Just Tell Me

72 13 5
                                    

Rumornya Lucas itu kaya luar biasa. Yah, mungkin itu bukan sekedar rumor kalau dilihat dari unit apartemen yang ia tinggali. Rumornya Lucas itu bisa melakukan apapun yang dia mau, dan rumornya itu Lucas adalah anak dari seorang rentenir

Pfftt! Damn! Those rumors...

Aku sedikit terkikik mendengar rumor terakhir, dia memang kaya, tapi masa sih orangtuanya lintah darat? Walaupun aku tidak pernah bertemu dengan orangtuanya ataupun sekedar melihat fotonya, tetapi, rumor-rumor itu terdengar konyol. Apakah hanya ini yang David tunjukkan kepadaku? Tentang orangtua Lucas yang ternyata seorang rentenir? Bah! Tidak penting. Aku tidak peduli orangtuanya lintah darat atau bukan, yang penting Lucas nantinya punya pekerjaan yang halal, bukan hasil dari memeras orang miskin. Kalaupun ia tergoda ingin mengikuti jejak orangtuanya, kupikir aku akan bisa membujuknya nanti. Ah! Sudahlah.

Mata kuliahku hari ini hanya ada dua, jadi pada jam satu siang aku sudah dijemput oleh Lucas menuju apartemennya. Bahan bahan untuk membuat strawberry cheesecake sudah tersedia. Untuk rencana hari ini, aku bahkan sudah menyiapkan obat flu cair yang pastinya memiliki efek samping mengantuk, nantinya kucampurkan dengan krim stroberi. Dasar David sialan, aku jadi panik sendiri. Tadinya aku ingin membeli obat tidur, tetapi kuurungkan niatku ketika teringat banyaknya orang yang mati karena overdosis obat tidur. Aku tidak ingin meracuni kekasihku.

Ia membantuku di dapur, menyiapkan loyang kue dan memotong kertas roti dengan ukuran yang tepat. Sisanya ia duduk di pantry dengan buah stroberi dimulutnya. Separuh bagian kue itu bersih dari obat, separuhnya tidak, dengan hati-hati aku mengingat bagian mana yang kuolesi krim dengan campuran obat flu itu, alhasil aku dengan sengaja membikin penyok pada sisi kanan kue itu

"Lah, ini kenapa penyok?" tanya Lucas seraya terkikik geli

"Aku mau ambil pipping bag di rak atas, raknya terlalu tinggi jadi aku oleng terus nimpa kuenya..." jelasku, ia makin tertawa lebar sedang aku memukul bahunya "Terus! Terus ketawain! Mentang-mentang aku nggak bisa tumbuh tinggi lagi!"

"Abisnya sih, kenapa nggak minta tolong coba?" tanyanya seraya menunduk lalu mengecup pelipisku

"Kamu kan sibuk nyemilin stroberi! Nanti kalau kita jadi nikah, kuingetin buat masang rak yang agak pendekan dikit deh!" ia masih tertawa melihat kueku yang penyok itu

Obat flu itu hampir tidak pernah kuminum kecuali saat aku benar-benar membutuhkan tidur panjang yang lelap atau flu ku sedang parah. Dengan kata lain, obat itu berfungsi seperti obat tidur bagiku. Tetapi efek pada orang lain berbeda beda kan?

Kalau aku hanya butuh sepuluh menit untuk tertidur pulas setelah meminum obat itu, Lucas baru tertidur satu jam lebih kemudian. Sampai kami menonton habis satu episode anime di laptopnya. Ia tertidur dipangkuanku kali ini, setelah memastikan ia benar benar tidur dengan pulas, aku menggantikan pahaku dengan bantal sofa yang ada. Rencanaku harus berjalan dengan cepat mengingat kakinya yang panjang itu bergelantungan pada bahu sofa, sebuah posisi tidur yang sangat tidak nyaman dan kekurangan yang kau akan kau dapatkan jika kau bertubuh sangat tinggi.

Netraku mengingat ingat dimana kunci kamarnya, mendadak frustasi karena tak kunjung kutemukan padahal sudah lima menit berlalu. Di sela sela keputusasaan-ku, otakku mengingat kebiasaannya yang cukup aneh. Ia selalu memegang kunci kamarnya setelah dari kamar mandi. Apakah ada orang yang menyimpan kunci kamarnya di kamar mandi? Selepas mengamati setiap sudut, ternyata kunci hitam itu ada diatas kaca kamar mandi. Kunci itu tidak akan jatuh karena kacanya berhimpitan dengan tembok. Kunci itu ada ditanganku sekarang, aku terpekur dengan kenyataan bahwa Lucas seperti tidak ingin siapapun memasuki kamarnya tanpa ijin. Ya, aku tipe orang yang seperti itu tetapi tidak sampai menyembunyikan kunci kamarku ditempat yang bahkan orang lain tidak akan memperkirakan tempat dimana kunci itu disimpan.

Rumor//Wong Yukhei-Lucas✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang