19# Pesta ulang tahun kematian sir nick

1.1K 164 16
                                    


"Bagaimana kabarmu Cassie?" tanya Dumbledore mengalihkan tatapannya dari buku untuk melihat cucunya itu. "Bagus atau baik?"

"atau." 

"Oh ayolah hahaha,"

"Pertanyaanmu kadang tidak masuk akal kek, aku khawatir kenapa kau jadi kepala sekolah hogwarts," sambung Cassandra, dia berjalan mengelilingi ruangan. Merasakan dinginnya ruangan kakeknya tersebut.

"Pernahkah kau berpikir semua itu ada hubungan sebab-akibatnya, kan?"

"Iya, sebab dan akibat. Itu sebuah petunjuk atau apa?"

"Kau akan menemukannya kemudian hari."

---

Sabtu sore berlalu dengan cepat, dan tiba-tiba saja sudah pukul delapan kurang lima menit. Harry me-nyeret kakinya sepanjang koridor lantai dua menuju kantor Lockhart. Dia mengertakkan gigi dan mengetuk.

Pintu langsung terbuka. Lockhart tersenyum kepada-nya.

"Ah, ini dia...!" katanya. "Masuk, Harry masuk."

Berkilauan di dinding disinari cahaya banyak lilin, berderet tak terhitung foto Lockhart.
Beberapa di antaranya bahkan ditandatanganinya. Setumpuk tinggi lainnya ada di mejanya.

"Kau boleh menulis alamat di amplopnya!" kata Lockhart kepada Harry, seakan ini sesuatu yang sangat menyenangkan. "Yang pertama ini untuk Gladys Gudgeon-penggema beratku."

Waktu berlalu amat lambat. Harry membiarkan saja Lockhart ngoceh sendiri, kadang-kadang saja dia me-nimpali dengan, "Mmm," dan "Baik," dan "Yeah." Sekali-sekali dia mendengar ungkapan seperti, "Ke-tenaran itu seperti teman yang berubah-ubah, Harry," atau "Selebriti jadi selebriti kalau bersikap seperti se-lebriti, ingat itu."

Jika disuruh memilih mendengar ocehan Cassandra atau ocehan Lockhart pasti Harry akan memilih ocehan Cassandra

Lilin-lilin terbakar makin lama makin pendek, mem-buat cahayanya menari-nari di atas banyak wajah Lockhart yang memandangnya. Harry menggerakkan tangannya yang pegal di atas amplop yang rasanya sudah keseribu, menulis alamat Veronica Smethley. Pasti sudah hampir tiba waktunya pulang, pikir Harry merana, mudah-mudahan segera tiba waktu pulang.... Dan kemudian dia mendengar sesuatu-sesuatu yang lain daripada desis lilin-lilin yang hampir padam dan ocehan Lockhart tentang penggemarnya.

Ada suara, suara yang bisa membekukan tulang sumsum, suara penuh kebencian, sedingin es.

"Sini... datanglah padaku... biar kurobek kau... biar kubunuh kau..."

Harry tersentak kaget dan setetes besar tinta ungu muncul di alamat Veronica Smethley.

"Apa?" katanya keras-keras.

"Aku tahu!" kata Lockhart. 

"Enam bulan penuh di puncak tangga bestseller! Memecahkan semua rekor!" 

"Bukan," kata Harry kalut. 

"Suara tadi!"

"Maaf?" kata Lockhart, kelihatan bingung. "Suara apa?

"Su-suara yang mengatakan-apakah Anda tidak mendengarnya?" Lockhart memandang Harry dengan amat heran.

"Apa yang kaubicarakan, Harry? Mungkin kau sudah mengantuk? Astaga-nyaris tengah malam! "Kita sudah di sini hampir empat jam! Aku tak percaya- waktu berlalu bagai terbang, ya?"

Harry tidak menjawab. Dia menajamkan telinga untuk mendengar suara itu lagi, tapi sekarang yang terdengar hanyalah suara Lockhart memberitahunya bahwa dia tak boleh mengharapkan hadiah me-nyenangkan seperti ini setiap kali dia mendapat detensi. Harry pulang dengan linglung

EXPECTO PATRONUM | HARRY POTTER X OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang