part 2

3.9K 573 19
                                    

Tuh kann

Sunoo datang terlalu cepat. Buktinya yg datang di kelasnya baru dia sendiri. Jika tau begini, ia akan tidur lebih lama lagi tadi.

Sunoo berjalan dengan malas ke kursinya di belakang kelas yang terletak tepat di samping jendela. Meletakkan tasnya di samping meja, mendudukkan bokongnya di atas kursi dan melihat keluar jendela lama, dan merenung. "Aku bosan" Sunoo mempoutkan bibirnya.

"Salahmu sendiri datang pagi-pagi begini" sambung sebuah suara di sampingnya.

Sunoo tersentak. Astaga! Siapa itu tadi? Seingat Sunoo hanya dia sendiri yang ada di kelas ini. Dia juga tidak familiar dengan suara itu. Ditambah suara yang ia dengar barusan sangat rendah membuat bulu kuduknya merinding saja. Oh ayolah jangan bercanda..
'jangan-jangan itu...' Sunoo menoleh dengan badan bergetar dan ekspresi wajah yg sangat ketakutan. Keringat dingin mulai mengucur wajah hingga lehernya. Sunoo paling lemah jika harus dihadapkan dengan hal-hal  seperti ini.

"Si-siapa kau??" Tanya Sunoo pada orang asing yg tengah duduk di sampingnya, tengah memakai seragam yg sama. Tampaknya seumuran.

"Oh...

Kau bisa melihatku?" Tanya ora-makhluk itu tanpa ekspresi. Wajahnya ia dekatkan pada Sunoo. Hanya berjarak beberapa centi saja.

"H-hahh?"

"K-kau b-bukan manusia?" Keringat dingin semakin bercucuran banyak. Bahkan kepalan tangan Sunoo sudah basah karena ketakutan. 'Ya Tuhan, apa-apaan ini, apa aku mendadak menjadi seorang indigo?' Sunoo berbalik kembali menghadap ke arah jendela. Berlagak menghiraukan makhluk aneh ini karena ia rasa tak seharusnya ia melihatnya. 'Baru beberapa jam yg lalu aku memimpikan hal yg indah tp sekarang aku harus dihadapkan dengan han-'

"Nishimura Niki. Kelas 3. Murid baru di sini."

'Eh?'

"Jangan mudah dibodohi seperti itu. Masa depanmu tidak akan baik."

Sunoo menoleh cepat. "Kau bukan hantu??" Pria itu memilih melipat tangannya di atas meja dan menidurkan kepalanya. "Jika aku bisa, sudah dari dulu aku ingin menjadi hantu," ucap pria itu sambil memejamkan matanya. "Berarti kau baru saja membodohiku?"

"Sayangnya, iya."

Sunoo terdiam. Apa-apaan anak laki-laki ini? Murid baru tapi sudah berlagak. Jika dia adik kelas mungkin sudah Sunoo pukul belakang kepalanya.
Sunoo kembali menghadap jendela. Sedangkan anak baru itu sudah tidur terlelap di atas meja. Keadaan kelas pun mulai banyak yang berdatangan. Masing-masing mengambil tempat duduk berdampingan dengan teman mereka. Sunoo juga sebenarnya punya teman sebangku. Paling, ia akan datang sebentar lagi.

"Kim Sunoo!!"

"Jungwonie!"

Jungwon berlari ke arah tempat duduk mereka. Berpelukan dengan Sunoo untuk beberapa saat sebelum suara itu menginterupsi lagi.

"Apa ini? Kalian pacaran?"

Anak itu lagi. Sunoo mulai kesal dengannya. "Siapa dia?" Bisik Jungwon. "Wonie, bisakah kau menyuruhnya pindah? Dia murid baru di sini, tapi terus menggangguku," Sunoo membalas bisikan teman sebangkunya itu. Jungwon mengernyit, "Kenapa harus aku? Kenapa tidak ka-"  "Kamu kan atlet taekwondo. Siapa tau dia takut, kan?" Belum selesai Jungwon berbicara, Sunoo sudah memotong pembicaraannya.

"Sudah selesai?"

Mereka berdua menoleh. Anak itu nampak seperti menunggu mereka selesai bercengkrama sambil menumpu dagunya. Sunoo menyikut pinggang Jungwon untuk memberi kode. Jungwon menoleh ke arah sahabatnya itu, sebelum akhirnya memalingkan kepalanya perlahan ke arah anak yang baru ditemuinya beberapa menit yang lalu. Sial, tatapan tajam anak itu bahkan membuat seorang atlet taekwondo sekalipun tak berkutit. "Kurasa aku akan duduk di depanmu saja, Sun," Jungwon berucap sambil tersenyum canggung.
Sunoo cengo. Apa dia tidak salah lihat? Sahabatnya yang seorang atlet taekwondo. Sabuk HITAM. Takut pada  anak aneh di depannya. Terserah. Sunoo tidak peduli lagi. Asalkan Jungwon masih ada di dekatnya. Jadi, jika anak ini berani berbuat aneh-aneh lagi ia akan meminta Jungwonie untuk melayangkan tinju tepat di wajah tampannya itu.

----------

"Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru dari luar negeri. Langsung perkenalkan diri dari tempatmu saja, nak."

Anak itu berdiri. Sunoo tidak peduli. Toh, anak baru itu telah memperkenalkan diri duluan padanya. Paling yang berbeda adalah akan ada yang menyorakinya kali ini karena ketampanannya.

"Aku Nishimura Niki. Panggil saja Niki. Umur 17 tahun, dan tidak ada yang spesial dariku selain aku berasal dari Jepang."

Seperti yang diprediksi, tidak lama setelah perkenalan diri dari anak bernama Niki itu, anak-anak perempuan di kelasnya langsung bertepuk tangan dan menyorakinya.

'Bahkan cara berkenalannya seperti tidak punya nyawa. Kenapa mereka menyambutnya dengan begitu meriah?'

To be continued

taruhan - SUNKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang