**✿❀ ❀✿**
Hinata masih sibuk kabur dari desa ini, sungguh Hinata sangat menyesal jika dia menyakiti hati Naruto. Hinata takut dia akan semakin membenci nya.
"Naruto!!"
Setelah sampai di depan desa, Hinata di cekam banyak orang misterius memakai topeng hewan dan menyeret Hinata kembali ke desa.
"Tolong!! Naruto!"
"Tuan Toneri, ini dia buronan mu yang ingin kabur"
"Hinata.. Semut kecilku.. Kenapa kamu ingin kabur? Sudah tidak menginginkan ku lagi hm?"
"Lepaskan aku dari sini.. Hikss.. Aku tidak ingin berada disini lagi"
"Kenapa sayang? Bukankah kamu yang selalu berkata 'Tolong lindungi aku' ya kan sayang? Hahaha"
"Hikss.. Lepaskan aku brengsek!"
Toneri mencengkram pipi Hinata keras-keras sampai Hinata meringis kesakitan. Lalu Toneri memandangi wajah Hinata secara dekat lalu langsung menjilati pipinya yang sedang di cengkram nya itu.
"A-apa.. Y-yang.. K-kau la-laku-kan.. Lepaskan a-aku.."
"Jika aku tidak menginginkannya bagaimana? Alasan terkuat kenapa aku menolong mu dan pura-pura mencintaimu itu semua bohong bodoh, kau umpan yang sempurna untuk bocah Kyubi itu kesini"
Hinata hanya diam mendengar Toneri berbicara masih dengan posisi pipinya di cengkram.
"Tau siapa bocah Kyubi yang aku maksud?"
Toneri mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata, Hinata hanya menutup matanya, antara malu juga takut.
"Uzumaki.. Naruto.."
Hinata membelalakan matanya lebar-lebar mendengar jawaban Toneri. Ternyata benar, yang mengganggu pikiran nya tadi, yang membawa mimpi buruk nya itu adalah rubah, rubah yang menyerang desa, dan juga dia berkata Hinata telah mengkhianati nya.
Hinata hanya menundukkan kepalanya sambil menangis disana. Ia tidak tahu harus berbuat apa di desa yang sekarang Hinata anggap asing ini. Bahkan Hinata tidak tau apakah Naruto akan menyelamatkan nya atau tidak, Hinata hanya bisa pasrah dengan keadaannya.
"Ya.. Karena sepertinya dirimu memiliki hubungan spesial dengannya.. Kenapa repot-repot ingin ikut dengan buronan di negara ini? Padahal kau bisa hidup bahagia denganku"
"Aku tidak peduli keparat!!"
"Bawa dia ke kurungan, aku muak melihat wajahnya.."
Hinata diseret sampai ke kurungan, sama seperti yang Naruto alami waktu itu. Hinata tidak bisa berbuat apa-apa selain terus menangis.
Sesampainya di kurungan yang sempit Hinata langsung dilempar dengan kuat hingga kepalanya terjatuh ke lantai sampai kepalanya mengeluarkan darah.
"Hikss.. Naruto.. Aku minta maaf.. Aku bodoh.. Aku bodoh.. Aku benar-benar idiot.."
"Aku.. Merindukan mu.. Aku.. Benar-benar.. Merindukanmu hikss"
"Naruto!!!"
"Naruto!!"
"Naruto!!"
"Akhhh!!!"
"Aku bodoh!! Aku bodoh!!"
"Narutooo!!!"
"Diam! Berisik sekali!"
Penjaga yang mengawasi Hinata membentak nya setelah Hinata menjerit-jerit. Hinata tidak peduli, Hinata hanya ingin Naruto mendengarnya dan kembali kesini walaupun tidak mungkin.
"Naruto!!!"
"Akkhh!!!! Akkhh!!!"
"Naruto!!!"
Brukkk
Hinata dipukul dengan keras menggunakan kayu oleh penjaga kurungan itu. Bahkan rambutnya ditarik dengan kuat hingga Hinata terjatuh. Kini keadaan Hinata sungguh mengenaskan, rambutnya terurai dan acak-acakan, wajahnya banyak memar, juga bajunya yang tampak lusuh.
"Diam! Atau kubunuh kau!!"
"Lepaskan aku bajingan!! Lepaskan aku!!"
Plakkk
Hinata di tampar sekeras-kerasnya. Hinata masih terus memberontak walaupun sudah di siksa beberapa kali.
"Jangan menyakiti bidadari ku keparat! Hanya aku yang boleh menyentuh nya"
"Tuan Toneri.. Maaf"
Hinata melihat Toneri menghampiri dirinya lagi dan Hinata langsung ke belakang karena tidak mau disentuh olehnya lagi.
"Kenapa menjauh sayangku?"
Hinata masih pada posisinya sambil menangis kecil. Dalam keadaan seperti ini Hinata sangat lemah. Melihat Toneri, orang yang ia dekati karena takut dengan monster rubah yaitu Naruto membuat Hinata semakin bersalah dengan Naruto.
Toneri membuka pintu kurungan yang sedang mengurung Hinata itu lalu menghampirinya lagi. Setelah menghampirinya Toneri menendang perut Hinata keras-keras.
"Akhh!"
Melihat Hinata kesakitan, Toneri melanjutkan aksinya untuk menendangnya lagi beberapa kali hingga Hinata kehilangan kekuatan nya. Hinata hanya tersungkur lemah didepan Toneri. Ia benar-benar tidak menyangka ini.
"Dasar tidak berguna.."
"Sepertinya.. Aku berubah pikiran sekarang.. Daripada hanya memukulmu sia-sia sampai mati, kenapa tidak aku nikahkan saja dirimu Hinata"
"Tidak.. Aku tidak mau.. Uhukk!"
Hinata batuk darah sehabis dipukuli. Tubuhnya benar-benar lemas tidak karuan. Tenaga nya habis bahkan sekedar untuk berbicara satu kata.
"Apa?! Jawaban mu mau ahh?! Hahaha"
"Ingat ya.. mahluk tidak berguna, aku menikahimu hanya untuk memakai mu, menyentuhmu sepuas hatiku dan memancing Kyubi itu kemari!"
"Jika kau mencoba kabur dari pandangan ku.. Akan aku bunuh dirimu!"
Toneri pergi meninggalkan Hinata yang tergeletak sedang kritis. Hinata yang tidak tahu harus berbuat apa hanya menerima keadaannya ini. Ia bahkan tidak tau akan berakhir disini atau tidak. Tubuhnya benar-benar tidak merasakan apapun.
"Naruto.."
"Uhukk.. Uhukkkk"
Hinata masih batuk darah, terus-menerus sampai tubuhnya lemah total karena kehabisan darah. Hinata hanya memegangi saja tubuhnya yang sakit.
"Na.. Naruto.."
"Besok.. Aku menikah paksa dengan penjahat itu.. Dia bilang ingin memakai ku.. Ingin menyentuh ku sepuasnya.. Lebih baik Naruto tidak datang kesini.. Aku tidak mau dipandang jelek dengan Naruto.. Aku malu"
Tanpa Hinata sadari, semua penjaga yang ada disana sudah mati bersimbah darah, mungkin Hinata pingsan sampai tidak mengetahui nya. Tapi, dia masih ada di kurungan itu, siapa yang melakukan pembunuhan massal itu Hinata tidak tahu.
"Hinata.."
Ada yang memanggilnya.. Hinata tidak tau siapa dia karena matanya tidak sanggup terbuka secara benar, suara nya lembut dan sepertinya Hinata pernah mendengarnya.
Hinata pingsan dan tidak sadarkan diri.
**✿❀ ❀✿**
KAMU SEDANG MEMBACA
◖Changed Lives◗ [HIATUS!! KARENA GAK ADA IDE]
RomanceKehidupan Hinata yang serba ada dan terpandang sangat membuat orang lain kagum bahkan iri, tapi tidak dengan Hinata sendiri. Dia sangat tidak suka, dan tidak menyenangkan lagi hidup mewah, sebab orangtua bahkan kakaknya sudah tidak ada. Mereka meni...