♕Fᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ Sᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ♕
🆆🅰🆁🅽🅸🅽🅶⚠️⚠️
Cerita ini banyak mengandung keuwuan yang berlebihan . Diharapkan pembaca yang jomblo dapat menahan diri ,hati dan jasmani saat melihat adegan yang pastinya membuat jombas anda menjerit-jerit minta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••||
"Hati hati Ra!" tutur Tiara yang sudah dijemput oleh orang tuanya.
Naura mengangguk," iya! Lo juga ya,"
"Siapp! Gue duluan ya dah!" pamit Tiara yang sudah berada dimobil dan melambaikan tangannya lalu yang dibalas oleh cewek itu.
"Kami duluan ya, Naura!" pamit ibu Tiara.
"Ya tante, hati-hati," sahut Naura dengan senyuman dan baru kemudian, mobil itu pergi meninggalkan area sekolahan.
Sekarang Naura sedang berada didepan gerbang menunggu abangnya,tapi apa yang didapat malah Abang laknat itu ada urusan jadi dia tidak bisa jemput dan Naura hanya bisa pasrah untuk mencari halte, untung saja dia dapat menemukan halte yang dekat dengan sekolah.
Segera ia duduk dan senandung mulai terdengar dibibirnya melihat lalu lalang kota Jakarta yang begitu padat,sesekali Naura melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"Izinkan ku lu...,"
Belum sempat ia melanjutkan nyanyiannya,suara klakson motor mengalihkan tatapannya.
Pin! Pin! Pin!
Naura langsung mengalihkan pandangannya dan menatap sebuah motor besar yang sudah berada didepannya,ia berdiri melihat laki laki itu melepaskan helm dan mematikan mesinnya.
"Belum pulang?"tanya Samudra.
"Yuk gue anter pulang," lanjutnya dengan senyum dibibirnya.
Dan dijawab gelengan oleh Naura,bukan tak mau tapi baru seminggu dia mengenal Samudra lagi pula di tidak terlalu akrab dan belum tahu sikapnya benar benar baik atau tidak. Selain itu dia tidak ingin mengambil resiko jika selalu berhadapan dengan dia.
"Enggak makasih,"tolak Naura.
"Nanti kalau diculik gimana? Sekarang banyak lho khasus penculikan, "bujuk cowok itu.
Naura dengan santai membalas,"Udah gede gak mungkin lah diculik,"
"Emang iya? Tapi banyak kok diculik jadiin babu, "sahut Samudra yang masih belum menyerah agar gadis itu mau diantarnya.
