Hit.

877 110 7
                                    


𝐰𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠 : 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒂𝒊𝒏𝒔 𝒃𝒙𝒃, 𝒗𝒊𝒐𝒍𝒆𝒏𝒄𝒆𝒅, 𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒕𝒆𝒎𝒑𝒕 𝒂𝒕 𝒄𝒐𝒎𝒆𝒅𝒚 ( 𝒊 𝒕𝒓𝒊𝒆𝒅 ) 𝒂𝒏𝒅 𝒂 𝒘𝒉𝒐𝒍𝒆 𝒎𝒆𝒔𝒔𝒚 𝒘𝒓𝒊𝒕𝒊𝒏𝒈. 𝒂𝒏 𝒂𝒈𝒆𝒏𝒕 𝒂𝒖 𝒏𝒐𝒃𝒐𝒅𝒚 𝒂𝒔𝒌 𝒇𝒐𝒓.

Sudah hampir tujuh tahun dia menjadi agen pemerintahan, hampir ratusan kali juga ia bertemu dan bertatap muka langsung dengan banyak pelaku kriminal dari terorisme, pengedar narkoba, anggota kartel dan pembunuh bayaran. Yakuza yang paling mengerikan, karena selain dia sama sekali tidak memahami apa yang dilontarkan pria dengan tattoo memenuhi seluruh tubuhnya dengan samurai terhunus ke arahnya. Chittapon atau Ten, sang multilingual yang menjadi penerjemah ketika mereka sedang berduel bahkan tidak membantu karena rekan dan juga sahabatnya sejak tahun pertama berlatih di gedung besar yang hampir memiliki sepuluh lantai dan berdiri menjulang di tengah tengah kota metropolis. 

Pertarungan jarak dekat memang keahliannya, ilmu muay thai berguna untuk menendang tinggi pada kepala bandit dan preman bayaran yang melawan meskipun mereka menyatakan gencatan senjata. Kakinya panjang, terimakasih pada gen terbaik yang diturunkan oleh orang tuanya, sehingga musuh belum sempat menolak saat sepatu yang baru dipoles dan mengkilap menghantam sisi kepalanya. Ia juga mantan atlit voli di sekolah menengah, tangannya kuat dan keras, menghamtam dengan telak. Ia juga orang yang tak memandang dengan siapapun lawannya, dijuluki 'Tiada belas kasih' oleh komandan tinggi. 

Tapi, dia belum pernah bertemu dengan pembunuh bayaran yang wajahnya seperti anak kecil yang tidak mengotori tangannya dengan darah dan uang bayaran dari menghilangan nyawa seseorang. Ya meskipun memang kebanyakan yang mereka targetkan adalah suruhan dari para anggota 'bawah tanah' yang juga kebanyakan dari kalangan pejabat dan pengusaha yang hanya ingin menyingkirkan lawan dan korup meresahkan yang masih menjadi benalu bagi keuangan negara. Menjadi robinhood milenial dengan menyewa pembunuh bayaran, menginginkan tangan mereka bersih.

"Kenapa malah diam saja? Kau disini untuk menangkapku kan, Agent Suh?"

Sebuah suara yang berasal dari bawah dengan meledek membuatnya tersentak dari lamunan. Damn, bisa bisanya ia melamun, efek kopi yang ia minum hampir lima gelas hari ini benar benar tidak membantu menajamkan fokusnya. Sang buronan masih bersimpuh di tanah, tidak ada pergerakan untuk pergi ataupun melawan. Bahkan kepalanya miring, bersandar pada pistol yang masih menempel pada pelipisnya. Senyuman malas terulas di wajahnya, menantang pria berjas rapi itu untuk melakukan sesuatu.

"Baik, diam di tempat dan aku akan-

Terjadi sangat cepat. Bahkan ia belum sempat menyelesaikan kalimatnya dan mengedip ketika pergelangan tangannya yang menggenggam pistol di genggam erat. Pria yang bersimpuh itu bangkit dengan kecepatan yang tidak diduga, mengangkat tubuh Johnny yang pastinya lebih berat darinya karena perbandingan masa tubuh mereka yang terlihat jelas dari pinggang ramping yang tercetak jelas dari kaus hitam yang melekat erat membentuk lekuk tubuh. Tangan ditarik dan tubuh melayang, Johnny mengerang begitu tubuhnya terpelanting dan menghantam tanah dengan kencang. Dada berdebam dan batuk karena tekanan pada rusuk serta paru parunya meluncur dari sepasang bibir yang merintih. Berguling di rerumputan, Johnny memegangi tangannya yang ngilu karena tertimpa tubuhnya, pistol terlempar jauh masuk ke dalam semak semak.

Sial. Pria ini benar benar seperti seekor leopard. Licik, lincah dan cepat.

Iris madunya memincing marah pada Jaehyun yang berdiri tegap, bersedekap dada dengan senyuman geli terkulum pada sudut bibirnya. Kulit pucatnya sangat kontras dengan pakaian serba hitam miliknya, bersinar di bawah sinar rembulan yang tinggi dan bulat sempurna di langit malam yang bersih tanpa bintang. Derik serangga mengisi keheningan di antara mereka, gesekkan rumput dan juga setelan Johnny yang kusut dan kotor ikut bergabung dalam orkestra malam.

headshot.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang