Part 10

4K 549 161
                                    

"Jadi, kita bagi tugas, yah. Ada yang cari sumbernya dari buku, ada yang dari hp. Hoon, kamu sama Sunoo cari di buku, yah. Biar aku sama Niki dari hp," ucap Jungwon tersenyum lebar.

"Dih, bilang aja kamu malas bangun," Sunoo merotasikan matanya ke atas. Sedangkan Jungwon hanya mengedikkan bahunya tak peduli dengan nyinyiran sahabatnya. Toh, sahabatnya sudah mengerti dirinya.

Sunoo dan Sunghoon akhirnya bangun dan melangkah menjauh dari meja tersebut. Mereka berdua lalu menghampiri deretan rak buku untuk mencari buku yang bisa mereka pakai. Mata Sunoo mulai menjelajah setiap buku. Ia berharap bisa cepat menemukannya. Karena dia juga malas harus berdiri terus seperti ini.

"Sun, itu kayaknya buku yang di atas bagus."

"Dimana?"

Sunoo mengikuti arah telunjuk Sunghoon. Menyipitkan mata rubahnya untuk memperjelas penglihatan.

"Hm iya tuh, bagus kayaknya. Aku ambil tangga, yah.."

"Gak usah, kelamaan."

"Terus?"

Sunghoon berbalik membelakangi pemuda manis itu. Mengalihkan kedua tangannya ke belakang, "Sini, aku gendong." Sunoo terkejut. Mengerjapkan kedua mata rubah itu beberapa kali,

"Eung, gapapa nih?"

"Iya, gapapa."

"Yaudah deh"

Dengan hati-hati, Sunoo naik ke gendongan Sunghoon. Mengarahkan tangannya ke atas untuk  mengambil buku yang mereka temukan tadi.

Di sisi lain, di meja tempat mereka berkumpul, Jungwon dan Niki sibuk mengotak atik gadget keduanya. Sesekali menghembus napas kasar entah karena tak menemukan apa yang dicari atau karena bosan dengan kegiatan yang mereka lakukan. Jelas, itu Niki.

Matanya menyebar ke setiap sudut ruangan. Hendak beristirahat sejenak dari layar handphonenya.

"What de..."

"Hm? Kenapa Nik??"

"Gak. Gapenting."

Niki lalu kembali mengalihkan wajahnya dari area rak buku yang menjadi fokusnya tadi kembali ke arah layar hp yang mati karena digenggamnya terlalu kuat.

"Won, udah dapat nih bukunya."

Sunghoon dan Sunoo sudah kembali dari area rak buku. Mereka mengambil tempat semula dan langsung saja berkutat dengan buku yang tadi mereka pinjam.

"Sun, kamu duduknya dekat aku aja. Biar kita berdua gampang carinya."

Sunoo hanya mengangguk polos lalu menarik kursi ke samping Sunghoon yang mengajaknya. Jangan tanya keadaan Niki. Dia masa bodoh. Iya, berusaha terlihat masa bodoh lebih tepatnya. Sesekali, mulutnya mengeluarkan geraman rendah yang cukup mengganggu kegiatan bertugas tiga teman sekelompoknya.

"Niki, lukamu masih sakit?" Jungwon bertanya dengan ekspresi penasaran yang tidak bisa ia tahan lagi. Entahlah, ia rasa kondisi Niki tidak cukup normal hari ini. "Kalo masih sakit kamu bisa pulang awal aja," Sambung Jungwon.

Tanpa babibu, Niki berdiri sambil menggendong tasnya dan berlalu keluar dari perpustakaan. Meninggalkan ketiga orang yang cengo di atas kursi masing-masing. Jungwon tau bahwa Niki melakukannya sesuai perkataanya barusan. Tapi ia tidak menyangka anak itu akan berlalu tanpa sepatah katapun. Anak baru itu membuat Jungwon sedikit kesal.

"Sunoo, pacarmu tuh urusin sana. Lagi gak sehat mental dan raga kayaknya."

"Udah ih, biarin aja. Daripada dianya tambah stress karena aku," Sunoo berucap cemberut.

"Loh, kalian berdua pacaran, yah?" raut Sunghoon terlihat kebingungan. Ia baru tau fakta itu. Apa-apaan, mereka berdua sama sekali tidak terlihat seperti sepasang kekasih. Si Niki terlalu cuek dan terlihat acuh. Apa benar mereka saling menyukai?

Sunoo memejamkan matanya sembari menghembus napas kasar lalu ikut pergi berlalu keluar perpustakaan. Tersisa dua orang yang masih terdiam di tempatnya.

"Btw, kamu yakin mereka beneran pacaran?"

"Yakinlah, kan Kak Jay yang ngasih tau."

"Oh.." Sunghoon hanya ber-oh ria sembari kembali menatap ke arah pintu keluar. Matanya menekuk tajam nampak sedang berpikir. Hm, sepertinya permainan kali ini lumayan gampang susah.

----------

"Hahh, bosannya..."

Sunoo membalikkan badannya. Sekedar berguling-guling di atas ranjangnya untuk menghilangkan kejenuhan. Ia tidak punya teman di rumah. Orangtuanya pergi. Jadi, apa yang dia lakukan sekarang. Bermain ke rumah Jungwon? Tapi, tadi dia bilang akan pergi kencan dengan Kak Jay.

"Hahh.."

Lagi-lagi hembusan kasar itu keluar. Pria manis itu jadi kembali mengingat 'kekasih'nya. Apa anak itu marah? Tapi marah karena apa? Tidak mungin kan sakit sampai harus menggeram pergi tanpa pamit begitu?

"Ck, dasar aneh" Sunoo terpaksa bangkit dari ranjang kesayangan dan bersiap diri untuk pergi.

----------

TING TONG
(maafkan author yg gk tau suara bel yg estetik tuh gmn)

TING TONG

TINGG TONGG

"Uhh...berisik" dengan langkah lebar Niki berjalan keluar dari kamar menuju pintu utama. Ekspresi kesalnya terukir jelas. Siapa yang berani mengganggu tidurnya? Mood-nya hari ini menjadi semakin buruk karena  suara bel sialan itu. Tanpa kesabaran, Niki membuka pintu itu dengan kasar. Hendak melancarkan kalimat-kalimat amarah jika saja tidak melihat siapa tamu yang mengunjungi rumahnya.

"Untuk apa kau kemari?"

"Uhh..eum itu... M-mau makan bersama?" Sunoo mengangkat kedua lengannya yang masing-masing terdapat plastik berisi pizza dan cola.

Niki yang melihatnya hanya berdecih dan pergi menjauh dari pintu rumah yang ia biarkan dalam keadaan terbuka lebar. Yah, Sunoo rasa itu menandakan ia boleh masuk.

To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

taruhan - SUNKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang