Happy Reading!!
Zain dan Sabit sudah menunggu sekitar 2 jam tetapi hujan tak kunjung berhenti dan hari juga sudah akan gelap, karna jam sudah menunjukan pukul 5 sore.
"Mau sampe kapan disini, hujan kayak gini susah berhentinya" kata Tsabit
Zain juga berpikir jika hujannya tak akan berhenti.
"Lo mau hujan hujanan?" tanya Zain
"Gak ada pilihan lain" kata Tsabit lalu berdiri dan melirik pada Zain yang masih duduk
Zain pun akhirnya mengikuti keinginan Tsabit, ia berdiri dan mereka berjalan keluar.
Ketika Sabit akan berlari, Zain menahannya. Ia membuka jaket kulitnya itu lalu membuat si jaket itu menjadi payung.
"Percuma pake ini juga tetep aja kita bakalan kehujanan nantinya" kata Sabit
"Seenggaknya bisa ngelindungin walaupun cuma sesaat doang" balas Zain lalu mengajak Sabit untuk berlari
Mereka berlari dengan bantuan jaket itu sebagai payung, walaupun jaket itu tak melindungi seluruh badan mereka tetapi setidaknya jaket itu melindungi setengah badan mereka walaupun sesaat.
Mereka berlari dijalanan kecil itu sampai ke jalan raya yang sepi tadi.
"Ke basecamp motor gue ada disana" kata Zain
"Ntar lo ninggalin gue lagi dirumah tua itu" kata Sabit
"Prasangka lo buruk terus tentang gue" balas Zain
"Soalnya mana mungkin lo baik, lo kan jahat terus sama gue" balas Sabit
Zain melirik sekilas dan sedikit menyunggingkan senyumannya, lalu ketika mereka akan sampai disana ada genangan air yang cukup besar dan ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat.
Sabit membelalak karna ia berpikir pasti akan terkena cipratan yang banyak tetapi suatu gerakan mampu membuat dia tak terkena cipratan dari mobil itu. Sabit menatap Zain yang memeluknya untuk melindunginya dari cipratan itu. Bukan hanya tubuh Sabit saja yang dilindungi rambut Sabit juga ditutup oleh jaket tadi.
Sabit sedikit tersentuh dan ia masih menatap Zain yang memejamkan matanya. Lalu Zain membuka matanya, mata mereka saling bertemu dan bertatap.
"Masih mau bilang kalo gue jahat?" tanya Zain yang menyadarkan Sabit
Sabit melepaskan pelukan itu dan mundur yang membuat rambut dan kepalanya kehujanan.
"Yah gue udah cape cape ngebuat lo jangan kehujanan" kata Zain yang melihat Sabit kehujanan dan rambutnya mulai basah.
"Gue merinding kalo lo tiba tiba jadi baik" kata Sabit dibawah derasnya hujan
Zain menghela napas lalu ia berjalan mendekat pada Sabit dan melemparkan jaketnya pada Sabit.
"Pake" kata Zain
"Lo aja yang pake, jaket jaket lo" kata Sabit
"Pake daripada seragam lo jadi transparan" kata Zain dan melirik pada seragam Sabit yang sudah mulai basah
Sabit terkejut dan langsung melihat ke seragamnya lalu menutupnya dengan kedua tangannya.
Zain tersenyum sambil berjalan menuju basecamp nya.
"Tuh kan lo itu emang gak ada baik baik nya, dasarrr mesummm" teriak Sabit yang menyadari seragamnya mulai transparan lalu ia segera memakai jaket Zain.
Zain hanya menertawakan teriakan Sabit, lalu Sabit berlari ke rumah tua itu juga. Sesampainya di rumah tua itu, Zain menaiki motornya dan memakai helm. Sabit juga sampai disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TSABITA (Hiatus)
Teen FictionCerita tentang kehidupan Tsabita dengan keluarganya, sahabatnya, percintaannya dan bahkan musuhnya di masa SMA. Bukan hanya tentang masa masa paling indah di SMA, tetapi konflik persahabatan antara Tsabita, Fai dan Chaya juga ada di lembaran ini. Ba...