Sean menemani Sera yang sudah di obati oleh dokter. Sean menemani Sera sementara Raka dan Sekar mengantar pulang dokter yang menangani Sera.
Sean duduk di tepi kasur Sera. Mengamati Sera yang dari tadi memijat bahunya. "Udah jangan disentuh terus. Kata dokter tidak ada yang serius." Cegah Sean. Menghentikan tangan Sera.
"Tapi masih sakit." Rengek Sera.
Sean tersenyum simpul. "Sabar Sera." Katanya mengelus rambut Sera.
"Memangnya kamu dari mana tadi?" Tanya Sean yang baru ingat untuk bertanya karena saking khawatirnya pada Sera.
Sera tersenyum malu untuk mengatakannya. Dia mengulurkan jari kelingkingnya meminta Sean untuk berjanji suatu hal.
Tanpa pikir panjang Sean menerima usulan Sera. "Kak Sean orang pertama yang tahu." Ucap Sera.
Ada perasaan bahagia jika Sean adalah orang pertama yang diberi tahu oleh Sera. Meskipum terkadang itu hal yang menyakitkan bagi Sean.
Sean mengangguk setuju dengan ucapan Sera.
"Tadi, Sera di tembak Bara. Lalu hari ini Sera jadian sama Bara tepat di hari ulang tahun Bara." Sera mengatakan dengan nada berbisik tapi sinar wajah cerianya memberi tahu dia sangat bahagia akan hal itu.
Sean yang mendegar itu tersenyum pahit jari kelingking yang awalnya menyatu dengan kuat kini terlepas begitu saja.
Sean membuang nafasnya gusar sekaligus menghilangkan rasa sakit hati dan kecewanya.
"Kalau begitu, kak Sean mau bilang sesuatu juga. Bahkan Clara belum kakak kasih tahu."
Jika Sean ingin melakukan suatu hal yang menurutnya besar dia akan memberi tahu Clara terlebih dahulu tapi kali ini Sean ingin Sera yang menjadi pertama.
"Apa?" Tanya Sera antusias.
"Kakak di tawari main film di luar negeri." Ucap Sean tersenyum. Awalnya Sean ingin menolak tawaran itu. Karena jika dia menerima tawaran itu dia akan berada lama di luar negeri selama dua tahun.
Hal yang Sean khawatirkan adalah gadis yang sedang tersenyum bangga pada nya saat ini. Selama dua tahun dia tidak akan bertemu dengannya.
"Ya ampun kak Sean itu keren sekali." Pekik Sera menutup mulutnya saking tidak percayanya.
Sera memegang tangan Sean. "Terima saja kak." Desak Sera semangat.
"Haruskah?" Tanya Sean pilu. Sera mengangguk mantap.
"Kesempatan tidak datang dua kali." Ucap Sera semakin menyakinkan Sean agar menerima tawaran itu.
"Tapi kakak kurang lebih dua tahun disana. Apa kamu tidak akan merindukan kakak?" Tanya Sean sedih. Apa benar gadis belia ini tidak ada perasaan sama sekali padanya meskipun hanya sebatas rindu.
"Kak Sean, Sera pasti kangen lah sama kak Sean. Tapi kan bisa video call." Ucap Sera dengan mata berbinarnya.
Sean hanya tersenyum mendengar ucapan Sera. "Kak Sean di tawari jadi apa?" Tanya Sera yang tidak lelah bertanya.
"Jadi pembunuh bayaran." Jawab Sean singkat.
Sera membulatkan kedua matanya lebar. Sera reflek memeluk bahu Sean. Meskipun Sera harus sedikit meringis karena cidera bahunya. "Kak Sean keren banget. Selamat yaa kak." Ucap Sera melepas pelukannnya dan memberikan sebuah kecupan di pipi Sean.
Sean merasa salah tingkah, aneh. Padahal dia sudah biasa diberikan sebuah kecupan dipipinya oleh lawan mainnya di film yang dia mainkan. Tapi yang mencium kali ini adalah Sera jelas sangat berbeda perasaan yang di rasakan Sean saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Popular Idol (TAMAT/LENGKAP)
ChickLit(Cerita anak kedua Syesil dan Chandra, Sean) Love at first sight. Mungkin itu adalah kalimat yang cocok untuk seorang artis muda ternama yang bernama Seandra Pradipta Wijaya. Dia mulai jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang bayi yang belum...