prolog

2.6K 279 7
                                    

baby, I'm afraid to fall in love, what if it's not reciprocated?

Mencintai Arjuna Hartoeno itu mudah, according to Karina Arunindia yang udah kenal cowo ini selama empat tahun terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mencintai Arjuna Hartoeno itu mudah, according to Karina Arunindia yang udah kenal cowo ini selama empat tahun terakhir. Nggak, Karina nggak jatuh cinta pada pandangan pertama kaya dinovel atau komik bacaannya saat SD dulu. Karina jatuh cinta karena terbiasa dengan kehadiran Juna dihidupnya, disetiap harinya dan tiap bubur ayam Jakarta di perempatan sebelum kampus yang menjadi langganan mereka. It's just so easy to love him, Arjuna yang selalu bikin Karina ketawa setiap hari, Arjuna dengan segala rekomendasi lagu barunya, dan Arjuna yang mau menjadi partner nonton film Karina walaupun sebenarnya Juna lebih suka membaca buku dan nonton anime dibanding menonton film netflix rekomendasi Karina. Arjuna, Arjuna yang merupakan everyone's favorite.

Karina menikmati semuanya tanpa berdoa sekalipun untuk berharap bisa memiliki Juna, baginya kehadiran Juna sebagai teman sudah cukup. Beruntung, Arjuna yang termasuk pintar dalam berorganisasi dan kuliah ini cukup bodoh tentang asmara, cukup bodoh untuk tidak menyadari perasaan Karina yang sudah lama terpendam. Dan juga, Arjuna tidak pernah menganggapnya lebih dari kawan. Klasik ya? Pun klise untuk kisah cinta anak muda. Tapi Karina menikmati semua ini, menikmati masa kuliahnya untuk mencintai Arjuna dalam diam. Menghabiskan tenaganya untuk memilih tetap berdiri di garis pertemanan dan melihat Arjuna datang dan pergi bersama gadis lain.

――――――――――――――――――――――――


"Junaaaa"

Yang namanya disebut nengok ke arah sahabat yang berlari keluar dari lobby perpus pusat, menghampiri Juna yang lagi duduk di teras perpus buat cari wifi.

"Jadwal bimbingan lo sekarang?"

Tanpa disuruh, tangan kiri Juna terbuka untuk memberi ruang bagi Karina duduk di sebelahnya. Si cantik duduk di sana lalu membiarkan telapak tangan Juna elus puncak kepalanya sebelum jatuh balik ke sisi badan Juna.

"Gue udah kelar," tumpukan kertas dipangkuan Karina terangkat, "nungguin Riri katanya sama temen lo, Lucas?"

Alis Juna berkerut, "Riri ini yang mana?"

"Yang setiap hari sama gue, Juna."

Telunjuk Juna mengarah ke diri sendiri, "Gue dong?"

Karina memutar bola matanya malas, "selain lo, temen gue anak arsi."

"Nggak suka ah gue kalo ada yang tiap hari sama lo selain gue" Juna mencebik sambil melipat kedua tangan di dada, pura-pura ngambek ceritanya.

Sebuah pukulan mendarat pelan di bahu Juna, "Jangan ngawur, lo bimbingan jam berapa?"

Tangan Juna terangkat buat ngintip jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kiri, "lima menit lagi, mau ngapain sama si Riri?"

"Makan, ada nasi bebek di deket kosan dia yang enaaaaak banget katanya."

Alis Juna kembari berkerut tanda tak suka, "Mulai nggak suka deh gue sama Riri ini, kenapa nggak gue yang diajak?"

"Lo bimbingan, pinter, terakhir gue nungguin sampai sejam ya lo malah ngerokok sama Pak Kevin" giliran Karina yang mencibir, ikut-ikutan melipat tangan di dada lalu melirik Juna kesal. Lawan bicaranya cuman meringis, "kalo kelar cepet gue boleh nyusul?"

Karina sekedar ngangguk, sibuk dengan handphone yang tiba-tiba bunyi kelewat kencang sampai orang-orang yang duduk di teras nengok. Juna makin ketawa denger ringtone Karina, intro lagu kesukaan mereka.

Karina memukul lengan Juna lagi sambil melotot, ngeberesin barang-barangnya yang berceceran dengan satu tangan. Juna bantuin dengan ikut masukin botol minum yang sedaritadi ditenteng Karina. "Lo di mana? gue aja yang ke sana Ri"

"Ditanya juga. Boleh nggak, cantik?"

Karina mengangkat jempolnya, masih berusaha mendengarkan Riri di sebrang telfon.

"Gue lagi sama bayi gede ribut banget," keluh Karina tanpa mandang Juna, "gue ke sana ya bentar gue lari nggak akan lebih dari lima menit."

Telfon ditutup, Karina baru sadar Juna masih ngeliatin dia daritadi. "Udah lima menit deh kayanya, Jun?"

"Jangan lari ya Na, hati-hati."

Karina tertegun sesaat karena senyum dan nada lembut Juna sebelum akhirnya mengangguk, "pinter bayi gedenya Juna."

―――――――――――――――――――――――――――――――――

Meet the pair!

Arjuna Hartoeno, Managemen'17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arjuna Hartoeno, Managemen'17.


Karina Arunindia, Sastra Inggris'17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina Arunindia, Sastra Inggris'17.

honesty;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang