ALDEN-03

10 3 0
                                    


Aileen berjalan menuruni anak tangga. Sambil menenteng paper bag yang ia bawa khusus untuk snack Snack miliknya. Bahkan teman sekelasnya pun sudah tak heran lagi jika Aileen membawa tas besar hanya untuk mengangkut snack yang berdominan keripik kentang atau Snack rasa coklat kesukaan nya.

"Pagi pak reza." Sapa Aileen pada guru olahraga yang baru saja keluar dari dalam kantor guru. Reza yang mendapat sapaan dari murid nya menyerengit dan memandangi tubuh berisi Aileen dari atas kepala hingga ujung kaki. "Kenapa pak, saya cantik ya sampai sampai bapak terpesona begitu liat saya."

"Saya tau kok pak gak usah diliatin gitu dong saya kan emang udah cantik dari lahir jadi bapak gak usah heran." Lanjut Aileen sambil memutar tubuhnya layak seorang putri yang tengah menunjukan gaun indah pada sang pangeran. "Kamu mau karya wisata?." Celetuk Reza yang menghentikan aktivitas memutar Aileen.

"Maksud bapak?." Tanya Aileen yang masih belum paham apa yang di maksud guru tampan yang ada dihadapannya ini. "Ya kamu bawa segitu banyaknya makanan buat karya wisata kan? Setahu saya tahun ini kita melaksanakan kegiatan diluar sekolah pada akhir tahun, atau saya yang ketinggalan berita tentang pemajuan jadwal tahun ini."

"Ohhh itu, saya gak mau karya wisata kok pak saya cuma mau debus dikelas bapak mau ikut?." Tawar Aileen yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Reza."maaf Aileen sebelumnya tapi saya harus mengambil nilai praktek kelas 12 IPA 2 mengingat beberapa bulan lagi akan ada ujian".

Aileen yang memahami mengangguk dengan seutas senyum dibibir nya. "Yaudah deh berhubungan pak Reza gak mau ikut saya duluan aja ya pak nanti limbatnya keburu pulang bisa rugi saya." Detik berikutnya Aileen berpamitan dengan mencium punggung tangan guru nya itu. Lalu menggunakan jurus kaki seribu.

Lumayan latihan jadi istri yang baik cium tangan suami- batin Aileen.

***

Kaki Aileen terhenti melihat pria paruh baya yang berada didalam kelas nya sambil membawa sebilah rotan yang ia genggam dengan tangan kanan sambil mengetuk-ngetukan ke tangan satunya. " Kenapa cepet Banget sih datengnya." Gumam Aileen.

Aileen menatap smartwatch dipergelangan tangan nya menunjukkan angka 08:30 pantas saja pak oding sudah masuk ke dalam kelas. "Bolos sekali gapapa kali ya." Tanya Aileen pada dirinya sendiri.

Aileen menarik nafasnya panjang "Oke sekali aja ya Aileen." Aileen berjalan mundur lalu mulai berganti arah jalannya dengan ke arah lapangan belakang. Aileen tidak memilih rooftop karena jika kesana harus melewati ruang guru bisa habis dia. Istilah nya keluar kandang singa masuk kandang gorila dan kebetulan jalan ke arah sana cctv sedang rusak keberuntungan yang besar bagi Aileen hari ini.

Aileen berjalan mengendap-endap melihat ke kanan dan ke kiri jika melewati tikungan antar kelas. Sebenarnya jika tidak seperti ini waktu lima menit saja cukup untuk ke sana karena ini misi penting jadi harus hati-hati dan waspada takut ada mata mata dari lawan. "Loh Aileen kamu ngapain disini?."

Deg

Aileen memutar badannya yang sedikit gemetar secara perlahan. Mendapati mang Soleh yang berdiri di sana membuat aillen bernafas lega. "Aduh mang Soleh ngagetin aja untung ginjal Aileen ada banyak."ujar nya.

"Eh eh?." Mang Soleh menggaruk kepalanya yang tak ada rasa gatal "atuh punten neng kalo mang Soleh ngagetin, lagian neng ai teh aneh pisan kayak maling aja mendep mendep kitu jalannya."sahut mang soleh dengan logat sunda nya.

"Aileen lagi menjalankan misi penting mang." Bisik Aileen.

"Misi penting apa neng?." Tanya mang soleh berbisik seperti Aileen. Jika Aileen memberi tahu mang soleh bisa gagal urusan bolos membolos nya. "Ada deh mang nanti kalo berhasil ai kasih tau mang Soleh, tapi mang kalo ada yang nanyain ai bilang aja gak tau ya mang, oke?." Seperti kebetulan Aileen mendapat persetujuan tanpa mang Soleh tahu kalau ini adalah kesepakatan yang Aileen buat. "Yaudah mang ai mau menjalankan tugas negara, inget ya mang jangan sampai ada yang tahu."

"Siap neng ai, semangat ya neng menjalankan misi nya semoga berhasil."

Aileen mengganguk kan kepalanya lalu hormat seperti prajurit. "Siap 86." Sahut Aileen sambil terkekeh meninggalkan mang Soleh disana.

Mang Soleh menatap kepergian Aileen dari sini. "Kira kira neng ai teh mau apa ya." Gumam nya. "Ah sudah lah urusan anak muda saya kan juga pernah muda." Mang Soleh terkekeh mengingat kejadian waktu dia muda bersama istrinya dulu mengingat nakalnya mereka.

Jadi pengen buru buru pulang kalau seperti ini- batin mang soleh. Lalu segera melanjutkan aktivitas menyapunya yang tadi sempat tertunda.


Alden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang