Lose

994 90 6
                                    


Hai ini Mui....

Saat ini yedam sedang ada dikamar, yedam baru saja siap mandi, dan tiba-tiba haruto masuk ke kamar dan memanggil yedam. "Kak, dah bersihan?, makan yuk". Ucap haruto.

"Dia kenapa di sini?" Tanya yedam kepada haruto tidak menggubris ajakan makan haruto.

"Itu... ehm..." haruto bingung mau jawab apa buat jelasin key edam.

"To?" yedam memanggil haruto dengan hembusan nafas yang berat, menandakan yedam ingin segera dijawab.

Haruto masih enggan menjawab yedam, haruto hanya menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Kakak lagi nanya loh" yedam membuka suara dan menatap haruto. Tapi haruto masih saja diam. "Dia kenapa disini?" yedam mengulang pertanyaannya.

"Orang rumah dia lagi pergi dan lupa ninggalin kunci, dan dia sendirian kak" haruto akhirnya menjawab pertanyaan yedam.

"Terus kenapa harus dibawa kesini" Tanya yedam.

"Dia tadi nelpon, dan bilang gak tau mau kemana, jadi aku bawa kesini kak, gak tega kak" jawab haruto.

"Dia kan bisa tinggal di hotel atau ditempat yang lain, kan dia punya banyak teman kan, kenapa harus disini?" Tanya yedam dengan suara yang agak besar.

"Kakak gak suka dia tinggal disini ya" Haruto balik nanya ke yedam dengan nada kesal.

"Kamu masih nanya? Ya jelas gak lah, dari awal kakak udah bilangkan kalau kakak gak suka sama dia," yedam semakin meninggikan suaranya.

"Gak usah keras-keras kak, nanti dia dengar" ucap haruto karena suara yedam yang semakin besar.

"Terus kakak harus perduli gitu?" yedam semakin menaikkan suaranya. "Kamu sebenarnya anggap kakak ini apa sih to? Kakak capek, tapi kamu malah kayak gini" ucap yedam.

"Aku Cuma mau bantu dia aja kak, bisa gak pelan-pelan ngomongnya, nanti dia bisa dengar kak." Haruto berusaha menenagkan Yedam.

"Gak perduli" yedam semakin kesal dan marah karena haruto malah lebih mementingkan cewe itu dari pada yedam yang sedang marah. "Dia selalu nyari kamu saat dia lagi susah, dan kamu selalu balik lagi buat dia, mau itu hal sepele apa pun kamu tetap balik dan bantu dia, lagi dan lagi. Terus saat kamu udah dibuang dan dilupain sama dia kamu balik lagi kesini, terus aja kayak gitu, kamu pikir kakak gak cape apa?" Kemarahan yedam semakin menjadi. Semua kekesalan yang selama ini dipendamnya diungkapkan sama yedam. Suaranya makin keras, yedam tidak bisa menahan kekesalannya lagi.

Haruto hanya bisa terdiam mendengar ucapan yedam.

Yedam menarik napas untuk meluluhkan amarahnya. "Gini ya, Watanabe Haruto, kamu gak bisa terus sama kakak tapi kamu malah bawa dia kesini. Kalau kamu memang mau balik lagi sama dia tolong lepasin aku,, dan ini juga rumah kakak, jadi kakak gak suka dia ada ada disini".

"Ini udah malem kak, masa iya aku biarin dia keluar malem-malem gini?" Haruto memberi alasan, suaranya dilembutkan karema dia tau yedam sedang marah besar.

Yedam berusaha untuk tetap tenang dan menghilangkan amarahnya. "Oke, sekarang gini aja, kakak yang keluar atau dia yang keluar?" yedam memberikan haruto pilihan.

Yedam tau kalau sekarang ini dia sangat kekanak-kanakan dan egois. Tapi dia capek, baru aja pulang kerja dengan keadaan perut kosong, ngantuk, dan lelah. Satu-atunya hal yang dia pingin adalah pulang kerumah dan ngobrol santai sama haruto, dibuatin teh hangat dan cemilan kalau perlu yedam pingin tidur dipelukan haruto. Tapi apa? Yedam malah melihat cewe itu, orang yang pernah ada dihati Haruto lagi dirumahnya ketawa dan becanda bareng haruto dan ngasih senyum arogan yang ngeselin bagi yedam. Yedam benar-benar gak bisa, dia gak tahan capek banget rasanya.

"Apa sih kak, kok jadi egois gini?" Haruto kesal dengan sikap egois yedam.

"Gue emang egois, baru tau?" Yedam juga semakin kesal dengan tingkah plin-plan haruto.

"Gak bisa gitu dong kak, ini juga rumah aku! Aku juga berhak mau ngajak siapa aja" haruto.

Yedam tersenyum pahit mendengar ucapan haruto. "Iya, ini juga rumah kamu, jadi kamu berhak bawa siapa aja, dan aku gak bisa ngelarang kan" yedam berusaha untuk tenang. "Jadi, aku aja yang keluar" ucap yedam meninggalkan haruto.

"Gak gitu kak," haruto menahan yedam.

"Jadi mau kamu gimana?!!!" yedam tidak bisa menahan emosinya dan semakin membesarkan suaranya.

"Biar aku aja yang pergi"terdengar suara seorang wanita.

"Ini udah malam lo rin, kamu balik ke kamar aja, ini biar aku bicara sama kak yedam" Suara Haruto terdengar sangat lembut, dan itu semakin membuat hati yedam sakit.

"Gak to, kak yedam betul gak seharusnya aku disini, aku bisa nginap dihotel kok" Ucap arin

"Gak usah ini juga udah malem, bakal susah untuk cari kendaraan ke hotel" Haruto mencoba mencegah Arin.

Yedam yang melihat hal tersebut hanya bisa diam dan berusaha menahan tangisnya. Yedam hanya menatap dua insan tersebut dengan tatapan kosongnya.

Arin pergi dari kamar yedam dan mengambil barang-barangmya di kamar tamu, tapi Haruto menyusul dan berusaha untuk menahan Arin. Arin yang sudah siap pergi sempat memberikan senyum sinisnya kepada Yedam, karena Haruto yang masih berusaha membujuknya dan mengabaikan Yedam.

Yedam hanya melihat punggung Haruto yang pergi dan berusaha menahan Arin. Haruto kembali ke kamar dengan tergesa-gesa untuk mengambil jaket dan kunci mobil.

"Haruto" yedam menahan lengan Haruto.

Tapi Haruto menghempas tangan Yedam kasar. "Kakak egois banget kak" itu hal yang terakhir dikatakan Haruto kepada Yedam, Lalu pergi menyusul Arin dan meninggalkan Yedam sendiri.

Yedam hanya bisa melihat kepergian Haruto, yedam sangat ingin mengejar Haruto, tapi kaki yedam melemah dan dia akhirnya jatuh, Yedam menangis, yedam sangat hancur dan sakit, hati  dan dada yedam terasa sangat sesak. Yedam sadar bahwa dia tidak akan pernah bisa menang, ya yedam selalu saja kalah jika sudah menyangkat hal tentang Arin, yedam tidak akan pernah menang. Yedam sangat sadar akan hal itu, tapi tetap saja hatinya terasa sangat sakit.

Hai...hai...

Mui is back...back...back....ye....

Semoga kalian suka....

untuk cerita selanjutnya ditunggu ya.... :)


Makasih buat yang udah mau mampir... Love you

Salam manis Mui :)

yedam ship :)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang