Publikasi:
(BIJAK DALAM MEMBACA! DALAM PART INI TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN, TIDAK UNTUK DI TIRU! TERIMA KASIH!)
🦴
"Lo langsung balik?" tanya Diva kepada Lou, yang masih sibuk membereskan peralatan dan bukunya untuk dimasukkan kedalam tas.
Lou menoleh, "gue mau keruang OSIS dulu, ketemu sama Emy,"
"Urusan OSIS lagi," Diva membuang nafas kesalnya, "apa gunanya sih jadi OSIS? Cape nya doang! Mendingan lo keluar dari OSIS aja, lo kan udah ngambil PMR! Badan lo butuh istirahat Lou!"
"PMR cuma ekskul, OSIS kan organisasi,"
"Ya kan, lo harus cukup istirahat Lou! OSIS atau PMR kan pulangnya selalu sore atau ga malem,"
Lou memandang mata Diva, "lo khawatir sama gue Div? Uluh-uluhhh temen gue takut ya kalo gue yang cantik ini sakitt," ucap Lou seraya menoel-noel pipi Diva.
"Apasih lo!" ujar Diva dengan salting, "tapi gue serius. Mending lo pilih aja antara OSIS sama PMR,"
Lou terdiam sesaat, bingung! Memang realitanya Lou sangat cape, tubuhnya selalu lemas setiap pulang dari rapat OSIS atau ekskul PMR.
"Nanti gue pikir-pikir lagi. Sayang soalnya kalo gue keluar OSIS, banyak cowo ganteng. Kan bisa cuci mata! Apalagi kak Brama, uhh auranya!"
Diva menoyor kepala Lou pelan, "gausah halu. Kak Brama ga mungkin naksir sama cewe model ke elu!"
Lou meringis pelan, dan memegang dahinya.
"Udahlah, gue duluan ya Div takutnya Emy nungguin gue!" pamit Lou yang sudah memakai tas di punggungnya.
"Eh Lou!" panggil Diva.
Lou menoleh, memperhatikan Diva sebentar lalu bertanya, "apa?"
Diva hanya tersenyum malu-malu, belum berkata apapun.
"Dih najis, senyum-senyum begitu. Kerasukan lo?"
"Salamin gue ke kak Brama dong Lou!
"Dih dih, kak Brama gabakal mau sama lo Div. Sadar diri aja, sadar posisi juga! Bye!" kata-kata Lou memang menyakitkan.
####
Lou berjalan dengan santai, masih banyak orang-orang yang berlaju lalang berjalan keluar gerbang untuk pulang, berjalan santai tanpa mengetahui ternyata tali sepatunya lepas. Dan kaki nya tida sengaja menginjak tali sepatu itu dan Lou kehilangan keseimbangannya. Untungnya seseorang memegangi lengannya, walaupun terbilang sangat kasar saat memegangi tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
Teen FictionDiam adalah hal terbaik, tanpa harus mengeluarkan kata-kata yang akan menyakiti orang lain. Singkat, padat dan tidak jelas tentunya. Yang menggambar cerita di dalamnya! Rank #2 Lou 08/10/21 Rank #7 Rai 09/10/21 Rank #10 Memori 09/10/21 Story by @iyy...