Strike.

2.7K 147 7
                                    

𝐰𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠 : 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒂𝒊𝒏𝒔 𝒃𝒙𝒃, 𝒗𝒊𝒐𝒍𝒆𝒏𝒄𝒆𝒅, 𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒕𝒆𝒎𝒑𝒕 𝒂𝒕 𝒄𝒐𝒎𝒆𝒅𝒚 ( 𝒊 𝒕𝒓𝒊𝒆𝒅 ) 𝒂𝒏𝒅 𝒂 𝒘𝒉𝒐𝒍𝒆 𝒎𝒆𝒔𝒔𝒚 𝒘𝒓𝒊𝒕𝒊𝒏𝒈. 𝒂𝒏 𝒂𝒈𝒆𝒏𝒕 𝒂𝒖 𝒏𝒐𝒃𝒐𝒅𝒚 𝒂𝒔𝒌 𝒇𝒐𝒓.


Suara klakson yang cukup kencang dan memperingati membuat beberapa pejalan kaki berhenti dan mengernyit. Nyaring dan hampir memekakkan gendang telinga, seorang pria dengan setelan jas mahal yang sangat berantakan mempercepat langkahnya menyebrang sembari mengatupkan tangannya di dada dan membungkuk pada truk besar yang berhenti dengan mendadak, ban menggesek aspal dengan decitan keras, kakinya hampir tersandung kakinya yang lain ketika ia menambah laju kakinya berlari.

Dasi dengan motif garis yang diagonal hingga ujung, berwarna merah, biru muda yang cukup pudar dan kuning sangat kontras dengan setelan biru tuanya menggantung dan miring dengan mengenaskan di lehernya. Rambut yang gelnya hampir kering karena sinar matahari mencuat kesana kemari, teracak kasar oleh angin dan tangan sang pemilik. Map mengkilap berwarna abu abu terapit dalam rangkuman pelukan lengan kanannya. Sepatu fantofel mengkilap yang baru dipoles mengetuk tanah dengan ritme cepat dan buru buru seiring larinya. Sebuah kartu penanda identitas berayun dengan lanyard berwarna merah kotor dan warnanya lumayan pudar di lehernya. 

Melirik jam tangan digital yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang layarnya berkedip entah untuk yang ke berapa kali. Alarm yang sengaja ia nyalakan sebanyak tujuh kali setiap lima menit sekali untuk pengingat meeting hari ini yang sialnya ia sangat terlambat. Mengumpat di bawah nafasnya, kakinya sedikit tergelincir begitu ia berbelok dengan tergesa, masuk ke dalam pintu geser otomatis di gedung federal. Ia berhenti tepat di samping meja resepsionis. Mengatur nafas dan detak jantungnya yang berpacu layaknya menunggagi kuda akibat lari maraton yang ia lakukan sejauh 1 kilometer. Merapikan pakaian dan menyisir rambutnya setelah sedikit membasahi tangannya dengan gel kemasan yang selalu ia kantongi. Langkahnya lebih tertata dan mantap, dagu diangkat tinggi dan bahu juga punggung tegap.

"Lee Minhyung, terlambat 20 menit 30 detik."

Begitu kartu identitas di tempelkan di deteksi kehadiran tepat di samping pintu ruang rapat yang dibukakan, sebuah suara ikut menyambung bunyi lonceng penanda masuknya data miliknya menggema di seluruh ruangan yang luasnya hampir dua kali kamar apartemen miliknya.

Minhyung atau yang disebut Mark, agen lapangan distrik Amerika Utara, berasal dari Vancouver, umur dua puluh satu dan sudah mengabdi selama empat tahun. Dua kali misi jangka panjang dan empat kali misi terorisme. Mampu menguasai pertarungan jarak dekat, seorang hacker yang handal juga.

Sayangnya, ia buta soal waktu.

Map yang sampulnya biru tua senada dengan jas dari kebanyakan agen yang sudah duduk di kursi masing masing ditutup. Berkas dengan foto wajah pria muda yang baru datang di taruh kembali di meja. Iris madunya memperhatikan bagaimana Mark meletakkan map yang cukup penuh isinya diletakkan di depan seorang pria dengan rambut hitam kebiruan yang duduk di tengah tengah atas meja berbentuk lonjong yang mereka gunakan.

"Maafkan atas keterlambatanku, Sir." Suaranya terbata dan tersendat, aksen Kanada kental seperti sirup mapel dari caranya berbicara dan memasang wajah gugup. Tangannya membuka map dan mengeluarkan beberapa barang dari sana. Laptop yang dilabeli dan di selotip di setiap sisinya. Sebuah harddisk portabel yang diberikan tanda silang besar dengan spidol berwarna merah hingga setumpuk map kertas berwarna hijau yang isinya kertas dan beberapa lembaran dengan stempel pemerintahan disebar di meja. "Aku baru saja landing…." Menggaruk rambutnya, Mark mengernyit dengan pandangan tidak fokus. Jet lag, hebat juga anak ini masih dapat berfungsi dengan normal dan bahkan tiba hanya dengan berlari.

headshot.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang