Sera mengedipkan kedua matanya mendengar ucapan Sean barusan. Sera mulai besedekap dan menatap Sean berani.
"Memangnya apa haknya Kak Sean ngelarang Sera pacaran. Terus harus izin kak Sean juga?" Kata Sera ketus.
"Pertama." Ucap Sean dengan memberikan satu jarinya. "Aku tahu, sebenarnya kamu belum dibolehkan berpacaran sama Om Raka. Kamu di bolehkan berpacaran ketika kamu sudah kuliah, lebih tepatnya ketika kamu sudah berumur 20 tahun."
Sera langsung terdiam mendengar ucapan Sean. Yang tahu kalau sebenarnya dirinya tidak boleh berpacaran hanya Clara seorang. Apa Clara yang memberi tahu Sean?
"Aku tahu sendiri, bukan dari Clara." Ucap Sean yang mengerti alur pikiran Sera.
"Kedua." Lanjut Sean. Mengabaikan wajah kaget Sera.
"Aku melarangmu pacaran karena kamu sudah aku anggap...." Sean menjeda kalimatnya. Lalu dia kembali melanjutkan kalimatnya dengan helaan napas. "Kamu sudah aku anggap seperti adikku sendiri sama seperti Clara. Jadi lebih baik kamu fokus terhadap pelajaranmu terlebih kamu sudah kelas akhir. Dan setelah liburan ini usai kamu akan mengikuti serangkain les. Kamu harus tentukan akan kuliah dimana dan jurusan yang akan kamu pilih nantinya."
Sean menatap wajah Sera. Memberi jeda kepada Sera untuk meresapi kalimat panjang yang dia ucapkan barusan padanya.
Sean lalu maju selangkah. Menjulurkan tangannya dan meletakan tangannya di atas kepala Sera. Ada perasaan sakit di hati Sean ketika Sean harus mengucapkan kalimat kalau Sera dia anggap hanya sebagai adik saja tapi nyatanya tidak.
Sean menepuk kepala Sera pelan dengan mata mereka yang saling memandang. "Kamu mengerti kan adik kecilku yang nakal." Ucap Sean gemas yang awalnya sebuah tepukan pelan di kepala berpindah kepada pipi Sera. Tapi bukan sebuah tepukan lembut tapi sebuah cubitan gemas dan kesal yang di rasakan Sean saat ini.
"Aaa... sakit Kak Sean." Seru Sera sambil melepas tangan Sean yang menempel di pipinya.
Sean tersenyum puas dan meninggalkan Sera. Membiarkan Sera sendirian yang masih setia mengelus pipinya yang memerah dan berbicara tidak jelas merutuki sifat Sean yang jahil padanya.
Sean berhenti dan berbalik. Seperti ada kalimat yang belum dia ucapkan. "Kecuali, kalau kamu ingin menikah. Mungkin ada pria yang seserius itu denganmu. Baru aku akan memberikan izin. Tentunya dengan tahapan seleksi. " Ucap Sean memberi saran.
Nikah muda.
Kata itu yang ditangkap Sera dari perkataan Sean. "Gak. Sera gak mau nikah muda. Sera masih mau kuliah dan cari kerja. Terus belanja pakai uang Sera sendiri." Tolak Sera tegas.
Sean tersenyum penuh arti. Sudah Sean duga kalau Sera akan berkata seperti itu. "Jadi jangan berpacaran dengan siapapun tanpa seizinku. Mengerti anak manis." Ulangnya dengan nada yang tegas tapi sedikit melembut. Setelah mengatakan itu Sean benar-benar meninggalkan Sera.
🍁🍁🍁
Keluarga Wijaya sarapan bersama di meja panjang. Ada yang sudah berkumpul dan ada yang belum berkumpul. Salah satu yang belum berkumpul adalah Sera. Clara sudah meninggalkannya sejak dari tadi. Sejak Sera masih mandi. Sedangkan Clara hanya bermodal cuci muka dan sikat gigi.
Sera harus selalu tampil rapi, bersih dan cantik karena ada Saga yang Sera sukai. Sesampainya di meja Clara sudah makan di apit oleh Saga dan Calvin.
"Tega lo Ra, gue di tinggal." Clara Yang diprotes oleh Sera hanya cengengesan tidak merasa bersalah sedikitpun.
Sera mulai menarik kursi kosong yang ada di depan Clara ada satu kursi kosong lagi di samping Sera. Waktu Sera menarik kursi untuk dia duduki bersamaan itupula dengan datangnya Sean dan langsung duduk di samping Sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Popular Idol (TAMAT/LENGKAP)
ChickLit(Cerita anak kedua Syesil dan Chandra, Sean) Love at first sight. Mungkin itu adalah kalimat yang cocok untuk seorang artis muda ternama yang bernama Seandra Pradipta Wijaya. Dia mulai jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang bayi yang belum...