"Jisoo-ya! Bangun!!! Ini sudah terlambat."
Entah sudah yang ke berapa kalinya Eunsuk bolak-balik ke kamar Jisoo untuk membangunkannya. Namun anak ini masih tidak mau bangun juga.
Karena kesabarannya sudah habis, Eunsuk pun menepuk pipi putrinya agak keras.
"BANGUN!!" Eunsuk berteriak tepat di telinga Jisoo. Membuat gadis yang tengah tertidur pulas itu merasa terusik dan akhirnya mengerjap-ngerjap.
"Kalau tidak mau bangun juga, aku akan menyirammu dengan air dingin."
Eunsuk memaksa Jisoo bangun. Menarik tangan Jisoo hingga anak itu duduk dengan mata yang masih terpejam.
"Eomma...," protes Jisoo yang masih mengantuk.
"Hei, ini sudah siang. Apa kau tidak mau berangkat sekolah?"
Eunsuk menyibak tirai jendela. Membiarkan sinar matahari masuk dan menerpa wajah anak gadisnya. Jisoo pun menyipitkan mata karena silau.
"Jam berapa ini?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Menurutmu jam berapa huh? Lihat." Eunsuk memutar kepala Jisoo agar melihat jam kecil yang berada di nakas.
Seketika Jisoo terbelalak. Rasa kantuknya tiba-tiba hilang saat melihat jarum jam yang menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh menit.
"Oh tidak." Jisoo panik. Ia harus segera bersiap.
"Ahh, kenapa Eomma tidak membangunkanku lebih awal?" rengeknya sambil menggaruk kepala, lalu segera bangkit dari kasur dan berlari menuju kamar mandi.
"Aigoo..., sesange! Aku sudah berusaha membangunkanmu sejak tadi sampai mulutku hampir berbusa." Eunsuk geleng-geleng kepala, mencoba bersabar agar tidak meneriakinya.
Jisoo memakai seragamnya dengan terburu-buru. Dia bahkan tidak sempat bercermin. Tidak ada waktu untuk itu. Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah di SMA Yolsan. Jadi, Jisoo tidak boleh terlambat.
Padahal tadi malam Jisoo sudah mengatur alarmnya. Tapi upayanya sia-sia. Jisoo tetap kesiangan. Alarm sama sekali tidak membantu untuk membuatnya terbangun di pagi hari.
"Eomma, na ganda!" Jisoo berteriak lantang setelah memasang sepatunya dan buru-buru keluar dari rumah. (Ibu, aku pergi)
Eunsuk yang berada di dapur bergegas menghampiri Jisoo dan menyerahkan dosirak yang sudah ia siapkan untuk Jisoo. (Korean lunch box)
"Kau harus makan."
"Eoh." Jisoo memasukkan dosiraknya ke dalam tas, lalu membungkuk dan segera pergi.
"Josimhae!" (Hati-hati)
Jisoo masih sempat menyahut tanpa menoleh ke belakang. Dia berjalan dengan sangat terburu-buru. Lalu di perempatan jalan, Jisoo berlari menuju halte.
Beruntung masih ada bus yang berhenti saat Jisoo sampai di sana. Tapi Jisoo harus rela berdiri berdesakan karena bus sudah penuh.
Waktu terus berjalan. Beberapa kali Jisoo mengecek arlojinya, berharap dia akan sampai tepat waktu di sekolah.
Sampai akhirnya bus tiba di sekolah. Jisoo segera turun dan kembali mengecek arlojinya. Masih 3 menit lagi sebelum bel berbunyi.
"Syukurlah," Jisoo bernapas lega. Ia pun segera memasuki gerbang sekolah.
"Daebak. Sekolah ini benar-benar luas dan besar," gumamnya dengan mata berbinar.
Rasa lelahnya akibat perjalanan kemari seolah sirna saat melihat bangunan SMA Yolsan yang sudah di depan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICEBERG
FanfictionPark Jay, namanya sangat terkenal di SMA Yolsan. Siapa pun pasti tahu dengannya. Lelaki itu dikenal dengan sikap dingin dan cueknya. Bagaikan gunung es yang tak pernah mencair, dan tak ada yang mampu mencairkannya. Tetapi mungkinkah gunung es itu a...