"Aish" ngeluh seyla yang sedang menyetir mobil sport merahnya.
Terlalu banyak kendaraan di jalan raya sehingga membuat mobil seyla tidak bergerak.
Sudah hampir dua jam seyla sabar duduk dikursi kemudi menghadapi kemacetan ini,
Dan akhirnya setelah beberapa menit kendaraan miliknya bebas dari barisan jarak mobil lainnya.
Waktu menunjukan jam sembilan pagi.
Lobi depan sepi hanya terlihat keamanan dan resepsionis.
"Pagi bu"sapa pejaga kantor sambil meng tap tombol lift untuk bosnya.
Perlahan lahan lift VIP naik sampai ketujuanya,ruang kerja seyla.
Lantai tujuh.
Seluruh bangunan lantai tujuh adalah ruangan pribadi seyla dan termaksud kantor seyla.
Terlihat meja sekertarisnya yang sama desain seperti meja lobi di pintu masuk tadi.
Ia melihat kursi kerja seketaris kosong,tidak begitu peduli ia berjalan terus ke ruanganya.
Baru saja ia duduk dan memegang berkas dimeja kerjanya.
pintu ruangan terbuka setelah ketukan beberapa saat.
Brayn,sekertaris seyla.
Karyawan yang teladan,ia membawa latte untuk atasanya.
"Makasi ya brayn"ujar seyla yang melihatnya.
"Yourwelcome mrs"brayn meletakan latte diatas meja seyla dan pergi.
Setelah kepergian brayn seorang pria blesteran masuk tanpa mengetuk.
"Beris"tegur seyla yang terbiasa dengan sikap beris yang bebas keluar masuk diruanganya.
"Sey gue jadi patner lu ya ke acara pertunanganya aska"ujar beris tiba tiba membuat hati seyla sesak.
"Aska?mau tunangan?"tanya seyla yang tidak percaya.
Sepertinya pria itu belum bisa ia lupakan selama ini,berusaha seyla menghilangkan perasaannya tetap saja usahanya tak perna berhasil.
"Lu gak tau?"
Seyla hanya menganggukkan kepala nya.
"Kenapa belum move on?"
"Rumit ris,aku terlalu egois ya?"
"Sampai kapan lu diam terus,yok temuin dia sekarang"
"Ris,"tolak seyla,kenyataanya memang sudah jelas bagi seyla ia hanya lah masa lalu bagi aska sekarang.
"Sebelum lu semakin terluka seyla"sudah berapa lama seyla seperti ini,seyla yang dulu sudah lenyap bagai ditelan bumi.
"mau dipanggilin security?"ujar seyla agar pembahasanya tidak semakin dalam.
"Oke oke,gue bakal diam disini dari pada gue diusir"ujar beris pasrah.
Beberapa menit kemudian.
"Aish"keluh seyla sambil menghentak mouse komputer kerjanya.
Gara gara beris yang ngebahas pertunangan aska,isi otak seyla seakan ngebug.
"Secepat ini lu mau tunangan?"batin seyla yang gelisa menyadari waktu berdetik begitu cepat.
*Author
Hai seyla bukan waktu yang salah karena terlalu cepat,hanya saja sosok seyla yang gua ciptain versi sekarang sudah berubah."Berubah gimananya thor gua masih sama kayak yang dulu kok"batin seyla.
"Ris gue belum makan ni,temenin gue"ujar seyla yang tiba tiba bicara non formal dan langsung berjalan keluar.
Beris menatap seyla yang aneh,seyla yang didepanya sekarang ngomong 'gue'?
"Mampus,akhirnya singa betina sudah terbangun dari tidurnya"batin beris.
Tiba di mobil beris.
"Kita mau makan dimana?"
"Caffe mang asep ris"
"Eh tempat itu bukanya udah jadi restoran mewah"
"Oh ya?"
***
Comeback,
Setelah berapa lama akhirnya punya inspirasi lagi,jangan lupa tinggalin jejak di VOTE ya readrs:)
Oh ya silahkan coment kekurangannya,tenang readrs mental gua tahan banting kok:)20 nov 21
S.n.p
KAMU SEDANG MEMBACA
Unchanged (Seyla 2)
Ficção GeralHanya ingin kau tau perasaan ini tidak perna berubah. -Aska Egois tentang hati ini yang masih mencintaimu dan butuh kamu. -Seyla (Di saran jika ingin membaca disimpan dulu di perpustaka,bacanya entar kalo udah banyak partnya karena aku sebagai penul...