, duduk lagi. Berjalan mondar-mandir meremas kuat jari jemarinya.

Begitu terdengar ketukan langkah dan pintu yang dibuka, ia menahan napas. Ketakutan membuat tubuhnya gemetar hebat.

Lelaki yang baru saja membuka pintu menyunggingkan senyum.

Shira terperanjat.

"K-kau?"

"Kecewa sekali. Gadis yang kubeli seharga 5M tidak menyambutku dengan baik," ucap pria muda itu. Melvin Tenggara. Produser muda kenamaan yang saat ini cukup gemilang melahirkan banyak film-film baru, laris dan memenangkan banyak penghargaan.

"Melvin!"

"Kenapa Nona? Saat ini tak ada alasan untukmu menolakku lagi," seringai Melvin. Ia menutup pintu berjalan mendekat ke arah Shira. Shira terdesak terus memundurkan langkah sampai punggungnya membentur tembok. Melvin cepat menguncinya di antara kedua tangan.

"Aku berubah pikiran," Shira membuang muka saat Melvin mendekatkan wajahnya. Lelaki itu tak gentar dengan apa pun yang keluar dari mulut gadis di depannya. Ia hanya terkekeh.

"Kontrak sudah ditandatangani. Uang sudah ditransfer ke rekeningmu. Kau sudah menjadi milikku," tegas Melvin. Shira tergeragap.

"Tapi--"

"Seberapa buruknya aku? Bahkan menjual diri pun kau tidak mau padaku?" Melvin merasa harga dirinya jatuh. Gadis incaran sejak jaman SMA, tak kunjung ia dapatkan. Bahkan di saat sulit seperti ini pun, gadis itu mencoba menjual diri, dan tetap tidak mau dirinya yang membeli.

"Malam ini, tidak ada yang bisa menolakku Shira!" Kemarahan Melvin membuat pria itu mulai beraksi. Melucuti beberapa kancing pakaian Shira. Mendorongnya mendesak ke atas ranjang. Shira tak berdaya. Ia sudah menjual dirinya. Dan saat ini, Melvin telah mendapatkannya.

Melvin mendekatkan wajahnya ke Shira. Shira memejamkan mata takut dan membuang muka. Tapi kemudian pria itu menghentikan perbuatannya. Ia bangkit berdiri menjauhi Shira.

Membuat Shira buru-buru duduk dan menutupi diri dengan selimut. Ada air mata di sana yang jatuh. Ia merasa Melvin telah melecehkannya. Walau laki-laki tersebut belum menyentuh sama sekali.

"Benahi dirimu. Ikut aku!"

"K-ke mana?"

"Kau punya waktu 10 menit untuk merapikan diri," ujar Melvin. Pergi keluar kamar hotel.

Di situ Shira menangis. Tapi buru-buru me-lap air mata dan merapikan diri. Begitu Melvin membuka pintu, pria itu menarik pergelangan Shira.

"Sakit!" protes Shira karena Melvin cukup keras memegang pergelangannya.

"Aku tidak mau kehilangan 5M-ku. Bisa saja kan kau kabur?" Melvin menyeringai.

"Tapi ini sakit!" Shira berusaha melepas cengkeraman Melvin yang berjalan setengah menyeretnya keluar hotel.

"Semakin banyak memberontak, semakin sakit!" cetus Melvin. Shira sebal. Dia tak melawan lagi. Membuat Melvin mengendurkan sedikit pegangannya.

"Masuk!" titah Melvin membuka pintu mobilnya.

"Mau ke mana?" Shira kebingungan tapi laki-laki itu tak menjawab. Ia segera menutup pintu mobil, berjalan mengitari menuju tempat kemudi, dan menutup pintu kembali.

"Vin, mau ke mana?" Melvin tak menyahut ia memasangkan sabuk pengalaman untuk Shira dan segera menyalakan mesin mobil.

"Vin! Apa kamu akan menyiksaku?" tanya Shira takut-takut. "Kita mau ke mana sebenarnya?"

"Ke rumah orang tuamu."

"Hah apa?" Shira merasa Melvin salah sebut. Ia memastikan lagi pendengarannya.

"Shira, aku akan meminta meresmikanku menjadi menantu." Melvin meninggikan satu alisnya.

"Vin. Kau gila? Bukankah hanya cukup satu malam?"

"Ya aku gila. Gila karenamu," kekeh Melvin.

"Rencana apa yang sudah kau buat untukku?" Shira gelisah.

"Aku akan menikahimu. Lalu menyiksamu, seumur hidupmu," Melvin tergelak. Shira bergidik takut. Ia tidak bisa lari. Ia terjerat pada laki-laki gila ini.

JERATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang