Betapa senangnya diriku, karena keesokan harinya yang menjemput Bela adalah Bara. Bahkan dia tidak langsung mengajak Bela untuk segera pulang dia ikutan memesan jajanan di pinggir jalan. Yaitu telur gulung.
"Kak Sera mau main ke rumah Bella gak?" Katanya di sela ingin membuka tutup botol minuman. Bara yang melihat itu mengambil alih botol tersebut dan membukakannya.
Kakak yang perhatian. Senyumku dalam hati.
"Sekarang?" Tanyaku kaget. Bella mengangguk dengan riang. Aku melirik Bara dan dia dengan cuek makan tulur gulumg. Percayalah meskipun Bara sedang makan telur gulung kenapa terlihat aesthetic sekali. Sebaiknya Bara jadi seorang model saja. Dia sangat cocok.
"Bukannya kak Sera gak mau, tapi kak Sera belum izin sama mamanya kak Sera."
"Yaudah izin sekarang. Kalau gak dibolehin juga gak papa kok."
Aku tersenyum kikuk melihat Bella yang ingin sekali mengajakku ke rumahnya.
"Nanti pulangnya biar di anterin kak Bara." Ucap Bella. Sebuah tawaran yang sangat menggiurkan. Aku melihat pada Bara. Dia menoleh padaku.
"Iya nanti gue anterin lo pulang." Ucapnya dan kembali memakan telur gulung.
"Tuh kak... ayoo ke rumah yaa main sama Bela sebentar cuman. Nanti jam 7 kak Sera boleh pulang kok." Bujuknya sambil memohon-mohon padaku.
"Yaudah, kak Sera telpon mama kak Sera dulu yaa."
Aku mengambil handphone yang aku lektakan di dalam tasku. Aku meminta izin pada mamaku. Karena ini pertama kalinya aku bermain ke tempat temanku yang belum mama kenal jadi aku melakukan sebuah panggilan video call. Hanya untuk memastikan diriku aman dan tidak berbohong. Untungnya Bella dan Bara mengerti. Bahkan keduanya saling mengenalkan diri. Mama juga meminta alamat rumah Bella biar papa bisa menjemputku nanti.
Yah, tidak jadi dianterin pulang sama Bara.
Aku tersenyum sungkan pada Bella sedangkan Bara membayar telur gulung yang kami beli. Asal kalian tahu. Aku bahkan lupa untuk membayar saking senangnya melihat Bara hari ini. Setalah lama tidak berjumpa.
"Mama kak Sera pasti sayang banget sama kak Sera." Ucapnya yang tetap tersenyum tapi kenapa dari nada suaranya dia terliha sedih.
"Semua orang tua pasti sayang sama anaknya. Dan juga karena kak Sera anak satu-satunya jadi orang tua kak Sera sedikit over protektif. Maaf yaa kalau mama kak Sera bikin gak nyaman."
"Gak papa kok Bela ngerti." Ucapnya tersenyum manis. Gadis kecil yang pengertian dan berpikiran dewasa.
Bara berdiri terlebih dahulu dan membawa tas Bela. Yang membuatku kaget Bela menyuruhku untuk duduk di depan berdampingan dengan Bara padahal Bara sudah membukakan pintu untuk Bela.
Aku bingung merasa tidak nyaman tapi akhirnya aku menuruti perkataan Bela karena Bara menyuruhku untuk segera masuk dengan tanpa sebuah ucapan tapi dari gerak gerik tubuhnya. Setelah menutup pintu kemudian Bara membuka pintu mobil belakang. Membukakan pintu untuk adiknya. Bara memperlakukan adiknya lembut sekali layaknya seorang putri kerajaan. Tak lupa Bela juga mengucapkan terima kasih kepada Bara sebuah sikap yang sangat baik.
Selama perjalanan tidak ada yang berbicara. Aku menoleh ke belakang Bela sedang sibuk dengan tabletnya. Lalu aku sedikit melirik pada Bara yang fokus menyetir.
Diam-diam aku senyum-senyum sendiri. Kenapa aku seperti pasangan suami istri saja. Sekali lagi aku melirik pada Bara dan ternyata dia juga sedang melirikku.
Oh God. Kenapa aku malu sekali ketahuan karena sedang memerhatikan Bara. Aku berdehem dan pura-pura tidak terjadi apa-apa.
Aku kembali posisi dudukku semula dan ketika menoleh ke pinggir jalan. "Aaa." Reflek aku memekik pelan. Menundukan kepalaku menutup mataku dengan kedua tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Popular Idol (TAMAT/LENGKAP)
ChickLit(Cerita anak kedua Syesil dan Chandra, Sean) Love at first sight. Mungkin itu adalah kalimat yang cocok untuk seorang artis muda ternama yang bernama Seandra Pradipta Wijaya. Dia mulai jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang bayi yang belum...