Pertemanan itu layaknya seperti kaca yang terlihat bagus mewah, menjadi incaran dan juga keinginan orang lain untuk dapat memilikinya. Akan tetapi, ketika kaca itu telah hancur, tak lagi bisa memperlihatkan keindahan dari kaca itu sendiri.
-Adayraa
*****
Satu minggu telah terlewati masa MPLS, Zeline merasa lega dan juga senang tidak lagi bertemu dengan dua senior yang jutek, sombong, dan angkuh tersebut. Tapi, tidak memungkiri juga bakalan ketemu lagi meskipun tidak akan sesering masa MPLS.
Bagi Zeline, MPLS kali ini sangat membosankan dan penuh dengan emosi. Tapi, itu tidak berlaku bagi mereka yang menyukai dan sedang tergila-gilanya dengan senior-senior OSIS. MPLS bukanlah akhir dari program awal masuk sekolah bagi murid baru, seperti saat ini, seluruh siswa-siswi di haruskan untuk berkumpul di aula untuk menyaksikan acara Demo Ekstrakulikuler yang di mana acara ini seperti pertunjukan seputar kegiatan Ekstrakulikuler dan untuk menarik siswa baru supaya bergabung di dalamnya.
"Libra, gue gak kuat." Keluh Zeline dengan memegang dadanya, keringat sudah membasahi kening mulusnya.
Libra yang melihat keadaan Zeline semakin panik, dugaannya kini terjadi, "lo kuat buat jalan?" Tak ada jawaban sama sekali dari Zeline.
Napas Zeline yang semakin lama semakin sedikit, keringat yang semakin bercucur deras, Abel yang sedikit tau tentang keadaan Zeline, ia langsung meninggalkan aula dan memanggil petugas PMR untuk membantu keselamatan Zeline. Melihat keadaan Zeline yang semakin parah, Libra hanya bisa menumpahkan kesedihannya sebagai seorang sahabat, begitu juga dengan Abel.
"Bel, gue takut banget sama keadaannya Zeline." Keluh Libra dengan isak tangisnya yang masih kejer.
Keadaan Libra yang terlihat kacau, berhasil menambah rasa khawatirnya Abel, belum lagi Zeline masih pingsan.
"Gue juga takut, Libra. Tapi, kita harus gimana? Gue harap lo tenang, kalua lo gini, yang ada memperkeruh keadaan, susah buat cari jalan keluar." Abel memeluk Libra dan menenangkannya dalam dekapannya.
****
Acara demo Ekstrakulikuler telah usai, semua siswa dan sisi kembali ke kelas masing-masing dan menunggu peresmian Open Recruitment ekstrakulikuler. Zeline merasa sedikit lega ketika mendengar jika acara yang berhasil membuat dirinya seperti Sekarang telah usai. Zeline merasa keadaan dirinya lebih baik dan enakan, ia membujuk dengan sejuta cara supaya ia bisa kembali ke kelas.
"Gue udah baikan, lihat deh gue udah bisa napas bebas." Dengan penuh keyakinan Zeline klaim keadaan dirinya sendiri.
Melihat Zeline yang seperti sekarang, Libra dan juga Abel hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan dari Zeline, untuk melarang pun gak akan bisa, karena benar, yang merasakan keadaan sebenarnya hanyalah Zeline bukan Libra ataupun Abel.
Mereka bertiga berjalan santai melewati koridor yang mulai sepi, dan tak sengaja mereka berpapasan dengan dua seniornya yang menjadi penanggung jawab ketika MPLS. Ini seperti bencana bagi Zeline, tanpa berkata apapun, Zeline mempercepat langkahnya bahkan bisa di bilang ia lari untuk segera sampai di kelasnya. Bahkan, Zeline meninggalkan Libra dan juga Abel.
"Bencana banget ketemu sama mereka berdua." Dengan larinya yang begitu cepat, sampai ia tak sadar bahwa ucapannya barusan telah di dengar oleh Galen dan juga Jivano.
Setelah Zeline berada di ambang pintu kelasnya, betapa kagetnya ia ketika menoleh ke belakang dan mendapati Galen dan juga Jivano, dengan buru-buru Zeline masuk ke dalam kelas, untuk kali ini, Zeline harus berterima kasih kepada Dewi Fortuna karena telah menyelamatkannya dari gangguan dua seniornya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why, Me? [ON GOING]
Teen FictionPertemanan adalah sebuah circle yang selalu kita dapat di manapun kita berpijak. Tapi, percaya atau tidak, akan ada circle di dalam circle. Tapi, tidak ada yang salah dengan sebuah circle, hanya saja kita yang salah dalam masuk sebuah circle toxic...