"Dan Lo la, gw mau jalan sama Kiky, Lo pulang sendiri aja, atau..."
"Lo bisa barengan sama Hanif LAGI"Dan sebelum Ayla sempat marah marah, Davit langsung berlari meninggalkan ruang OSIS dengan menarik tangan Kiky
"Gw nggak mau anterin Lo lagi" Hanif berlalu segera meninggalkan ruangan OSIS juga
"Tapi, tunggu duluuuuuu. Kalau Lo nggak barengin gw, gw pulang sama siapaa" Ayla berteriak kencang, namun Hanif tetap melanjutkan perjalanannya menuju tempat parkir
Ayla pasrah. Dia tak pernah membawa uang lebih selain uang sakunya. Baginya, uang lebih itu akan membuatnya boros.
"Gw bareng Robin aja yaa, kan searah"
"Eh, tapi nggak enak sama Bella"
"Atau gw, telpon kakak aja yaa buat jemput?"
"Tapi kak Ami sama mama sibuk, ayah pasti juga"
"Hwuaaa, terus gw bareng siapaaa" Ayla terus berbicara sendiri sambil merengek di sepanjang jalan menuju gerbang. Dan orang di sekitar nya menatapnya aneh.
"Eh, itu Rika yaa" matanya yang tajam, menatap ke gerbang dan seorang perempuan dengan motor matic nya
"RIKAAAAA, GW NEBENGGGGGGGG" Ayla berteriak kencang, dan menjadi pusat perhatian. Tapi dia tak mempedulikannya dan melaju ke hadapan Rika sebelum dia pergi
"Ehh, ngapain Lo teriak teriak. Bukan hutan kali" wajah Rika jengah dengan tingkah Ayla
"Yaa, biasanya orang pake helm di ajak ngomong gagu " hanya cengengesan yang tergambar di raut Ayla
"Eh, gw nebeng yaa. Nanti sampai rumah, gw pinjemin novel baru gw deh" bujuk Ayla
"Gw mau aja, tapi gw tadi pagi udah barengin anak tetangga. Tuh orang nya, jadi gw harus balik sama dia" tunjuk Rika dengan dagunya, dan seorang perempuan datang menghampirinya
"Ayok kak, gw udah siap" kata sang gadis, dengan membenarkan posisi helm nya
"Maaf yaa La, lain kali Lo bilang dari pagi aja. Biar gw kosong dan bisa anter Lo" Rika sebenarnya tidak enak, dan Ayla hanya bisa pasrah
"Hah, gw nunggu aja disini. Mana tau ada yang gw kenal bisa barengin" Ayla duduk di luar gerbang, di sebelah Utara gerbang dekat toko bunga lebih tepatnya
Terik matahari dari arah barat membuat Ayla merasa panas. Sudah duduk di pinggir trotoar, bajunya yang sudah di pakai dua hari terlihat putih kotor, dan keringatnya sekarang yang bercucuran.
Ayla memang nampak seperti anak dibuang. Dan dia masih menunggu seseorang yang entah siapa yang mau mengantarkannya pulang
"Nih, pake. Kumel banget Lo, mau nge gembel?" Seseorang menutupi wajah Ayla dengan tiba tiba
"Makasss..." Ucapan Ayla terhenti melihat bahwa yang memberinya jaket adalah HANIF
"APA?" Ucap Hanif yang sepertinya akan tau apa reaksi Ayla
"Hehehe, nggak apa. Mau anterin gw pulang kan? Lo pasti nggak tega tinggalin gw di sekolah ini sendirian" Ayla PD, dengan mata berbinar
"Hmm, ayok ikut gw" Hanif melangkahkan kakinya menuju sebuah mobil
"Gilak, Lo beneran bawa mobil? Dan ini mobil Lo?" Ayla cengoh, ketika sudah berdiri di sebelah mobil merah yang terparkir di tepi jalan samping gerbang sekolah
"Apa? Lo pikir gw nggak bisa naik mobil gitu?" Senyum dengan bibir sebelah terangkat. Sangat menunjukkan wajah kesombongan seorang Hanif
"Hmm, boleh juga mobil Lo. Tapi, kok Lo bisa punya mobil Civic gini? Ini pasti punya tuan Lo kan. Kemarin aja Lo cuman bawa motor matic"
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA BABI (cinta haram)
General FictionAyla : "Heh babi, sini chat Gw!!! Gw maki Lo lewat stiker😤" Hanif : "Utututu, kalau lagi marah manis banget sih Ay kayak ampas tebu_-" Pertengkaran kecil mereka selalu membuat kelas menjadi seru. Namun, hal lain justru merusak kedekatan mereka. Buk...