Bab 9 : Membiarkan

1.8K 312 18
                                    

Sera melirik Sean di sampingnya. Sejak pulang dari rumah Bara, Sean tidak berkata apapun hal yang membaut Sera bertanya-tanya.

"Mmmm... kak Sean kok gak ngomong sesuatu?"

Sera berpikir kalau Sean akan mengeluarkan sebuah petuah-petuah panjang dan menceramahinya karena jalan dengan seorang pria.

"Ngomong apa?" Tanya Sean malas.

Sera memicingkan matanya. Sera mengira kalau Sean tidak ikhlas menjemputnya. "Kalau gak mau jemput Sera yaudah gak usah jemput." Gumam Sera dengan melihat pada jalan raya tidak berani menatap wajah Sean.

Sean menyunggingkan senyumannya meletakan tangan kirinya di kepala Sera. "Kalau anak nakal jangan suka ngambek. Gak cocok." Ucap Sean gemas.

Sera semakin cemberut mendengar ucapan Sean. Kalau tahu Sean tidak ikhlas menjemputnya seharusnya dia minta Bara saja untuk mengantarnya pulang.

"Jadi kamu sudah pacaran sama Bara?" Tanya Sean penasaran.

Sera malah tertawa mendengar pertanyaan Sean. "Jangan ketawa keras-keras. Nanti kamu dikira temennya kuntilanak." Ucap Sean santai.

Sera yang tertawa bahagia tiba-tiba langsung bungkam. Sera mencubit lengan Sean kesal. Kesal karena Sean menyebutkan salah satu nama hantu yang bercirikan perempuan dengan rambut panjang dan baju putih. Ini sudah malam hari. Sera merasa khawatir karena mereka sedang melewati pohon besar. Siapa tahu pohon tersebut ada penunggunya. Pikir Sera. Meskipun biasanya kalau pohon besar di tempati oleh makhluk lain yang berbadan besar dan menyeramkan.

"Bisa gak? Gak ngomongin hantu pada saat seperti ini lagian yaa Kak Sean tuh aneh. Orang baru juga ketemu dua kali masak langsung jadian." Ucap Sera menggebu-gebu.

"Yaa siapa tahu." Ucap Sean acuh.

"Bukannya Kak Sean gak ngebolehin Sera pacaran. Kok malah tanya seperti itu?"

Apa yang membuat seorang Sean berubah pikiran.

"Meskipun aku melarangmu, kamu tidak akan peduli kan?"

"Ya betul." Jawab Sera cepet. Seketika itu Sean menjitak kepala Sera. Antara ingin ketawa dan marah dengan jawaban cepat yang diberikan Sera.

Gadis yang polos. Batin Sean.

"Dasar gadis nakal." Ujar Sean di sela tawanya.

Sera memberengut karena sudah dua kali Sean mengatakan dirinya adalah gadis nakal. Padahal Sera adalah gadis yang manis, cantik dan penurut. Setidaknya itu yang dipikirkan oleh papanya, Raka.

"Awas saja, jangan salahin Sera kalau suatu saat nanti sang artis terkenal ini suka sama gadis nakal yang masih SMA." Sindir Sera. Sean hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Sera.

Sudah dari dulu Sera, sudah dari kecil kakak menyukaimu. Batin Sean

Kenapa untuk sekedar mengucapkan kalimat tersebut Sean tidak berani untuk mengatakannya. Sean akan mengungkapkan perasaannya nanti jika waktunya sudah tepat.

"Terus kalau kak Sean benar-benar jatuh hati pada gadis SMA yang nakal itu, menurutmu apa yang akan dilakukan gadis tersebut?" Pancing Sean ingin mengetahui reaksi Sera.

Sera terdiam sebentar melihat wajah Sean dari samping. Sean pun menoleh padanya. Jarak rumah Bara dan Sera ternyata cukup jauh juga. Sebenarnya Sera mengeluhkan jarak rumah mereka yang jauh karena Sera sudah menemukan cowok yang masuk kriterianya. Tapi rumahnya jauh dengannya. Sera bahkan sudah memiliki pikiran bahwa dirinya merasa kasihan pada Bara jika Bara harus menjemput atau mengantarnya pulang jika mereka sudah berpacaran nanti.

PDKT saja belum, sudah memikirkan pacaran.

"Gak bisa jawab?" Tanya Sean

"Itu berarti Kak Sean seleranya aneh. Bisanya-bisanya suka sama Sera. Kayak gak ada cewek lain apa. Temen artis Kak Sean itu cantik-cantik, pinter-pinter, anggun dan berkelas. Malah suka sama Sera yang masih sekolah." Protes Sera dan pura-pura mencari handphone yang sebenarnya sudah ada di dalam tasnya.

Berpura-pura meneliti apa dia tidak lupa membawa handphonenya. Sera melakukan itu karena entah kenapa dia tiba-tiba salah tingkah sendiri dengan pertanyaan Sean. Meskipun itu hanya seandainya saja.

Sean menyentuh tangan Sera pelan. Menghentikan aksi Sera yang sudah diketahui Sean. Menggemgam jemari Sera lembut. Sera tercenung mengamati tangan Sean yang ada di tangannya. Sera tidak melepaskan gemgaman Sean. Sera membiarkannya.

"Jaga diri baik-baik yaa." Ucap Sean dengan melepas gemgamannya dari Sera. Ada sedikit rasa sedih ketika Sean melepaskannya. Untuk pertama kalinya Sean memperlakukannya begitu lembut. Biasanya dia selalu menjahili dirinya. Apa sekarang Sean sedang menjahilinya juga dengan berpura-pura bersikap manis layaknya sepasang kekasih.

"Nah, silakan turun tuan putri. Sudah sampai." Ucap Sean menatap Sera dengan tersenyum.

Sera langsung melihat ke samping ternyata dia memang sudah sampai di depan gerbang rumahnya.

"Oh makasih kak Sean." Ucap Sera kikuk. Sera hendak membuka pintu mobil tapi Sean menghentikannya menarik Sera dalam pelukannya.

Sera terpaku. Meskipun Sean sering menjahilinya tapi Sean belum pernah berperilaku seperti ini. Dan anehnya lagi-lagi Sera membiarkan dirinya dipeluk oleh Sean.

"Kamu gak papa kalau mau pacaran. Tapi carilah cowok yang bisa menjagamu dengan baik. Mengerti?" Ucap Sean yang masih memeluk Sera.

Sean teringat akan ucapan bundanya kalau Sera masih remaja, masih labil. Biarkan Sera menikmati masa mudanya dengan salah satunya berpacaran dengan pria lain. Semakin Sean melarang Sera. Maka Sera akan semakin bertingkah.

Sean yakin suatu saat nanti Sera akan menyukainya. Ini hanya masalah waktu. Tidak apa-apa jika Sera berpacaran dengan pria lain saat ini. Tapi yang paling penting dengan siapa Sera nantinya akan bersanding.

Sean yakin, kalau dirinyalah yang akan bersanding dengan Sera suatu saat nanti.

Menurut Sera perkataan Sean begitu aneh. Beberapa minggu yang lalu dia melarangnya berpacaran tapi sekarang malah membebaskan dia untuk berpacaran.

Sean melepas pelukannya. Sera menatap Sean. Apa dirinya masih terlalu muda untuk memikirkan apa yang di ucapkan Sean padanya. Tapi Sera tidak ambil pusing. Sera kemudian tersenyum bahagia karena Sean mengizinkannya berpacaran.

"Tenang saja kak Sean, Sera ini pinter milih cowok." Ucap Sera bangga.

Sean terkekeh dengan perkataan Sera. Reflek dia mencubit pipi Sera. Entah yang keberapa kalinya hati Sera kembali merasakan percikan yang belum dia rasakan.

Sera tahu itu percikan awal dia akan menyukai seseorang. Apa Sera akan menyukai Sean. Tidak. Yang dia sukai saat ini adalah Bara. Sebenarnya dia menyukai Saga juga. Tapi Sera sadar dirinya hanya di anggap adik oleh Saga dan juga dirinya bukan tipe Saga.

Kali ini Sera benar-benar turun dari mobil Sean. Sean tidak mencegahnya lagi. Sera masih berdiri di depan rumahnya sampai mobil Sean tidak terlihat oleh matanya.

Seanpun tahu kalau Sera masih menatap mobilnya yang berjalan semakin menjauh dari rumahnya.

❤❤❤

Pendek, gak papa yaa?:)

Terima kasih sudah tetep membaca sampai part ini❤

My Popular Idol (TAMAT/LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang