Part 4

4 0 0
                                    

Hujan sudah reda. Tapi genangan air masih ada di mana-mana. Meskipun begitu, pemandangan di sore ini tetap menambah keindahan yang hakiki bagi penikmat senja.

Seperti hari-hari sebelumnya, sudah kebiasaan aku dan Dinda menghabiskan sore dengan berjalan-jalan menikmati senja. Entah itu keliling kompleks. Entah sekedar ke minimarket lihat senja di jalan raya lalu kami kembali pulang. Sering juga kami menghabiskan waktu di kamarku, karena kamarku memiliki jendela di bagian barat dan timur. jadi ketika sore hari maupun pagi hari matahari selalu terlihat dari kamarku ini. Karena itu pula aku sangat sering melihat senja bersama Dinda. Entah dimana pun yang penting kami bisa saling bercerita tentang apa saja yang membuat kami tertawa dan menangis bersama.

Sudah banyak cerita suka duka yang telah aku dan Dinda lewati sejak kelas SD sampai sekarang. kami pernah bertengkar tapi entah kenapa tidak lama kemudian kami pasti baikan lagi. Kami sudah saling memahami karakter satu sama lain. Jadi tidak ada rahasia juga di antara kami.

"Aku sangat bersyukur Tuhan telah mengirimkan sahabat yang baik kepadaku. Meski kadang Dinda itu orangnya konyal, geje (gak jelas), nggak bisa ditebak dan ngeselin banget. Tapi anaknya Aku sangat sayang sama sahabatku ini" ungkap Zaskia dalam hatinya.

Di tengah suasana menikmati senja dan menunggu rintik hujan yang semakin hampir tidak ada lagi. Zaskia dan Dinda memutuskan untuk melakukan jalan-jalan sore di area komplek rumah. Zaskia dan Dinda sedang memperbincangkan masalah hubungan Mas Joko dengan Lia. mereka berdua saling berdebat mempertahankan pendapatnya masing-masing.

Zaskia ngotot Kalau Mas Joko itu punya perasaan dan mungkin bisa jadi sudah menjadi pacarnya Lia, hanya saja Mas Joko dan Lia tidak go public gitu aja. Tapi Dinda juga sama ngototnya, cinta dengan tegas membantah semua pendapat dan pemikiran Zaskia terkait Mas Joko dan Lia.

"Kamu kenapa nggak sadar sadar sih, udah aku bilang berkali-kali, Mas Joko itu benar-benar dan memang nggak ada hubungan apa-apa sama Lia. Mereka berdua itu cuman sahabat, ya meskipun sahabat antara laki-laki dan perempuan. aku sangat yakin mereka itu cuma sahabat" Dinda kesel banget lihat aku yang dari tadi bilang kalau Mas Joko adalah pacarnya Lia.

"Dinda kamu juga harus sadar kalau mereka berdua itu sangat mesra" kata Zaskia yang nggak terima.

"Enggak gak mereka cuman sahabat!!" Dinda tetap dengan pendapatnya.

"Mana ada, persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang didalamnya tidak ada rasa cinta? Entah itu keduanya saling mencintai cuman salah satunya aja yang cinta" Zaskia masih tidak mau mengalah.

"Mereka itu nggak mesra, kamunya aja yang cemburu melihat mereka berdua, aku lihatnya loh biasa aja" Dinda semakin mengompori Zaskia.

"Idih siapa juga yang cemburu?" Tanya Zaskia pada Dinda tapi Zaskia juga tidak bisa menyembunyikan pipiku yang merah.

"Tuh kan pipi kamu merah, halah Zaskia sama aku kok pakai bohong segala. Tanpa kamu ngomong pun cuma dengan ekspresi wajah, aku udah hafal dan aku udah bisa nebak apa jawabannya" Dinda mengeluarkan amunisinya.

"Halah, sok tahu" aku masih tidak bisa menerima perkataan Dinda kalau aku ini cemburu.

"Udah udah ayo jalan-jalan sore keliling kompleks"

Zaskia memulai berjalan keluar ke rumah untuk melakukan jalan-jalan sore bersama Dinda.

"Tapi aku rasa kalau jalan-jalan aja nggak bakal berkeringat deh" Zaskia mengucapkan itu sambil berlari.

"Eh kamu kok malah lari ninggalin aku sih, tungguin!!!" Cinta tidak terima Zaskia meninggalkan dirinya berlari begitu saja.

Zaskia berlari cepat seperti mengejar angin, meski sebenarnya dia tidak akan bisa mengejar angin sekalipun. Mustahil banget.

Ketika Zazkiya Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang